2 November 2020
Penulis —  mukatebal

Jamal, kapan kamu insyaf mal

Suatu hari di komplek lingkungan perumahanku ada event memperingati 17an. Acara berlangsung malam hari. Jadi sejak siang hari warga sudah mempersiapkan diri.

Aku bersama warga lain termasuk Pak Joko tetangga sebelah rumah lagi mempersiapkan panggung acara. Dan ibu-ibu yang lain termasuk istriku mempersiapkan makanan yang akan disantap pada acara puncak nanti malam.

Kalo ketemu pak Joko sebenernya aku inget bu Lia. Setelah kejadian itu sebenernya aku agak canggung kalo ketemu pak Joko.

“Bisnis lancar nih dik Jamal?”, tanyanya

“Iya pak lumayan.”, jawabku

“Enak jadi dik Jamal, kerja bisa sambil dari rumah nih”, timpal bapak-bapak yang lain.

Diantara lingkungan komplek memang aku dan keluargaku yang paling muda.

Sial bagiku, biasanya yang paling muda itu sering disuruh-suruh.

“Dik Jamal, saya minta olong dong”, Pak Joko lagi menyela aku yang lagi sibuk kerja.

“ya pak. minta tolong apaan?”

“Minta tolong ambilin es durian yang dibikin ibu di rumah. Dik Jamal aja yang ngambilin. Kan masih muda, kuat buat angkat-angkat. hehehe”, pinta Pak Joko.

Emang bener sih Bu Lia itu spesialis pembuat es durian. Terkenal enak di komplek.

“Ya pak gak papa. Sekarang ta pak?”, timpalku. Aku sih mau mau aja ketemu istrinya yang pernah affair denganku kapanhari. Hehehehe.

Yah walaupun agak terpaksa akupun mengikuti permintaan Pak Joko. Udah kebayang nih aku bakalan berat bawaanku ntr. Es buat orang sekomplek.

Ting… tong… Kupencet bel di rumah Bu Lia.

“Permisi…”, sapaku.

“Siapa yaaa?” terdengar suara Bu Lia dari dalam rumah

“Saya Bu. Jamal. Disuru ambil es durian”, jawabku

“ohh iya dik Jamal, masuk aja. Alaah kayak orang asing aja dik”

Akupun masuk rumahnya. Celingak celinguk mencari keberadaan di Bu Lia. Kalo masuk ke itu rumah aku teringat kejadian enak-enak waktu itu.

“eh dik. Masuk-masuk.” sapa bu Lia yang lagi sibuk buat es Durian.

Aku rada canggung sebenernya kalo ketemu dia. Teringat peristiwa waktu itu.

Kebalikannya, sepertinya dia biasa-biasa saja.

“Sini saya bantuin”, kataku

Akupun berada disampingnya sambil bantuin. Saat itu dia memakai baju terusan warna ungu. Cantik sekali. Wangi semerbak keluar dari rambutnya yang habis dikeringin sepertinya. Gelagatnya abis keramas nih doi.

“Wangi bener bu, abis keramas ya. Wah habis wik wik ya semalem”, godaku

“jangan goda to dik”, jawab bu Lia sambil senyum senyum

“main berapa lama tuh buk?” aku meneruskan lagi godaanku

“hmm.. bapak sudah gak bisa lama dik mainnya. Gak kayak…”, katanya terputus

“gak kayak aku ya bu. hehehehehe”, kuteruskan

plakkk.. aku dipukul manja. Senyum manisnya menggodaku. Apalagi teringat kejadian di ruang tamu waktu itu.

Aku beringsut mendekatinya. Aku ambil posisi di belakangnya dan kupeluk dia.

Hmmm wangi bener deh rambutnya.

“Di Jamal mulai deeeeh. Ntar kejadian lagi kayak waktu itu”, kata Bu Lia

“Gak papa bu. Lagian ibu gak kalah sama yang muda. Masih kenceng”, kucoba merayunya

“Hmmm mulai deh rayuannya”, Jawabnya

Sepertinya dia tidak menolak apa yang aku lakukan. Yaudah aku terusin. Kusibak rambut belakangnya. Dan kuciumi lehernya… cupp.. cuppp…

Tanganku mulai meraba teteknya. Walaupun dari luar baju tapi rasanya kenyal.

Dan kugesek-gesekkan kontolku di bokongnya.

“hmmmmm…”, cuman itu suara yang terdengar dari mulutnya.

Kujilati lehernya. Leher putih mulus itu.

“hmmmm… enak..”, saking enaknya matanya mulai terpejam. Dan bu Lia sudah gak ngurusin es durian yang dia buat.

Tanganku bergerilya terus. Teteknya masih mejadi sasaran empuk kedua tanganku.

“Aku menyukai tubuh indahmu bu Lia”, kuberbisik di telinganya

“hmm… iyah..”, katanya sambil menggigit bibirnya.

Kumulai meremas bokongnya dari luar bajunya. Hmmm… kenyal dan padat sekali bokong ini. Kucoba menyingkap bajunya. Tampak cd berwarna krem berenda. kembali kuremas pantatnya.

“aahhhh…”, desisnya

plaaakkk… kuceples aja bokong…

“awwwwww”

Dia agak menungging dengan menyangga tangganya di meja.

Aku melepas celana dan cd ku sehingga aku setengah bugil. Sedangkan Bu Lia masih berpakaian lengkap.

Tangannya kuarahkan ke kontolku. Dan dia mulai menggosok gosok tangannya di kontolku. Nikmaaat.

Kubuka resleting baju bu Lia yang ada di punggungnya. Dan kubuka baju terusannya. Hingga terpampang dia hanya memakai bh sama cd aja dari belakang. Seksinya wanita setengah baya ini.

Kubuka sekalian kaitan bh nya. Dan aku kembali meremas-remas teteknya. Kupilin-pilin pentilnya yang udah mengeras. Dan satu tanganku lainnya menyelusup ke bagian dibalik cdnya. Kuraba raba jembut lebatnya. Dan kugosok-gosokkan jariku di bibir vaginanya.

“Enak sayaaang”, kupancing dia dengan kata-kata sayang…

“sssshhhhh… hee.. eghhh”, jawabnya dengan wajah menengadah dan mata terpejam

Kujilati leher dan bagian belakang telinganya.

Tak berselang lama memeknya udah lembab dan basah. Tanganku pun basah dibuatnya. Dan jariku kucoba kumasukkan ke mulutnya. Dan dia pun mengemut jariku yang ada lendir kemaluannya. Wah liar juga nih ibu.

“Ahhhh… ahhh… shhhh…”, desisnya

“Kenapa sayaaaaang?”, tanyaku

“ayok masukin sayaaaang”, jawabnya. Dia sekarang sudah memanggilku sayang

Aku menghiraukan permintaanya untuk segera masukin. Aku tetap menggosok gosokkan tanganku di memeknya. Lalu kumasukkan jari tengahku ke memeknya.

“Ahhhh… enaaagg”

Pantatnya bergerak-gerak. Seolah menikmati jariku yang menelusup ke memeknya.

Sampai jariku dapet g-spotnya. kugosok-gosok di bagian itu.

“ahhhhhh… terussss diiiik… terusin sayang”

“cepetinn… ahhhhh.. uuhhh… ahhhhhh”

Kocokanku di memeknya kupercepat… sambil tanganku satunya meremas bokongnya

“ahhhhh… ahhhhh… ahhhhh… nikmaat bangeeet sayaaaangg… ayooo masukin… diik”

“apanya sayang yang dimasukin?”, godaku

“aahhh.. ssssshhh… itunya”, jawabnya

“apanya sayaaang?”, godaku lagi

“kontolmu sayaaaang”, jawabnya dengan kata-kata yang belum pernah aku dengar

Dan tanpa berlama-lama akupun memasukkan kontolku ke lubang kenikmatan itu. jleebbb… posisi kami doggy.

Kugenjot pelan-pelan. kumasukkan separu… terus kumasukkan seluruhnya. terus begitu variasi gerakanku. Hal ini memicu kenikmatan Bu Lia.

“aaaaaaahhh… aaaaaaahh”, dia meracau

“yang daleeeeem diiiik… yang daleeem sayaaaang”

Gerakanku mulai cepat… plek plok.. plokkkkk

Sambil kuremas remas itu bokong. Mantap sekali. Dan kontolku sudah mulai mengkilap karena basah dengan cairan pelumas Bu Lia.

“Enak sekali ini memekmu bu… ”, kataku

“hee’eeeh… ahhhh… ahhhh.. ahhhh”, dia terngah engah

“kontolmu juga enagg dik… kencengin dik… jadikan aku istrimu diii”, bu Lia meracau kembali

“sssshhh… sssssssshh”, Dia seperti orang kepedesan.

“Ayooo dik yang dalem… aku mau keluar. aku mau keluar sayaaaaang”, bu Lia sepertinya mau keluar

“Iyaaah sayaaang kita barengan…”, aku juga berasa mau keluar karena hempitan memeknya dan goyangan pantatnya bikin aku gak kuat kali ini

plokk… plok… plok… aku cepetkan genjotanku. Memeknya mulai meremas, tanda dia orgasme… dan croottt… crooottt. aku juga ejakulasi di dalam memeknya

“aaaaaaahhhh… enak sayaaaang.. pejumu angeeeet… heeeeh heeeeh”, kata bu Lia merasakan keenakan sambil terengah engah.

Kucium bibirnya… “trima kasih ya bu…”

“Iyah diiik. Tuh kan aku harus ganti baju lagi. Peju mu kececeran ke bajuku”, senyumnya manja.

“Duh kenapa aku khilaf lagi ya sama ibu, hehehehe” kataku

“hmm… kalo udah baru bilang khilaf kamu dik.. modusss. heh”, jawabnya

Kami pun tertawa renyah bareng. Mungkin ini yang namanya khilaf yang dirindukan.

Akhirnya Bu Lia siap-siap dan kami kembali ke tempat acara sambil membawa es durian bikinan bu Lia

“Lama banget dik Jamal”, kata Pak Joko menanyaiku di lokasi event 17an.

Kujawab dengn santai supaya dia tak curiga.

“Iya nih pak. Tadi es nya belum jadi. Untung tak bantuin jadi cepet kelar”

Bersambung

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu