1 November 2020
Penulis — Nabila91
“Nanti sore dia datang,” kataku sambil menepuk bahu istriku.
“Secepat itu?” istriku tercengang.
“Kebetulan aja, dia mulai besok libur 3 hari. Jadi mulai nanti malam mau nginep di sini.”
“Terus… aku harus gimana? Masa aku langsungajak Troy begituan?”
“Mmm… gimana ya? Mungkin juga Troy gak mau kalau ada aku… tapi gampang deh… kupasangin kamera cctv aja di kamar, terus aku monitor sambil ngumpet.”
“Terus?”
“Kamu rayu aja dia sampai mau. Bilangin aku gak ada, padahal aku ada di gudang sambil monitor di sana. Hmmm… kebayang nafsunya aku nanti waktu lihat kamu disetubuhi sama si Troy…!”
“Ah… Mas ada aja akalnya…”
Dan itulah yang kulakukan. Dengan sigap kupasang kamera cctv, dengan posisi menghadap ke tempat tidur. Monitornya kusimpan di gudang. Kuambil kursi untuk aku duduk di depan monitor.
Tidak sampai sejam, semuanya beres. Kameranya kusembunyikan di dalam lemari, lalu ada lubang kecil yang langsung mengarah ke tempat tidur. Soundnya kupasang terpisah, mikrofon kusimpan di balik lukisan, untuk memantaunya aku pakai headphone di gudang.
Ketika bunyi motor Troy terdengar memasuki pekarangan, aku sudah duduk di dalam gudang, menghadapi monitor. Lalu terdengar suara istriku menyambutnya. Pada saat yang sama, hpku yang disilent berkedip-kedip. Ada sms masuk. Aku agak kaget, karena sms itu datang dari Yayuk, bunyinya:
Mas Januar… aku kok jadi kangen gini sih? Kapan kita ketemuan tanpa mereka? Aku pengin nyantai Mas. Kebetulan Bang Benny besok mau ke Medan. Mas datang ya ke rumahku besok malam. Jangan takut sama Bang Benny. Aku sudah dapat izin kapan saja ketemu sama Mas Januar boleh. Izinnya cuma dengan Mas Januar, dengan orang lain tidak boleh.
Aku tersenyum sendiri membaca sms itu, lalu kubalas dengan sedikit gombal :Aku juga kangen sama Yayuk… tapi besok aku harus lihat-lihat dulu apakah besok ada kegiatan atau tidak. Aku siap kok… waktu di villa terasa sekali Yayuk itu… hmmm… pokoknya nikmat sekali…!
Yayuk membalas lagi:Ah yang bener? Kirain aku saja yang merasakan seperti itu. Tapi janji ya, selama Bang Benny di Medan, Mas harus datang ke rumahku.
Kujawab lagi:Iya sayang, aku pasti datang!
Waktu smsan itu mataku tetap tertuju ke monitor. Kamarku masih kosong. Mungkin Troy masih ngobrol dengan istriku di ruang depan.
Tak lama kemudian kulihat di monitor sudah ada “kehidupan”. Troy masuk ke dalam kamarku bersama istriku. Cepat kupasangkan headphone di telingaku. Dan terdengar suara mereka:
“Kamar mandi yang di belakang gak ada shower air panasnya, Troy. Makanya enak di kamar mandi yang ini.”
“Iya Mbak. Ohya, Mas Januar kapan pulangnya?”
“Gak tau. Tapi kayaknya sih tengah malam nanti, atau mungkin juga besok pagi langsung ke kantor, pulang ke sini besok sore.”
“Oh gitu… aku mau mandi dulu ya Mbak.”
“Iya. Perlu ditemenin nggak?”
Troy tampak kaget, menatap istriku yang mendadak bersikap centil. “Ah, Mbak Lina… ada-ada saja.”
“Lho… aku nggak main-main kok…”
“Bisa dibunuh aku nanti sama Mas Januar.”
“Nggak lah… nyantai aja lagi…”
Troy tampak bingung sesaat, lalu masuk ke dalam kamar mandi yang bersatu dengan kamarku.
Pada saat yang sama, datang lagi sms dari Yayuk:Bang Benny sudah berangkat Mas. Ke rumahku dong sekarang… lagi horny… pengen sama Mas Januar… abisnya terkesan sih sama Mas…
Aku tercenung. Kok jadi bentrok gini waktunya ya? Apakah aku harus pergi diam-diam ke rumah Benny? Lalu harus meninggalkan detik-detik yang mendebarkan dan siap kurekam itu?
Yayuk memang sexy. Tapi saat ini aku lebih tertarik untuk melihat apa yang akan dilakukan oleh Lina dan adikku. Maka kubalas sms Yayuk:
Paling bisa nanti tengah malam atau besok pagi… lagi ada kerjaan yang belum bisa ditinggalin… gimana?
Yayuk membalas smsku:Iya deh, kutunggu ya Mas… kalau pintu sdh pada dikunci, call aja dulu, biar kubukain… maunya sih nanti tengah malam juga gakpapa… kalau pagi kan kurang romantis… he e e
Aku tersenyum sendiri. Bakalan sibuk nih aku nanti.
Sejenak kulupakan dulu Yayuk yang setengah memaksaku datang ke rumahnya, karena kulihat di monitor Troy sudah keluar dari kamar mandi dengan hanya melilitkan handuk di tubuhnya, sementara Lina sedang duduk di depan meja rias.
Lalu:
“Troy… tolong lepasin ritsleting ini dong,” pinta Lina sambil menunjuk ke bagian punggung gaunnya.
“Mmm… aku mau pake baju dulu Mbak…”
“Gak usahlah, pake bajunya nanti saja. Masa minta tolong sedikit saja pake ntar dulu?!”
“Iya, iya Mbak,” sahut Troy sambil menghampiri istriku. Aku yakin ini trik yang sedang dilancarkan oleh istriku, untuk langsung menjebak Troy.
Memang benar dugaanku… waktu Troy menarik ritsliting bagian punggung gaun istriku, kulihat istriku memegang tangan Troy sambil menatapnya: “Troy…”
“Ya Mbak…?” Troy tampak gugup ditatap seperti itu oleh istriku.
“Kamu pernah begituan sama cewek?”
“Ma… maksud Mbak?”
“Masa gak ngerti sih…” kulihat tangan istriku menyergap ke dalam handuk Troy, “Ininya pernah dimainkan sama cewek gak? Hihihihi… panjang gede kontolmu Troy… Mas Januar kalah sama kamu… sudah keras lagi…”
“Mbak… ohhh… mbak…” Troy tampak gelagapan.
Lina bangkit dari kursi di depan meja rias. Lalu melangkah ke pintu, menutup dan sekaligus menguncinya. Lalu balik lagi menghampiri Troy yang berdiri kebingungan, masih dengan handuk melilit di badannya.
Lina melingkarkan lengannya di leher Troy. Dan terdengar suaranya, “Sudah pernah bersetubuh dengan cewek belum?”
“Pernah…” sahut Troy hampir tak terdengar.
Lina tersenyum, “Bagus… berarti kamu sudah pengalaman… aku lagi horny Troy… kamu mau kan? Mumpung Mas Januar gak ada…”
Lina mengakhiri ajakannya dengan menarik handuk yang melilit di pinggang Troy. Ini membuat Troy langsung telanjang bulat. Dan kulihat batang kemaluannya sudah ngaceng dengan mantapnya. Aku iri juga melihat batang kemaluan Troy, yang ternyata lebih panjang dan lebih besar daripada punyaku. Baru sekali ini aku melihat bentuk batang kemaluan adikku setelah usianya hampir dewasa begitu.
“Mbak…” Troy tampak kebingungan, karena Lina sudah memegang zakarnya sambil mendorong dadanya sehingga terlentang di atas tempat tidurku.
Ini mulai menegangkan bagiku. Kesannya tidak seperti waktu swinger di villa tempo hari. Mungkin karena kali ini aku konsen ke satu arah, ke adegan istriku yang sedang merangsang adik kandungku!
“Iiih… punyamu kok panjang dan gede gini, Troy… sudah keras sekali lagi… Mas Januar kalah nih sama punya kamu…” Lina mulai menciumi kontol adikku, membuatku semakin degdegan. Terlebih ketika ia mulai melepas beha dan celana dalamnya, yang membuat Troy melotot. Aku juga melotot tegang. Kontolku sudah ereksi sejak tadi, serasa mau ngecrot saja.
Setelah telanjang bulat, istriku menelentang di sisi Troy sambil bergumam, suaranya tidak begitu jelas. Troy mengangguk, lalu bergerak menindih dada istriku.
Kusangka Troy mau langsung memasukkan kontolnya ke vagina istriku. Ternyata tidak. Dia mulai mengemut-emut puting payudara istriku. Tangan istriku mulai menggapai-gapai di punggung Troy… lalu kepala Troy menurun ke arah perut istriku… turun terus sampai berada di antara kedua pangkal paha istriku.
Jantungku semakin dagdigdug, kutenangkan lagi dengan sebatang rokok. Oooh, kulihat istriku mulai menggeliat dan melenguh-lenguh… Troy semakin agresif menjilati kemaluan istriku… sampai akhirnya kudengar istriku merengek, “Sudah cukup Troy… sekarang… masukin aja Troy… masukin aja sayang…
Tapi Troy seperti keasyikan, terus2an menjilati kemaluan istriku. Sampai istriku merintih lagi, “Troy… aaaah… aku mau orga nih… Troooyyy… aaaahhhh…”
Lalu kulihat istriku mengegelepar… mengelojot dan merintih lirih…”Troooy… ooohhh… aku keluar, sayaaang…”
Troy terdiam sesaat, lalu mulai naik ke atas dada istriku, sambil mengarahkan kontolnya ke mulut memek istriku. Jelas sekali, kontol Troy mulai membenam ke dalam liang kemaluan istriku yang sudah berlepotan air liur Troy, mungkin juga bercampur lendir vagina istriku sendiri.
“Oooh… Troy… sudah masuk, sayang…” istriku mendekap punggung Troy.
Gila, aku tak tahan melihat semuanya itu. Dan pada waktu kulihat Troy mulai mengayun batang kemaluannya, kuperiksa komputer yang sedang merekam adegan dari cctv, semuanya berjalan dengan baik. Lalu diam-diam aku keluar…
Beberapa saat kemudian aku sudah berada di dalam taksi (sengaja aku tidak memakai mobilku sendiri, keluar dari rumah pun diam-diam, supaya Troy tidak menyadari kehadiranku).
Setengah jam kemudian aku sudah berada di depan rumah Benny.
Yayuk menyambutku dengan hangat, “Parkir di mana mobilnya, Mas?”
“Pake taksi,” sahutku, “mobil sedang dipakai adikku.”
Semua ini di luar skenario yang sudah kutata dengan istriku. Masalahnya aku tidak mau ganggu adikku, sementara ajakan Yayuk membuatku tertarik. Biarlah rangsangan yang kutonton dari dalam gudang tadi mau kusalurkan ke Yayuk. Mudah-mudahan saja istriku tidak marah karena aku pergi secara diam-diam begini.
Aku sudah terangsang oleh adegan Troy dengan adikku tadi. Maka ketika Yayuk menguncikan pintu depan, aku memeluknya dari belakang, “Mana pembantumu?”
“Pulang,” sahutnya, “dia kan cuma kerja sampai jam empat sore.”
“Jadi sekarang Yayuk cuma sendirian?”
“Iya Mas… makanya aku ngajak Mas… biar ada yang nemenin…” Yayuk yang sedang mengenakan kimono putih bermotif bunga Sakura, membalikkan tubuhnya dan mencium bibirku dengan hangat.
Tentu aku tak mau berdiam pasif… ketika dia meraihku ke sofa, tanganku mulai menyelinap ke belahan kimononya, langsung menyentuh payudara montoknya yang sejak tadi kuyakini tidak mengenakan beha, karena kedua putingnya tampak menonjol meski masih tertutup kimono. Terasa menghangat tubuh Yayuk setelah aku berhasil memegang payudaranya…
Tak cuma itu… tanganku yg satu lagi mulai menyelinap ke balik celana dalam Yayuk, mulai menyentuh jembutnya yang lebat… mulai menyelinap ke celah surgawinya yang mulai membasah dan hangat. Napas Yayuk mulai tertahan-tahan.
Apa yang sedang terjadi di antara istriku dengan Troy, terlintas-lintas terus dalam terawanganku. Pasti mereka sedang gila-gilanya memadu kenikmatan. Membuat darahku tersirap-sirap… lalu membuatku mulai ganas menggeluti tubuh Yayuk sebagai kompensasi… sampai akhirnya Yayuk mengajakku pindah ke kamarnya.
Di dalam kamarnya, Yayuk menanggalkan kimononya dengan senyum mengundang. Sehingga tinggal celana dalam yang melekat di tubuh tinggi montoknya itu. Dalam keadaan seerotis itu, dia meraih kedua pergelangan tanganku, dengan senyum manis di bibirnya. Aku Tak mau buang-buang waktu lagi. Kutanggalkan celana jeans dan shirtku, lalu merapat ke tubuh Yayuk dalam keadaan sama-sama tinggal bercelana dalam saja…
Hawa hangat tersiar dari tubuh Yayuk ketika aku mulai menggumulinya. Sempat juga kudengar bisikannya, “Makasih Mas… Mas datang tepat pada saat aku butuh Mas…”
Aku tidak menanggapinya dengan kata-kata melainkan dengan tindakan. Aku bukan orang hipokrit. Aku juga sangat membutuhkan variasi dalam kehidupan seksualku, supaya perjalanan hidupku tidak terasa hambar…
Ketika tanganku mulai menyelinap lagi ke balik CD Yayuk, aku pun membiarkan tangan Yayuk menyelinap ke balik Cdku. Dan ketika tanganku mulai mengelus kemaluan Yayuk, aku pun rasakan Yayuk mulai menggenggam dan meremas batang kemaluanku dengan hangat dan lembut.
“Sudah keras banget Mas,” bisiknya.
“Iya… sejak smsan tadi, punyaku ngaceng terus…” sahutku bercampur dusta. Karena sebenarnya aku sedang membayangkan istriku sedang enak2nya disetubuhi oleh Troy, adikku yang masih sangat muda itu…
Lalu tanpa basa basi lagi kutempelkan moncong kontolku di mulut memek Yayuk yang sudah membasah itu… secara reflex Yayuk merenggangkan kedua kakinya… dan kudorong batang kemaluanku sampai masuk sedikit… terdengar desisan mulut Yayuk sambil melotot… kukocok2 sedikit zakarku, sampai akhirnya membenam sekujurnya di dalam liang surgawi Yayuk…