2 November 2020
Penulis —  fanfan91

DESAH TERLARANG

Dimalam yang sunyi nan dingin, dan tepatnya sekitar pukul 10 malam, Bagus seorang pemuda tanggung, belakangan ini suka berkumpul sama teman temannya yang urakan, dan tak hanya berkumpul saja, Bagus diajak teman temannya yang urakan itu minum minuman keras, dan dipastikan ulah Bagus serta teman temannya itu mengganggu orang orang disekitarnya tak terkecuali sang pemilik warung, namun tak ada seorang pun yang berani menegur mereka, dikarenakan teman temannya Bagus itu sudah dikenal para warga sebagau pemuda berandalan, jadi wajar tak ada yang berani menegur mereka.

Namun malam ini, malam yang malang bagi Bagus, secara tiba tiba ada beberapa aparat kepolisian menggerebek mereka, alhasil Bagus dan teman temannya pun kaget dan hendak melarikan diri, tapi apesnya mereka pun berhasil ditangkap dan dibawa dikantor polisi.

keesokan harinya.****” Pak, ayo cepat” Ucap wanita yang sudah terlihat seorang ibu ibu dan wanita itu bernama Halimah, dan Halimah ini ibunya Bagus, yang usianya sekitar 37 tahun, punya kulit kuning langsat, hidung bangir, tidak kurus tidak gemuk badannya, dan Halimah ini hanyalah ibu rumah tangga saja. Saat ini Halimah sedang menunggu suaminya yang masih berada didalam kamar, sementara dia sendiri sudah berada diteras rumahnya, dan rencananya ia dan suaminya akan pergi ke kantor polisi untuk melihat anaknya yang sedang ditahan tadi malam.

“Bentar bu’ne” jawab suami Halimah bapaknya Bagus, Harjo namanya, berbadan kekar serta sedikit buncit dibagian perutnya, bertinggi 160 cm meter, lebih tinggi 5 cm dari istrinya itu, serta memiliki warna kulit sedikit hitam, dikarenakan pekerjaannya sebagai petani, dan pak Harjo ini punya sawah cukup luas, dan tergolong kaya dikampungnya tersebut, dan pak Harjo sendiri berumur kira kira 48 tahun.

“Cepat to pakne, keburu siang lo” Ucap bu Halimah lagi, ia sudah tak sabar ingin cepat cepat melihat anak semata wayangnya. dari cerita yang pernah didengarnya, kalo ada seorang ditangkap polisi dalam keadaan mabuk mabukan pasti dalam keadaan babak belur, dan itu membuatnya cemas.

“Ini sudah bu’ne, lagian kenapa itu tole bisa begitu bu, bikin malu saja” Ucap pak Harjo yang sudah berada diteras. Setelah itu pak Harjo pun nangkring diatas sepeda motornya lalu menyalakannya.

“palingan ikut ikutan temannya pakne” Ucap bu Halimah yang sudah duduk dibelakang suaminya. Sebenarnya bu Halimah sudah tau kelakuan anaknya, namun acapkali ia hendak menasehati, tiba tiba anaknya itu ngacir pergi, dan membuatnya bingung dalam menghadapi kelakuan anaknya itu.

“Kenapa ndak dinasehati bu’ne, kalo sudah begini jadi repot to” Kata pak Harjo sambil menarik tuas gas motornya dan perlahan lahan sepeda motornya melaju menuju kekantor polisi.

“pakne… anakmu itu sekarang susah dinasehati, baru sebentar bu’ne ngomong langsung pergi dia, trus piye menasehatinya pakne, lagian pak’ne juga tak pernah to menasehati Bagus” Bantah bu Halimah sedikit kesal sama suaminya itu, seakan akan dirinya sendiri yang salah yang tak bisa mendidik anak semata wayangnya itu.

“mbuh, Pakne juga bingung menghadapi Bagus, lagian pakne jarang dirumah to, jadi tak ada waktu buat kumpul sama Bagus” Ucap pak Harjo beralasan. pak Harjo sebenarnya juga sudah tau kelakuannya anaknya, namun ia enggan kasar ke anaknya itu, takutnya jika dia sampe kasar trus anaknya minggat, mana Bagus anak satu satunya, dan karena itulah membuatnya tak bisa keras ke Bagus.

“Alasan saja pakne itu, bilang saja pakne emoh kasar ke Bagus to, lagian selama ini pakne manjain tuh anak, jadinya ya kayak gini sekarang” Ucap ibu Halimah yang masih terlihat kesal ke suaminya itu.

Pak Harjo tak menjawab ucapan istrinya itu, fokusnya sekarang ia ingin cepat cepat sampai dikantor polisi. Dan akhirnya setelah menempuh 20 menit perjalanan, Pak Harjo serta bu Halimah sudah sampai di kantor polisi. Sesampainya dikantor polisi pak Harjo langsung menemui pak polisi dan meminta pak polisi membebaskan anak semata wayangnya itu.

malam harinya pukul 7 malam.****” Gus.. ibu harap kamu tak mengulanginya lagi ya le, jadi anak yang bener ya le” Ucap bu Halimah yang saat ini tengah berada diruang tv bersama anaknya, sementara suaminya saat ini sudah terlelap dikamar.

“Bagus mau ke alon alon bu” Ucap Bagus tak menghiraukan kata kata dari ibunya itu, lalu Baguspun berdiri hendak beranjak menuju pintu depan, namun belum sempat melangkah tangannya dipegang oleh ibu nya.

“Gus.. kenapa to le, kok keluyuran terus, mbok ya sekali kali dirumah” Ucap bu Halimah yang masih memegang tangan anaknya itu, lalu diperhatikan anaknya itu dengan seksama, dan ia merasa tak percaya kalo anaknya kini sudah besar, sudah dewasa, dan sudah berusia 18 tahun, padahal ia merasa baru sebentar merawat anaknya itu.

“Bosen bu dirumah” Ucap Bagus dan Baguspun mencoba melepas genggaman tangan ibu nya namun genggaman tangan ibunya semakin erat, dan membuatnya tak bisa melepasnya, sebenarnya Bagus mau menghentak tangannya secara kasar biar genggaman erat dari ibunya terlepas, namun tak ia lakukan, takut nanti ibunya kesakitan.

“Dirumah sendiri kok bosen nak” Ucap bu Halimah, lalu bu Halimah ikutan berdiri, dan ia tak menyangka tingginya kalah jauh dibandingkan anaknya itu, dan tak terasa oleh bu Halimah sendiri kalo anak semata wayangnya kini telah tumbuh begitu tinggi, sampai sampai tingginya hanya sebatas pundak anaknya saja.

“dirumah tak ada hiburannya bu, kalo diluar banyak” Ucap Bagus.

“Gus.. ibu mohon jangan keluyuran lagi Gus, ibu tak mau kamu jadi urakan Gus, ibu mohon” Pinta bu Halimah, sebenarnya bu Halimah tau kalo seusia anaknya itu ingin mencari kesenangan, tapi ia tak ingin lagi anak semata wayangnya itu kembali berurusan sama pihak berwajib lagi, sebisa mungkin ia mencoba memberi pengertian ke anaknya itu, meskipun harus memohon ke anaknya sendiri.

“bu.. Bagus bosen dirumah bu, tiap hari liat tv mulu, dah Bagus mau pergi bu, jadi tolong lepas tangan ibu” Ucap Bagus mencoba melepas genggaman tangan ibunya, namun genggaman tangan ibunya makin erat, akhirnya ia pun menyerah tak lagi mencoba melepas dari genggaman ibunya itu.

“Nak, kamu minta apapun ibu bakal kasih asal kamu tak keluyuran lagi, gimana” Bujuk bu Halimah.

“Bener bu, apapun itu bu” Ucap Bagus sambil tersenyum. Sebentar lagi apa yang dia ingini bakal dituruti sama ibunya.

“Iya apapun itu dan ibu bakal kasih, asal jangan keluyuran lagi” Ucap bu Halimah merasa senang saat tau anaknya sudah mau diajak bicara dan tak membantahnya lagi.

“Sudahlah Bu, Bagus pergi saja, lagian Bagus tak yakin ibu bakal ngasih yang Bagus ingini” Ucap Bagus yang merasa tak yakin keinginannya itu bakal dituruti oleh ibunya, apalagi yang diminta olehnya ini sangatlah tabu, pasti ibunya bakal marah kepadanya, dan Bagus tau itu, makanya Bagus bersikeras tetap ingin pergi, tapi ia lakukan hanya kepura puraan saja, dan Bagus ingin tau apa yang akan dijawab sama ibunya itu setelah mendengar apa yang ia katakan itu.

Bagus, seorang pemuda tanggung berusia 18 tahun, baru menamatkan sekolahnya beberapa bulan yang lalu. Inginnya setelah lulus, ia ingin bekerja di kota, mencari pengalaman juga, apalagi setau dia dikota itu enak, tempatnya bagus serta banyak hiburan, beda dikampungnya itu, hiburannya cuma di alon alon saja dan itu pun cukup jauh dari rumahnya, sehingga ia ingin pergi ke kota setelah lulus, namun keinginannya pupus, sebab kedua orang tuanya tak mengijinkannya, sebenarnya ia bisa nekat mau pergi, tapi Bagus pernah mendengar jika ada orang nekat pergi tanpa seijin kedua orang tuanya bakal kena apes, sehingga ia mengurungkan niatnya itu.

Jadi setelah lulus, Bagus selalu dirumah, tidur, lihat tv, tidur lagi, lihat tv lagi, dan lama kelamaan Bagus merasa bosan dan sangat bosan. Lalu Baguspun mulai keluar rumah dan ijinnya kedua orang tuanya biar tak bosan begitu, awal mula ia keluar hanya sebentar sebentar saja, lama kelamaan mulai terbiasa pulang malam dan parahnya Bagus mulai berkumpul sama teman temannya yang Urakan, Alhasil Bagus pun ikut ikutan Urakan, seperti minum minum, godain cewek sekaligus pernah ngewek bersama lonte, Awalnya Bagus tak mau dan tak ingin menyerahkan perjakanya itu ke lonte, tapi selalu saja teman temannya selalu membujuk, dan memberitahu kalo bersetubuh itu nikmat, pada akhirnya Bagus pun terpincut dan mau diajak teman temannya itu, dan saat ini ia telah 6 kali bersetubuh dengan lonte, dari 6 kali itu ia lakukan dengan wanita berbeda dan semuanya masih diusia muda juga, ya sekitar 30 tahun kebawah 25 tahun keatas.

Sebenarnya Bagus ingin sekali bersetubuh sama lonte setengah baya, ya kira kira berumuran sama dengan ibunya itu dan keinginan Bagus itu muncul saat Bagus lihat video porno yang menampilkan adegan seorang pemuda ngentot seorang ibu ibu. namun sampai saat ini keinginan Bagus itu belum terwujud, dikarenakan para lonte lonte yang telah berumur itu tak ada satupun menarik bagi Bagus, Kebanyakan lonte lonte yang berumur itu memiliki perut buncit berlemak dan itu membuat nafsu Bagus lenyap seketika.

Sebenarnya ada satu wanita yang sudah berumur yang mampu membuat nafsu Bagus menyala nyala ketika melihat wanita itu, dan Bagus ingin sekali bisa menyetubuhi wanita itu, namun Bagus tau itu tidak mungkin ia lakukan, karena wanita yang mampu membuat nafsu Bagus meledak ledak yakni ibunya sendiri, Wanita yang telah mengandung dan membesarkannya, jadi tak mungkin membuat Bagus bisa menyetubuhi ibunya sendiri.

Awal mula membuat Bagus terobsesi sama ibunya sendiri, yakni ketika itu 1 bulan yang lalu, Bagus tak sengaja melihat ibunya sedang ganti baju didalam kamar, dan saat itu Bagus sedang mencari ibunya ingin minta uang, dan tiba tiba saja Bagus nyelonong membuka pintu kamar ibunya tanpa ngetuk pintu dulu, pikir Bagus waktu itu ibunya lagi tiduran sehingga ia nyelonong begitu saja, saat Bagus membuka pintu, alhasil Bagus melihat ibunya sedang telanjang namun masih memakai cd serta bh, dan saat itu posisi ibunya berhadap hadapan dengannya, dan jelaslah Bagus bisa melihat tubuh depan ibunya, dan Bagus tak menyangka kalo ibunya itu memiliki payudara besar sesuai seleranya, dan memiliki perut yang langsing berbeda sama kebanyakan ibu ibu tetangga yang seumuran sama ibunya serta lonte lonte yang pernah ia lihat juga, dan yang membuat Bagus semakin terpana sama ibunya yakni, ternyata ibunya memiliki warna kulit yang kuning langsat, sebenarnya Bagus tau kalo kulit ibunya kuning namun ibunya selalu tertutup, ya meski tak pake jilbab, tapi pakean yang dipake ibunya itu hanya menampakan pergelangan tangan serta bagian kaki yang paling bawah saja, ya selama ini ibunya selalu memakai pakean panjang serta rok panjang, dan itupun pakean ibunya selalu longgar tak ada satupun yang ketat, dan dalam pikiran Bagus, ibunya sama kayak ibu ibu yang lain, yang memiliki perut buncit, makanya ia pikir ibunya make pakean longgar itu hanya untuk menutupi perutnya yang buncit eh ternyata dugaannya salah besar.

Dan pada waktu itu walau hanya sesaat namun membuat Bagus secara tiba tiba mempunyai hasrat ke ibunya, ya hasrat ingin menyetubuhi ibunya sendiri, meski ia mencoba menekan perasaannya, namun setiap kali Bagus melihatnya ibunya, setiap kali juga nafsunya langsung muncul seketika, dan semakin lama Bagus bertahan rasa itu semakin kuat menyerangnya, makanya setiap kali ibunya hendak menasehatinya ia selalu ngacir duluan, dan itu yang bisa ia lakukan agar bisa meredam hawa nafsunya yang semakin menggebu gebu ketika berdekatan sama ibunya itu, dan kenapa Bagus memilih ngacir, karena Bagus tak mau ketika ia berlama lama berdekatan bersama sang ibu hawa nafsunya bisa menguasainya, dan ketika Bagus tak kuat menahan bisa bisa ia nekat lalu memperkosa ibunya, dan itulah membuat Bagus ketakutan jika berlama lama bersama sama ibunya.

Bagi Bagus ibunya itu adalah wanita yang sangat ia hormati, tak mungkin ia bisa hidup tanpa adanya ibunya itu, apalagi ibunya itu berbeda sama ibu ibu yang lain, yang suka ngerumpi dan ngomongin kejelekan orang lain, Bagus sangat tau tentang ibunya itu, ibu yang pendiam dan juga penyabar, tak pernah sekalipun ia mendengar ibunya jelek jelekin orang lain, makanya menbuat Bagus segan dan hormat ke ibunya, meski segan dan hormat tapi tak mampu membuat Bagus bisa melenyapkan birahinya terhadap ibunya yang ia segani itu, malahan keinginan untuk bisa menyetubuhi ibunya itu semakin lama semakin kuat, dan membuatnya punya rencana agar ia bisa menyetubuhi sang ibu tanpa harus memperkosanya.

Dan sebenarnya idenya itu yakni ia pura pura ingin kerja kekota dan pastinya sang ibu bakal menolaknya, lalu Bagus akan mengancam akan pergi meski tak ijinkan dan pasti itu akan membuat ibunya melakukan berbagai cara biar dirinya biar tidak pergi, barulah Bagus melancarkan niatnya itu, yakni Bagus akan bilang ke ibunya kalo ia tak jadi pergi asal ibunya mau melakukan apa saja yang ia mau, dan pasti ibunya menyetujui karena ibunya itu sangat sayang padanya, terlebih ia adalah anak satu satunya, dan setelah ibunya menyetujui barulah Bagus akan mengatakan kalo ia mau menyetubuhi sang ibu dan jika sang ibu menolak ia akan benar benar akan minggat dan pulang setelah ibunya ingin dia pulang, kalo ibunya belum ingin dia pulang Baguspun takkan pulang dan itulah rencananya itu.

Tapi sesuatu yang direncanakan belum tentu sama yang direncanakan, ya seperti malam ini, Bagus tak mengira rencana yang ia rencanakan akan dia lakukan seminggu lagi malah diluar perkiraannya, malahan rencananya itu tak lagi ia pake, karena malah ibunya sendiri yang telah bilang kepadanya bakal ngasih apapun yang dia minta, tapi Bagus tau ibunya mengatakan itu dalam artian hal yang positif berbeda sama apa yang dia ingini, makanya Bagus pura pura menolak apa yang dikatakan oleh ibunya itu, namun ia tau ibunya akan memaksa apa yang ia ingini itu, tapi jujur Bagus tak yakin kalo ibunya mau menuruti keinginannya itu, dan Bagus sekarang berharap harap cemas, ya cemas menunggu kemarahan dari ibunya itu, tapi Bagus sudah tak peduli lagi jika ibunya marah, dan bila itu terjadi ia bakal nekat pergi kekota meski tanpa seijin dari sang ibu.

“Nak kamu mau minta apa sih le, minta motor lagi, ia nanti ibu belikan” Ucap bu Halimah.

“Bukan motor bu” Ucap Bagus.

“Lo trus apa to nak, mobil, kalo mobil ibu tak bilang sama bapakmu dulu le, tapi ibu tak yakin bapakmu mau, tapi ibu coba ya, tapi kalo bapakmu tak setuju, minta yang lain saja ya nak” Rajuk bu Halimah, dan bu Halimah cemas kalo anaknya itu minta mobil, dan bu Halimah tau harga mobil sangatlah mahal, sebenarnya bu Halimah tau ada mobil harganya murah tapi seken tapi bu Halimah tau anaknya itu tak mungkin mau yang seken apa apa minta yang baru, tapi jika benar yang diinginkan anaknya itu mobil, berarti ia harus bisa membujuk suaminya itu membelikan mobil untuk anaknya itu, kalo tak bisa alamat anaknya bakal keluyuran terus dan itu membuat bu Halimah bingung, sebenarnya ia bisa saja membelikan anaknya mobil secara sawahnya lumayan luas, toh mobil bisa dicicil juga, tapi suaminya itu agak ndeso pasti bakalan tak setuju, lagian buat apa mobil kayak pejabat saja, pasti itu yang akan dikatakan sama suaminya itu.

“Bukan mobil bu, bukan mengenai barang maupun duit” Ucap Bagus sedikit jengkel ke ibunya.

“La trus apa to nak” Ucap bu Halimah merasa lega kalo anaknya ternyata tak minta mobil, tapi bu Halimah sedikit heran ke anaknya itu, karena anaknya itu tak minta uang maupun barang, dan bu Halimah menerka nerka apa yang diminta oleh anaknya itu, dan bu Halimah merasa kwatir kalo anaknya bakal minta nikah, dan jika itu benar benar terjadi tentu saja membuat hati bu Halimah gusar, karena bu Halimah tau anaknya masih kecil dan bu Halimah belum siap jika harus melihat anaknya harus menanggung beban buat nafkahi istri dari anaknya itu.

“Apa kamu minta nikah nak” tebak bu Halimah cepat sebelum anaknya bilang duluan.

“Hah nikah bu, nggak lah, ibu aneh aneh saja” Ucap Bagus benar benar jengkel apa yang ada dalam pikiran ibunya itu.

“Kirain mau minta nikah nak, ibu jadi kwatir kalo kamu minta nikah, tapi sukur deh tak minta itu nak, trus kamu mau minta apa nak” Ucap bu Halimah merasa lega kedua kalinya setelah mendengar apa yang dikatakan sama anaknya itu.

“Bagus minta…??????????” Ucap Bagus dilanjutkan berbisik ke ibunya.

“Apa!!! Gus itu tak mungkin nak” Ucap Bu Halimah sangat terkejut ketika mendengar apa yang dibisikan dari anaknya itu.

“Ya sudah kalo ibu tak mau, tapi itulah yang Bagus mau bu, katanya Bagus minta dirumah terus, kalo ibu minta Bagus dirumah ya ibu harus mau” Ucap Bagus sedikit lega saat melihat reaksi ibunya biasa saja dan Bagus awalnya merasa takut ibunya bakal marah, karena Bagus tau kalo kata kata yang ia bisikan ke ibunya itu kata kata yang merendahkan ibunya, tentunya seorang ibu bakalan sangat marah ketika mendengar kata kata itu, sebuah kata kata yang tak pantas terucap dari seorang anak ke ibunya, namun apa yang terjadi sama Bagus sangatlah berbeda dari kenyataannya, dan kata kata yang terucap dari bibir Bagus sama sekali tak membuat ibunya marah dan membuat Bagus merasa sangat lega dan bahkan Bagus kini akan lebih berani lagi bicara yang merendahkan ibunya itu.

“Tapi nak kalo bapakmu tau pasti akan marah nak, minta yang lain ya nak” Bujuk bu Halimah dan bu Halimah berharap sang anak membatalkan niatnya itu, tapi bu Halimah sadar tak mungkin kalo anaknya itu bakal mau membatalkan niatnya, dan sebenarnya bu Halimah merasa sangat marah karena apa yang dibisikan sama anaknya itu sangatlah kelewatan dan sangat sangat merendahkan martabatnya sebagai wanita yang sudah bersuami juga sebagai seorang ibu, terlebih yang mengatakannya itu adalah anaknya sendiri, seorang anak yang begitu ia kasihi dan sayangi, seorang anak yang menjadi harapan satu satunya jika ia tua nanti, seorang anak yang akan memberinya cucu, dan tentunya seorang anak yang selalu menghormatinya, namun kata kata yang barusan terucap dari sang anak yang telah ia kandung dan ia besarkan itu membuatnya hancur seketika, sebagai seorang ibu, kata kata itu tak pantas ia dengar, sangat tidak pantas juga terucap dari sang anak sendiri, tapi itu nyata bahwa sang anaklah yang berucap demikian ditelinga ibunya sendiri, dan bu Halimah begitu terpukul sangat terpukul mendengarnya, hendak ia tampar anak semata wayangnya itu keras keras, namun tak ia lakukan, karena hanya anaknya itulah yang menjadi harapannya disaat tua kelak, dan berharap sang anak berubah pikiran walau ia tahu itu mustahil baginya.

“Ya saat bapak tak dirumahlah bu, tapi kalo ibu tak mau juga gapapa, tapi ya itu mulai besok ibu tak akan liat Bagus lagi, karena Bagus mau kekota, dan Bagus tak peduli jika tak ijinkan Bagus tetap akan pergi” Ucap Bagus sedikit mengancam ibunya.

Sementara Halimah mendengar kalo anaknya hendak kekota merasa sangat sedih, ia tak mau ditinggal anak semata wayangnya itu, dan ia tak rela anaknya pergi merantau, lagian kalo anaknya tak merantau pun tak masalah baginya, karena hidupnya sudah serba ada, ya meski tak mewah tapi kalo cuma makan enak tiap hari ia mampu, makanya ia tak ingin anak satu satunya itu pergi merantau, dan pada akhirnya dalam satu helaan nafas panjang.

“Ya sudah ibu ngalah, dasar anak kurang ajar” Ucap Halimah ke anaknya itu, namun tak terdengar nada marah sedikitpun ke anaknya itu.

“Nah gitu dong bu, jadi betah nih dirumah” Ucap Bagus sambil nyengir senang, dan tentunya Bagus merasa senang karena keinginannya itu segera terwujud.

“Tapi ibu tak punya lo nak” Ucap Halimah.

“Tak punya apa bune” Sahut pak Harjo yang tiba tiba sudah berada diruang tv, membuat Bagus dan bu Halimah terkejut setengah mati.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu