2 November 2020
Penulis —  NovelisMesum

I BLAME SATAN FOR MY SINS

Safitri.

Hubunganku dan Safitri berakhir begitu saja, Bude Rodiyah mencium bau mencurigakan, ia memutuskan untuk mengirim Safitri pergi ke pondok, belum puas menjamah tubumu kenapa kau harus pergi?

Yang kami takutkan semuanya terjadi, ini seperti hal yang tak bisa kami percaya, aku dan safitri selalu bermain rapi, tapi kenapa masih ada jejak? Mungkin karena memang insting dan kekuatan batin keluarga kami yang kuat, Eyang juga sudah mengendus kecurigaan saat kami sering bersama-sama.

Safitri mau tak mau dipindahkan ke pondok yang notabe pondokan itu keras dan mengekang, pengasuhnya kebetulan sahabat karib Eyang Pram.

Aku khawatir jiwa Safitri yang bebas tak bisa menerima itu dengan cepat.

“Mas, kalau adek dipaska mondok, mas bawa lari ya” isi BBM dari Safitri.

Antara kacau, lemas semuanya campur aduk, aku tak bisa berbuat apa-apa.

Bila memang harus membawa Safitri kabur, jelas itu mustahil bagiku..

BBM itu hanya ku baca tanpa balasan, aku binggung.

Dua hari setelahnya, Safitri benar-benar pergi, melanjutkan perintah orangtuanya ke pondok.

Sejak saat itu, ia tak pernah memberiku kabar, BBMnya pun tak aktif.

Ini sebagian salahku, tapi apa dayaku?

Bude Rodiyah

Seminggu setelah perginya Safitri ke pondok, Bude Rodiyah mendatangiku secara tiba-tiba bertepatan acara pondok yang diselenggarakan oleh Eyang.

“Ikut bude sekarang!” kata Bude Rodiyah sembari menarik tanganku kasar, wajahnya marah sekali, bahkan kedatangannya tak sadari oleh Uti yang berada didalam kamar.

“Kemana bude?”

“Diem kamu!”

“Mau dibawa kemana bude?”

“Anak kurang ajar! Ikut kamu sekarang!” kata Bude Rodiyah melotot padaku, perasaanku sudah tak enak. Ini pasti lanjutan rentetan pristiwaku dengan Safitri, gadis polos yang pernah kutiduri itu

Ia mendorongku paksa memasuki mobil yang sudah disupiri seorang pria, supir baru Bude yang masih muda.

Dijalan menuju entah kemana, Bude Rodiyah hanya diam, kebanyakan meneteskan air mata yang cepat-cepat ia usap. Aku binggung, apa yang terjadi padanya? Kita mau kemana?

Oh, jalan semakin jelas ketika aku mulai hafal ini jalan kemana, kerumah Bude Rodiyah!

Mampus aku diadili orang ini!

Ia langsung memasukkanku ke ruang tamu, tak ada teh tak ada suguhan apapun, hanya suguhan makian dari awal aku datang.

“Kamu emang iblis! Dajjal gak punya hati kamu!

Aku hanya diam mendengarkan makiannya.

Bude Rodiyah sesengukan menahan ledakan tangisannya yang ia selimurkan menjadi makian yang parah kepadaku.

“Kamu berdosa! Kamu tau apa dosamu?!! Hah?!!!” kata Bude tiba-tiba menjambak rambutku kasar

Bangsat nih MILF! Aku peju-in juga muka sok alim itu!

“Kamu tega meniduri Safitri! Dia cerita semuanya! Bajingan kamu bajingan!” katanya sembari menampar menjambakku, intinya saat itu aku disiksa, jelas wajar aku membela diri, aku mendorong paksa tubuh gemas Bude Rodiyah hingga ia jatuh ke sofa.

Wajahnya makin merah padam, ia mencoba mengambil asbak diatas meja, menghantamkannya ke wajahku, hampir saja!

Supirnya sampai masuk melerai, ia terlihat kewalahan melihat kami seperti ini, aku hanya mendefense! Gobloknya, supirnya malah membuatku tak bisa bergerak, Bude Rodiyah malah leluasa memukulku.

“Cukup Bude!!!!” kataku teriak kencang

Itu membuat Bude Rodiyah, ia seperti tercenggang, lalu ia duduk istigfar

“Mas lepasin! Kamu gak punya hak ikut campur urusan saya sama bude!” kataku kasar, padahal aku tau kalau ia mau meninjuku, niscaya aku pingsan seketika, hahahaha.

Supir beliau ringkuh, ia berjalan pergi.

Bude Rodiyah kembali menangis, ia menundukkan wajahnya, tangis semakin dalam.

“Maafin saya bude, tapi itu bukan sepenuhnya salah saya”

Bude langsung memandangku tajam!

Kaget bangsat!

“Kamu bilang ini bukan sepenuhnya salahmu, hah iya?”

“Safitri juga salah bude! Dia yang maksa-maksa saya, sumawallahi saya gak pernah sebelumnya seperti itu”

“Kamu jangan bawa-bawa Tuhan!”

“Saya berani sumpah, kalau memang cuma saya yang bersalah biar saya yang diazab, habis ini ayo kita sama sama menghadap ke Eyang, bukan salah saya sepenuhnya, saya gak pernah memang sebelumnya, Safitri ngasih saya kode-kode, dia aslinya stress Bude kayak gini, semenjak Pakde gak ada Bude makin keras sama safitri, dia malah terkekang sekarang nyari jalannya sendiri, kalau udah gini sekarang apa semua salah saya sendiri?

Kataku nyerocos, Bude terdiam seribu bahasa, hahaha jujur waktu itu aku ngomong apa yang dipikirin, tanpa direncanakan, cerdas juga amatir sepertiku ini, hahahahaha.

Bude lalu beranjak pergi, membanting pintu kamarnya lalu terdiam

Aku yang tengsin, keluar dari rumah terkutuk itu lalu mencari sang Supir untuk mengantarku pulang.

Dijalan aku hanya diam, supir itu ku ketahui namanya Mas Arman, ia juga tak berbicara sedikitpun, dipertengahan jalan, HP beliau yang ditaruh di dekat seat, diantara dua jok, tiba-tiba menyala tanpa bunyi, notifikasi senyap yang hanya menampilkan isi

Aku setengah kaget, didalam isi BBM yang terlihat sekilas itu, nama MAJIKAN terpampang jelas, isi pesannya kurang lebih.

“Sayang, habis nganterin anak itu cepet pulang, aku stress”

Dia tak mengetahuinya, aku kaget setengah mati!

Yuhuuuuuuuu! Ada kesempatan? Trobos ajalah anying!

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu