31 Oktober 2020
Penulis —  arifroziqi

Pengalaman yang menantang

Ketika pulang sekolah aku makin berani menggoda bibi. aku bergaya membantu bibi yang ada di dapur bi, gimana sih rasanya gituan itu?

gituan gimana sih den?

kenthu(bersetubuh)

Ah aden kok ngomong gituan sich

Ya bi sebab kata temen 2 kenthu itu enak, akupun pernah melihat di film bf ceweknya juga kelihatan keenakan?

Makanya aden coba praktekin ke bibi? katanya

Eh bibi tahu ya

Iya den

Jadi gimana nih bi boleh enggak?

Tanpa berkata kata dia pun mendekatiku lalu tanpa berkata apa2 diapun langsung menciumku akupun mencoba membalas dan tak berapa lama kamipun sudah sama telanjang. akupun terpana denganbentuk tubuh bibi aku melihat pemandangan yang sangat indah. Badan Bibi tuti terlihat jelas tubuhnya benar-benar terawat.

bibi melirik ke arah selangkanganku dan berkata, “Ndre, lumayan besar juga penis.

“Kok bengong aja? ..“langsung ku cium

Ehhmmmm bibi tidak menolak, bahkan menyambut ciumanku. Tangan kirinya memeluk punggungku dan tangan kanannya di belakang kepalaku. Nafasnya terdengar memburu. Aku tidak lagi bertumpu pada lututku, tubuhku menindih tubuhnya. Menekan. Ia membuka kakinya. Aku menggeser tubuhku sehingga tepat di antara pahanya yang baru saja ia buka.

Ehhhmmmmmm reaksinya atas aksiku.

Kami saling bermain lidah. Sedapnya!

Aku terengah-engah.

Dia tersengal-sengal.

Tangan kananku meremas dada kirinya. Besar, padat, dan kenyal! Ooooohhhh, aku melayang.

Tiba-tiba bibi melepas ciumanku.

Jangan di sini, den takut kakak aden datang katanya terputus-putus oleh nafasnya.

Tanpa menjawab aku mengangkat tubuhnya, kubopong ia ke kamarnya. Uuuuuhhh lenguhnya lagi.

Sebelum sampai ke ranjang, bibi minta turun. Berdiri di samping dipan. Aku memeluknya, dia menahan dadaku.

Kunci dulu pintunya Okey, beres

Kupeluk lagi dia. Dadanya merapat di dadaku.

aden, hhehhhhhhh katanya gemas seperti menahan sesuatu.

Kami berciuman lagi. Main lidah lagi.

Tangannya meremas-remas kelaminku

Eehhmmmmmm dengusnya

Ia mempermainkan penisku. Menggenggam, meremas.

Geli, geliii sekali.

Stop bibi, jangan sampai keluar. Aku ingin pengalaman baru, bibi. Ingin memasuki kelaminmu.. sekarang!

Kutarik tangannya dari penisku. Untung bibi menurut. Aku tak jadi keluar

Bibi memelukku. Meraih tangan kananku dan diarahkan ke vaginanya rambut-rambut itu terasa basah. Diajarinya aku bagaimana jariku harus bermain di sana: menggesek-gesek antara benjolan dan pintu basah itu.

Uuuuuuhhhhhh, aden..

Ditariknya aku ke ranjang. Ia merebahkan diri. Kakinya ditekuk lalu dibuka lebar. Dipegangnya kelaminku, ditariknya, ditempelkannya di selangkangan. Rasanya terlalu ke bawah. Ah, dia kan yang lebih tahu. Aku nurut saja. Tangannya pindah ke pantatku. Ditariknya aku mendekat tubuhnya. Sesuatu yang hangat terasa di ujung penisku.

Tangannya memegang penisku lagi. Belum masuk ternyata. Disapu-sapukannya kepala penisku di pintu itu. Sementara ia menggoyang pantatnya. Geliii, bibi. Aku manut saja seperti kerbau dicucuk hidung. Memang belum pengalaman! Didorongnya lagi pantatku. Meleset!

Pernah kupikir waktu pertama kali aku melihat kelamin bibi beberapa hari lalu

bibi membuka pahanya lebih lebar lagi, mengarahkan penisku lagi, dan aku sekarang yang mendorong. Kepalanya sudah separoh tenggelam, tapi macet!

Kelaminmu besar, sih! keluhnya. Padahal barusan ia mengaguminya.

Ia menggoyang pantatnya dan bless. Masuk separoh.

Aaaaahhh teriak kami berbarengan. Terasa ada sesuatu yang menjepit penisku, hangat, enak!

Pantatnya bergoyang lagi, tumitnya mendorong pantatku.

Blesss.. masuk lagi. Makin hangat, makin sedap, dan geli.

Goyang lagi, aku dorong sekarang. Masuk semuanya

Seedaaaaaaaaap!

bibi bergoyang.

Nikmaaaaaaaat!

bibi menjepit.

Geliiii!

Kutarik pelan. Terasa gesekan, enak. Ya, digesek begini enak. Tarik sedikit lagi, dan kudorong lagi.

Idiiiih, sedaaaaapp aden bi tuti berteriak, agak keras.

Geli di ujung sana. Tariik, dorooong

Makin geli..

Geli sekali

Tak tahaaaaaann

Tahan dulu,

Tak mungkin, sudah geli sekali. lalu..

Aku melambung, melayang, melepas..

Aaaaaahhhhhhh teriakku. Nikmatnya sampai ke ubun-ubun.

Mengejang, melepas lagi, berdenyut, enak, melepas lagi, nikmat sekali..!

Genjot lagi teriaknya

Mana bisa.

Ayo

Aku sudah selesai!

Tante masih menggoyang

Aku ikut saja, pasif

aden…

bibi gelisah, goyangnya tak kubalas. Aku sudah selesai!

Eeeeeeeeehh keluhnya, sepertinya kecewa.

Bergerak-gerak tak karuan, menendang, menggeliat, gelisah..

Penisku mulai menurun, di dalam sana.

bibi berangsur diam, lalu sama sekali diam, kecewa.

Tinggal aku yang bingung.

dia lalu bangkit keluar kamar, akupun tertidur dikamarnya

Akupun terbangun ketika melihat bibi tidur tidak berselimut Posisi tidur bibi telentang dan bibi hanya memakai baju daster merah muda yang tipis. Dasternya sudah terangkat sampai di atas perut, sehingga terlihat CD mini yang dikenakannya berwarna putih tipis, sehingga terlihat belahan kemaluan bibi yang ditutupi oleh rambut hitam halus kecoklat-coklatan.

Walaupun dalam posisi telentang, tapi buah dada bibi terlihat mencuat ke atas dengan putingnya yang coklat muda kecil. Melihat pemandangan yang menggairahkan itu aku benar-benar terangsang hebat. Dengan cepat kemaluanku langsung bereaksi menjadi keras dan berdiri dengan gagahnya, siap tempur. Perlahan-lahan kuberjongkok di samping tempat tidur dan tanganku secara hati-hati kuletakkan dengan lembut pada belahan kemaluan bibi yang mungil itu yang masih ditutupi dengan CD.

Terlihat bibi agak bergeliat dan mulutnya agak tersenyum, mungkin bibi sedang mimpi, sedang becinta dengan suaminya dahulu. Perlahan-lahan kulihat bagian CD bibi yang menutupi kemaluannya mulai terlihat basah, rupanya bibi sudah mulai terangsang juga. Dari mulutnya terdengar suara mendesis perlahan dan badannya menggeliat-geliat perlahan-lahan.

Aku makin tersangsang melihat pemandangan itu Penisku itu telah berdiri kencang. Dan aku membelai-belai buah dadanya, dia masih tetap tertidur saja. Aku tahu bahwa puting dan klitoris bibiku tempat paling suka dicumbui, aku tahu hal tersebut dari film-film bf sekarang aku ingin memuaskan bibi. Lalu tanganku yang satu mulai gerilya di daerah vaginanya.

Hingga dia pun terbangun

Sebelum bertanya apa2 aku menarik badan bibi menghadapku dan memeluk badan dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke badan. Bibirku mencari bibinya, dan dengan gemas kulumat habis. Bibi pun menyambut ciumanku dan lidahnya ikut aktif menyambut lidahku yang menari-nari di mulutnya.

Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu.

Sambil memandang langsung ke dalam kedua matanya dengan mesra, aku berkata, Bii.. kamu cantik

Selesai berkata itu aku menciumnya dengan mesra dan dengan tidak tergesa-gesa.

Beberapa lama kemudian aku menghentikan ciumanku dan aku pun berbaring telentang di samping bibi, sehingga bibi dapat melihat keseluruhan badanku yang telanjang itu.

Lalu aku mulai memeluknya kembali dan mulai menciumnya. Ciumanku mulai dari mulutnya turun ke leher dan terus kedua buah dadanya yang besar dan padat itu. Pada bagian ini mulutku melumat-lumat dan menghisap-hisap kedua buah dadanya, terutama pada kedua ujung putingnya berganti-ganti, kiri dan kanan.

Sementara aksiku sedang berlangsung, badan bibi menggeliat-geliat kenikmatan. Dari mulutnya terdengar suara mendesis-desis tidak hentinya. Aksiku kuteruskan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping, datar dan mulus Bermain-main sebentar disini kemudian turun makin ke bawah, menuju sasaran utama yang terletak pada lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.

Pada bagian kemaluan bibi, mulutku dengan cepat menempel ketat pada kedua bibir kemaluannya dan lidahku bermain-main ke dalam lubang vaginanya. Mencari-cari dan akhirnya menyapu serta menjilat gundukan daging kecil pada bagian atas lubang kemaluannya. Segera terasa badan bibi bergetar dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram kepalaku, menekan ke bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat.

Keluhan panjang keluar dari mulutnya, Oohh… aden… oohh.. eunaakk.. aden..! wah ternyata berhasil ilmu yang kudapat dari bf

Sambil masih terus dengan kegiatanku itu, perlahan-lahan kutempatkan posisi badan sehingga bagian pinggulku berada sejajar dengan kepala bibi dan dengan setengah berjongkok. Posisi batang kemaluanku persis berada di depan kepala bibi. Rupanya bibi maklum akan keinginanku itu, karena terasa batang kemaluanku dipegang oleh tangan bibi dan ditarik ke bawah.

Dengan posisi 69 ini kami terus bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-menjilat. Beberapa saat kemudian aku menghentikan kegiatanku dan berbaring telentang di samping bibi. Kemudian sambil telentang aku menarik bibi ke atasku, sehingga sekarang bibi tidur tertelungkup di atasku. Badan bibi dengan pelan kudorong agak ke bawah dan kedua paha bibi kupentangkan.

Dengan suatu tekanan oleh tanganku pada pantat bibi dan sentakan ke atas pantatku, maka penisku langsung menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan bibi, mungkin karena udah pengalaman tadi. Amblas semua batangku.

Aahh..! terdengar keluhan panjang kenikmatan keluar dari mulut bibi.

Aku segera menggoyang pinggulku dengan cepat karena kelihatan bahwa bibi sudah mau klimaks mungkin karena pemanasan mantab. Bibi tambah semangat juga ikut mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku. Kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang kedua buah dadanya yang besar padat itu bergoyang-goyang di atasku.

Ketika kulihat pada cermin besar di lemari, kelihatan pinggul bibi yang sedang berayun-ayun di atasku. Batang penisku yang besar sebentar terlihat sebentar hilang ketika bibi bergerak naik turun di atasku. Hal ini membuatku jadi makin terangsang. Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam penisku mencari jalan keluar, hal ini menimbulkan suatu perasaan nikmat pada seluruh badanku.

Pada saat bersamaan kami berdua mengalami orgasme dengan dasyat. Akhirnya bibi tertelungkup di atas badanku dengan lemas sambil dari mulut bibi terlihat senyuman puas.

aden., terima kasih den. Kau telah memberikan Bibi kepuasan sejati..!

Kamipun beristirahat sambil berpelukan dan akhirnya kamipun tertidur

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu