31 Oktober 2020
Penulis —  jefry_1987

Kisah Jefri bersama Ibunya

Kisah Jefri dan Ibunya part 4

Halimaton tertidur di sofa ruang tamu mereka. Mereka tiba di rumah setelah subuh. Setelah mengenakan kain batik tetapi dengan baju blause oranye pucat, Halimaton berbaring di sofa dan akhirnya tertidur karena kelelahan kerana perjalanan yang jauh di dalam bus ekspres kemarin. Jefri sedang berbaring di depan tv.

sambil mata nya mencuri curi pandangan seluruh tubuh ibunya yang sedang tidur. Tubuh ibunya yang bergetar seperti seekor udang membangkitkan ghairah nya kembali kerana punggung ibunya yang bulat di dalam kain batik dan alur buah dada ibu nya yg kelihatan sangan menggoda saat ibu nya memeluk tubuh sambil dikepit kedua tangan ibu nya..

Halimaton bergerak gerak di atas sofa, membuat kan kain batik yang dipakai nya tersingkap sedikit sambil kelihatan paha nya yg mulus. Kemudian Halimaton berpusing membelakangkan Jefri. Blause nya yang terselak sedikit di bahagian punggung menunjukkan pinggang seluar dalam yang berwarna biru muda kelihatan kerana kain batik yang dipakai nya melorot ke bawah.

Jefri memandang seluruh tubuh ibu nya dengan perasaan penuh gairah. Pandangannya tidak lagi di kotak tv. pikirannya kembali teringat kenangan hangat bersama ibu nya di dalam bus ekspres kemarin. Kenikmatan meremas payudara ibunya dan mencium bibir ibunya berulang berkali kali di kepalanya. Batang nya mulai mengeras total.

Dia menurunkan zip seluar jean-nya dan mengocok ngocok batang nya. Halimaton membalikkan tubuhnya ke kotak tv. Matanya tetap tertutup, masih tidur. Gerakan tubuh ibunya membuat Jefri berhenti mengocok batangnya. Dia memperhatikan sejenak untuk memastikan ibunya masih tertidur pulas, setelah yakin bahwa ibunya tidak bangun, Jefri dengan cepat mengocok batang nya lagi.

Aaaahhhhhhh… “.

Teriakan yang agak keras keluar dari mulut Jefri ketika air mani nya terpancut sambil tangannya terus kencang mengoncang batang nya. Sebagian air mani nya terpancut di lantai depan sofa. desahan Jefri membuat Halimaton tersedar, matanya sedikit terbuka dan di dalam kesamaran itu dia sempat melihat Jefri sedang melancap.

Dia melihat Jefri menoleh padanya sambil dia dengan cepat memasukkan batang nya kembali ke dalam jean dan menarik zip nya ke atas. Jefri terlentang sambil bernapas seperti seorang pelari pecut baru menyelesaikan acara maraton. Sekali lagi dia tidak bisa mengawal dirinya dengan ingatan yang penuh gairah dengan ibunya.

“Jam berapa Jef?”

Kata Halimaton, sambil melapang tangannya dan menguap. Payudaranya yang besar menonjol di dalam blause nya. kepalanya di geleng geleng kan, mengurai kan rambutnya di paras bahu.

“jam 10 mak …“.

jawab Jefri ketika mereka menyaksikan jam di rumah mereka.

“mak nak pergi mandi dulu lah”.

Halimaton berpura-pura dia benar-benar baru tidur. Apa yang dia lihat masih bermain-main di kepalanya. Dia melihat Jefri juga berpura-pura sedang menonton tv dengan kepalanya berlapik kan tangan dan kakinya bersilang.

“air apa ini?”

Secara spontan Halimaton bertanya ketika kakinya terpijak setompok air mani Jefri di hadapan sofa nya. Pada saat yang sama akal Halimaton seperti sebuah komputer yang memberikan jawaban bahwa itu adalah air mani Jefri yang menyembur ketika jefri mengocok tadi. Jefri kaku untuk menjawab dan dia baru sedar rupanya beberapa tetesan mani nya telah terpancut di atas lantai di depan sofa.

Di kamar mandi, Halimaton mencalit dengan jari nya kesan air mani yang dipijak nya tadi. Kemudian jari itu di cium. bau yang sedikit tengik kesan air mani Jefri itu mengingat kan semula akan bau sperma suaminya, Azhar, seringkali setelah bersetubuh dengan Azhar, Halimaton akan mencalit jarinya pada kesan air mani Azhar yang keluar dari memeknya dan mencium bau nya sebelum ia membersihkan memek nya di kamar mandi.

Halimaton tersenyum ketika teringat betapa gopoh nya jefri mengocok. Dia adalah seorang wanita dewasa dan memahami bahwa kebiasaan bermasturbasi adalah hal yang normal ketika remaja. cuma Dia tidak menyangka akan dapat melihat jefri mengocok di depan nya. Halimaton mulai menyirami seluruh tubuhnya. Kesegaran muncul kembali di tubuh nya setelah disirami air yang dingin berulang kali.

Kesegaran itu membuatnya teringat kembali sentuhan tangan putranya di payudaranya, ciuman putranya, kenangan saat-saat manis berhubungan intim dengan suaminya ketika dahulu. Dia menggosok selangkangannya dan akhirnya mendesah dengan kuat dan tertahan tahan apabila kenikmatan nya sampai ke puncak. Halimaton bersandar di dinding kamar mandi dengan napas kasar.

Jefri merasa lega karena ibunya tidak perasan terpijak air mani nya. Dia dengan cepat mengelap lantai dengan kertas tisu yang dia ambil dari meja. Kemudian dia ingin pergi ke tandas. Ketika menyeberang di depan kamar ibunya untuk ke kamar mandi dia melihat pintu kamar ibunya sedikit terbuka. Melihat ibunya hanya memakai handuk putih tipis.

Sebuah handuk lagi melilit kepalanya. Dada Jefri berdebar semula. Pikirannya yang sudah di bimbing nafsu setan membuatnya berani untuk mengintip ibunya di celah pintu kamar yang tidak ditutup rapat itu. Lagu ‘pulangkan’ nyanyian misya omar (artis dari malaysia) terdengar pelan dari radio di dalam bilik ibu nya.

Jefri tahu dia tidak seharusnya mengendap ibunya sendiri tetapi dia tak terdaya melawan kehendak gelora jiwanya. Jefri hampir beredar karena dia khawatir ibunya akan tahu apa yang dia lakukan ketika dia tiba-tiba melihat ibunya melonggarkan kan ikatan handuk di tengah payudaranya. Keasyikan yang amat sangat menular di seluruh tubuh Jefri.

Tubuh Jefri tampak menggeletar ketika ibunya membuka handuk dan memperlihatkan tubuhnya yang telanjang di depan cermin. Jefri membesar kan matanya, dia tidak percaya dia sedang menatap tubuh telanjangnya ibu nya. Ibunya masih sangat cantik. berkulit hitam manis, payudara nya sederhana besar dengan puting hitam kecil.

Payudara nya masih rapi walaupun sedikit melayut kenawah. Mata Jefri menjalar ke paha ibunya, bulu hitam tipis melindungi mahkota ibunya. batang Jefri yang keras karena ingin buang air kecil di kamar mandi sekarang mulai kebas di dalam celananya. Ibunya sedang membungkuk untuk mengambil sesuatu dari laci lemari.

Punggungnya melentik ketika dia membungkuk dan kakinya sedikit mengangkang. Jefri membesarkan matanya ketika dia melihat punggung ibunya yang sederhana besar dan dari celah kangkang ibunya dia bisa melihat bibir memek ibu nya yang berkilat lembab. Jefri menelan ludah pahit nya. Dari pergerakan tubuh ibunya, Jefri dapat merasakan ibunya akan berbalik ke arah pintu.

“ohhhhi ibuuuuu…”

bersambung…

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu