2 November 2020
Penulis —  Kaskusman

Cinta terlarang di Canada - TAMAT

Gak bisa tidur… ngehe..

Lanjut aja

Dia tiba tiba keluar memakai handuk yang dililit di tubuhnya dan sambil tersenyum, dia memegang tanganku. “Nanti orang yang tante sayang sakit. Sini ikut tante. Gak boleh melawan ya..” katanya tersenyum genit. Aku ikut saja dan dia tiba tiba membelakangi aku dan membuka handuknya memamerkan keindahan tubuhnya.

“Yuk mandi bareng tante. Tante mandiin kamu sini. Hehehe… tante buka celana nya ya Lim. Kamu bengong aja dari tadi. Hehehe.” Kata tanteku sambil tertawa. Aku memang sedang tak percaya dengan pemandangan yang aku lihat. Apa tadi kami berdua tersambar petir? Atau kenapa? Tapi entahlah. Aku yakin ini bukan mimpi.

Aku sudah ditelanjangi oleh tanteku. Dia tersenyum saat melihat kemaluanku yang sudah berdiri. “Hehe. Besar punya mu ya… yuk sini tante mandiin.” Katanya. Tangan dia menggenggam penis ku dan Aku menurut saja saat dia membimbing ku ke kamar mandi untuk dimandikan. Dengan pelan dan lembut dia membersihkan tubuh ku.

“Lim. Yuk berdiri. Tante mau menyabuni tubuh kamu. Wah… berotot.. atletis semua… 6 packs lagi. Keren…” kata tanteku sambil meraba raba tubuhku. “Bulu kamu lebat Lim.. nanti tante cukur in ya” katanya. Aku hanya bisa mengangguk aja. Semoga ini nyata. Kalau mimpi… Tolong jangan dibangunkan dulu.

“Laki-laki selalu berdiri kalau dijamah wanita. Sama saja. Hehehe. Besar punya mu Lim. Anak perjaka sih.. pantas aja bengong. Gak pernah dimandikan wanita cantik… burung nya gak pernah dipegang juga. Duh seru deh.. diam pula dari tadi kayak bayi besar. Hehehe.” Kata tanteku sambil tertawa dan membersihkan pantatku.

“Eh Tante. Maaf… aku.. tadi… eh… malu tante.. hehehe..” kataku malu malu. “Hahaha. Iya tante tahu kok. Kamu kan dari tadi diam saja. Malu kenapa? Tante sudah melihat semua tubuhmu dan sudah dijamah semua. Hehehe. Ngapain lagi malu? Tante saja telanjang di depan kamu.” Katanya sambil tersenyum dan membelai wajahku.

“Iya. Biasa sama mami kan? Hehehe. Dulu tante sudah bisa mandi sendiri… kamu masih dimandikan mami kamu. Tante aja waktu itu lihat kamu masih dimandikan sampai kelas 3 sd. Tante aja umur 7 tahun sudah bisa mandi sendiri. Kamu malu malu aja. Tante cuma tertawa saja saat itu melihat Kamu dimandikan sama mama kamu.

“Tante. Malu tauk. Aku saat itu dah bisa mandi sendiri tapi mami gak kasih.” Kataku. “Iya deh… hehe.. dah bisa mandi sendiri. Hehehe. Ingat gak dulu kita dimandikan bersama? Kamu sama mami kamu… aku sama nenek… hehee. Tante saat itu lihat burung kamu untuk pertama kalinya. Bentuknya lucu. Hehehe.

“Eh Tante mah ah… aku makin malu nih…” kataku. Tanteku sedang keramas dan menyabuni dirinya sendiri saat ini. “Habis itu Lim. Tante dan gak perawan. Kamu masih perjaka. Heheheeh.. kalah deh kamu sama tante yang lebih muda dari kamu. Hehehe” ledek tante ku sambil tertawa puas seolah baru membalas dendam nya saja.

Kami berdua akhirnya selesai mandi dan tanteku mengeringkan tubuhku setelah itu dia mengeringkan tubuhnya sendiri dengan handuk nya. Dia masih ingat untuk mencukur rambut kemaluan ku. Dengan pisau cukur nya, dia dengan tangkas dan gesit mencukur semua rambut kemaluanku sampai bersih. “Wah beneran seperti bayi.

Kami kembali berpakaian dan dia hanya memakai handuk kimono dan handuk di kepala nya karena ya rambut nya belum kering. Kami berdua sekarang berbaring di atas ranjang. Aku berbaring di samping nya dan dia mulai bicara tentang saat dia baru menikah. Dia juga bercerita tentang malam pertama nya saat dia diperawani oleh mantan suaminya.

Aku Kemudian memeluk tanteku. Dia merebahkan kepalanya di dadaku. Aku membelai rambutnya yang sudah kering itu. Dia diam sejenak dan kemudian dia menatap mataku. “Lim. Maaf ya tadi tante meledek kamu. Tante tadi cuma ingin bikin kamu lebih santai saja. Maaf ya..” katanya dengan mata berkaca kaca. “Tante Lina yang tersayang.

Kami berdua saling bertatapan mata dan kedua bibir kami semakin mendekat. Akhirnya kami berdua berciuman. Kedua tangan kami saling meraba dan kami berdua saling mendesah. “Tante… aku… sayang tante..” kataku sambil mengatur nafasku. “Lim.. tante juga sayang kamu… sayang sekali Lim.” Jawabnya sambil terisak karena terharu.

Sadar tak sadar, kedua pakaian kami langsung terjatuh di lantai. Ya kami berdua sudah telanjang bulat. Aku bisa melihat jelas kedua payudaranya yang (mungkin) berukuran 34B dengan puting berwarna coklat muda. Dia tersipu malu saat aku menatap payudara nya yang indah itu. Aku memberanikan diri untuk meraba payudara nya.

Dia hanya tersenyum manis membiarkan aku menjamah payudara nya. Wajahnya memerah dan aku menjilati puting susu nya itu. Dia mendesah, “ohhhh sayang. Nikmatnya.. ohhh… Lim… terus… ahhh.. jangan… ahhh berhenti…” katanya sambil mendesah. Aku yang baru pertama kali melihat payudara wanita secara langsung tentu saja sangat senang dan terpana.

Aku tidak munafik. Aku juga suka menonton film porno. Ya mau bagaimana. Namanya juga laki laki tapi kali ini rasanya sungguh… berbeda. Melihat langsung dan di film itu sungguh beda sensasinya apalagi saat ini aku dalam keadaan sadar sepenuhnya sedang memainkan dan meremas payudara tanteku yang usianya lebih muda dariku.

Usia dia memang lebih muda tapi dalam soal ini tentu saja dia lebih pengalaman. Aku kemudian memberanikan diri untuk menyusu di payudara tanteku. Dia tersenyum dan membelai wajah dan rambut ku dengan penuh kasih sayang. Aku sangat menikmati payudara nya yang montok, kencang dan lembut seperti salju.

“Lim. Enak… arghhh… ohhh… terus Lim. Terus… ahhh… geli… ihhhh geliii ahhhh” desah nya saat aku memainkan puting susu nya. Aku tetap saja mau menikmati payudara indahnya. Aku sendiri tak percaya apa yang sedang kami lakukan. Kalau benar ini mimpi… biarlah ini menjadi mimpi karena kenyataan terkadang suka terbalik.

Aku kemudian langsung menyerbu vagina nya yang hanya dihiasi sedikit rambut. Sungguh seksi sekali. Perut nya juga rata. Sungguh tubuh wanita idaman. Peduli setan dengan hubungan darah. Kalau soal ena ena, siapapun hajar. Mumpung cuma berdua. Aku menatap vagina tanteku. Dia pastinya sudah tak perawan lagi karena sudah menikah.

Aku kemudian mengendus dam langsung mencium vagina nya. “Lim. Nakal kamu… ahh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH. Nakal… enak… suek… enak… ohhh ahhh” desah Lina, tanteku. Aku langsung mencari klitoris nya… sesuatu Yang pastinya akan membuat wanita tergila gila yang aku pelajari di film film.

“Eh buset… ahhhhh nakal… ahhhh Lim… Ampun deh… ahhh ohhhh ahhh AHHH oooh” teriaknya. Tubuhnya sendiri sudah mulai bergoyang goyang tak karuan dan kedua tangannya malah sibuk dengan payudara nya sendiri. Dia sangat me nikmati jilatan dariku, seorang pemula yang bermodalkan film porno.

Aku Kemudian mengakhiri jilatan ku di vagina nya karena tubuhnya bergoyang ke sana sini. Aku Kemudian naik lagi menatap matanya yang sudah sayu dan wajahnya yang sangat memelas. “Enak gak, tante Lina?” Tanyaku dengan lembut. Dia tak menjawab tapi langsung mencium bibir ku dengan penuh nafsu dan merangkul leherku.

Aku juga membalas ciuman nya Yang penuh nafsu itu. Kami berdua saling berpelukan dan berciuman. Nafas kami berdua saling beradu. Lina alias tanteku sudah berada di atas tubuhku. Dia menghentikan ciumannya dan memperhatikan seluruh tubuh ku yang atletis itu. Dia sangat mengagumi dan mulai meraba raba tubuhku.

Tak butuh lama, dia menatap penisku dan dia sangat kagum dengan ukurannya yang besar itu. “Lim. Mantan suami ku kalah jauh sama punya kamu. Kalau saja kamu jadi suamiku… mungkin… Aku akan sangat bahagia.” Katanya lirih. “Ini punya kamu, Lina… tanteku yang kecil dan cantik… Yang paling aku sayang sepenuh hati.

“Lim. Kamu masih perjaka kan? Belum pernah merasakan ini kan?” Tanya tanteku menggoda. “Iya tante. Knp ya?” Tanya ku… tanpa menjawab, dia langsung memasukan penisku ke dalam Mulut nya. Di dalam mulutnya Itu, lidah nya bermain terus. Kepalanya maju mundur dan lidahnya berputar putar di dalam mulutnya.

Tante ku tidak mempedulikan teriakan aku. Dia tetap lanjut dan sangat menikmati penis ku. Setelah sekilan lama memainkan penis ku di dalam mulut nya, dia kemudian menjilat batang kemaluan ku dari bawah ke atas dengan pelan. Aku menutup mataku menahan nikmat Yang sensasional itu. Rasanya mimpi jadi nyata

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu