31 Oktober 2020
Penulis —  gateout

Khilaf

Sudah lebih setahun ini aku hidup menumpang dengan keluarga kakak sepupuku.

Perkenalkan namaku bas, usiaku 24 tahun dan aku pengangguran. Setamat kuliah kerjaku hanya bermalas-malasan saja sepanjang hari. Aku beruntung karena terlahir dari keluarga yang tidak kekurangan secara ekonomi.

Kedua orang tuaku sudah tiada, namun sepeninggal mereka aku di wariskan sebuah usaha yang cukup menjanjikan dan masih berjalan sampai hari ini. Aku tak menjalankan usaha peninggalan dari orang tuaku karena merasa itu bukan bidangku.

Suami kakak sepupuku lah yang menjalankan usaha tersebut, dan sejauh ini dari situlah sumber keuanganku melalui sebuah kesepakatan antara aku dan suami kakak sepupuku.

Sebenarnya aku juga memiliki sebuah rumah warisan dari orang tua, tapi karena aku belum menikah maka rumah tersebut aku sewakan saja.

Dan di sinilah aku, hidup menumpang di tempat saudara sepupu. anak dari kakak almarhum ibuku. Dan sepertinya keluarga mereka juga tidak keberatan, karena aku juga bukan orang yang usil dan suka macam-macam. Kenakalanku mungkin sama seperti kenakalan anak muda lainnya, masih dalam pengertian “wajar dan biasa”.

Atau mungkin juga mereka merasa sungkan karena atas izinku sekarang mereka lah yang menjalankan usaha peninggalan kedua orang tuaku dan menjadi mapan seperti sekarang. Sepertinya aku tak perlu menjelaskan usaha apa yang di wariskan padaku, karena dalam kisahku bukan itu intinya.

Sudah setahun lebih aku tinggal bersama keluarga kakak sepupuku.

Tak pernah sekalipun aku berfikiran macam-macam apalagi mesum.

Kakak sepupuku bernama sel, usia kami terpaut cukup jauh lebih dari 10 tahun.

Kak sel sudah di karuniai seorang anak perempuan yang masih berusia 11 tahun, namanya may dan baru duduk di bangku kelas 1 smp.

Suaminya bang jay cukup sering meninggalkan rumah ketika harus mencari bahan baku untuk menjamin kelancaran usaha kami ketika bahan baku sudah tak ada lagi di dalam kota.

Saat keluar kota bang jay bisa menghabiskan waktu antara 1 hingga 4 hari.

Begitulah, aku sudah faham betul rutinitas yang di lakukan suami kakak sepupuku tsb.

Dan di hari sebelum sebelumnya saat bang jay mempercayakan aku untuk menjaga rumah dan keluarganya, tak terlintas sedikitpun aku akan berbuat hal yang aneh-aneh. khususnya kepada kakak sepupuku atau kepada may anaknya.

Bukan karena kak sel itu jelek, bukan sama sekali. Dia memiliki wajah yang cantik dengan rambut hitam sebahu. Berkulit putih bersih dengan body yang berisi, walau tinggi tubuhnya seperti kebanyakkan wanita pada umumnya. Saat berdiri sejajar denganku tingginya hanya sebahuku.

Kejadian itu bermula pada saat bang jay pergi keluar kota.

Aku ingat malam itu malam minggu. Karena aku memang tidak mempunya pacar, kebiasaan malam mingguku adalah ngumpul bareng teman terkadang hingga shubuh.

Berhubung malam minggu itu langit terus-terusan di gelayuti mendung di sertai gerimis, aku memutuskan untuk pulang saja ke rumah.

Jam masih menunjukkan jam 23.30 wib, seperti kebiasaanku aku masuk melalui pintu samping rumah dengan menggunakan kunci yang memang untukku. Setelah memarkirkan motorku di garasi samping, aku langsung menuju ke kamarku yang terletak di belakang sebelum dapur.

Sesampainya di kamar aku melepaskan pakaianku hingga hanya menyisakan celana dalam. Malam itu entah kenapa aku menjadi bergairah. Sangat bergairah.

Lalu aku memutar koleksi film pornoku di laptop untuk menyalurkan hasratku yang tiba-tiba muncul.

Sebelum meneruskan aksiku, aku berinisiatif untuk memeriksa keadaan rumah mungkin saja kak sel atau may belum tidur fikirku.

Aku mengenakan celana pendek bola sebelum keluar dari kamar dengan bertelanjang dada.

Aku memeriksa kamar kak sel dan juga kamar may, semuanya sudah tertutup rapat pintunya. Lalu aku lanjutkan memeriksa kunci pintu dan jendela, semuanya sudah terkunci.

Akhirnya aku kembali lagi untuk meneruskan menonton film porno sembari menuntaskan hasrat birahiku di kamar.

Sesampainya di kamar aku melepaskan celana pendek sekaligus celana dalamku sehingga aku bertelanjang bulat sambil menonton film porno melalui laptop.

Entah sudah berapa adegan yang berganti di layar, dan aku pun semakin asyik membelai dan mengocok-ngocok kemaluanku. Hingga pada satu titik aku merasa akan mencapai kenikmatan dan tak lama kemudian aku merasa terbang saat nikmat itu mengalir deras keluar melalui ujung kemaluanku hingga spermaku menyembur sampai menyiram dada dan perutku.

aaaachhhh… Aku memejamkan mata sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja aku rasakan.

Tapi sesaat setelah itu, sayup-sayup aku mendengar seperti suara langkah kaki yang di langkahkan perlahan menjauhi kamarku. Lalu sepertinya aku mendengar suara pintu yang di tutup.

Eehh apakah bang jay sudah pulang fikirku. Saat aku memulai fantasiku tadi, aku memang lupa menutup pintu kamarku sehingga kamarku hanya tertutup oleh kain gorden saja.

Mati aku. Cepat aku mengelap ceceran sperma yang tadi berserakan di dada dan perutku dengan tissu. Lalu aku mengenakan kembali celana pendekku dan bergegas memeriksa keluar.

Sepi… pintu kamar kak sel dan may masih tertutup rapat. Semua jendela dan pintu juga masih terkunci seperti tadi. Aku kembali ke kamarku dan duduk sambil menyalakan sebatang rokok. Siapa yang melihatku tadi bathinku. Atauhanya perasaanku saja?

Karena gelisah akhirnya aku berinisiatif keluar rumah dari pintu samping yang biasa aku gunakan sambil melihat-lihat keadaan di luar rumah. Jam menunjukkan hampir setengah 1 malam. Langit masih mendung walau sudah tak di sertai gerimis lagi. Saat aku berjalan ke depan rumah entah kenapa timbul niatku untuk melihat ke dalam kamar kak sel atau may melalui jendela.

Karena rumah ini di pagar keliling dan di tambah aneka pohon serta bunga yang sengaja di tanam oleh kak sel di halaman depan dan samping rumah. Aku merasa aman untuk melakukannya karena yakin takkan mungkin bisa ketauan orang lain.

Setelah melihat sekeliling dan ku rasa aman, sambil membawa kursi plastik yang biasa di letakkan di teras rumah, aku berjalan menuju jendela kamar paling depan yang biasa di tempati oleh may.

Saat melihat ke dalam beruntung kain gorden pelapis jendela tidak semua menutupi sehingga ada celah yang cukup lebar untuk aku bisa melihat gambaran di dalam kamar.

Di dalam aku melihat may sedang lelap tertidur. Sempat aku tertegun saat aku melihat may tidur menggunakan baju malam terusan yang bagian bawahnya tersingkap sampai ke atas perutnya hingga celana dalamnya yang berwarna putih jelas terlihat dan juga sedikit perutnya.

Aku sampai kembali terbawa birahi melihat pemandangan tersebut. Aku pandangi kaki dan pahanya yang putih mulus. Lalu menghayati pemandangan celana dalam may hingga tanpa sadar aku menyentuh kembali kemaluanku dan meremasnya perlahan.

Aku memang beberapa kali pernah juga sekilas melihat pemandangan paha hingga celana dalam may yang kelihatan saat di rumah. Saat dia berseragam SMP dengan rok selututnya yang kadang duduknya sering sembarangan saat di rumah. Atau saat menonton tv atau saat yang lainnya. Tapi saat ini sungguh berbeda.

Saat ini aku melihatnya terbaring tenang dengan posisi kaki yang sedemikian. Dan kali ini aku bisa berlama-lama memandang seluruh kaki, paha hingga celana dalamnya. Kontolku kembali mengeras dan aku pun dengan sengaja meremas dan mengocok kontolku pelan hingga terasa begitu nikmat.

aaaahhh… ini salah fikirku.

Lalu perlahan aku memindahkan kursi plastik untuk melihat jendela kamar di sebelahnya yang biasanya di tempati oleh kak sel dan suaminya.

Lagi-lagi aku beruntung karena kain gorden penutup jendela tidak terpasang sempurna di tempatnya. Saat aku melihat ke dalam kamar tersebut…

Deg… jantungku terasa berhenti berdetak. Bagaimana tidak?

Di dalam kamar itu aku melihat kak sel kakak sepupuku sedang telanjang bulat bersandar di sandaran tempat tidur sambil sebelah tangannya meremas-remas buah dadanya dan satu tangannya mebelai-belai kemaluannya sendiri dengan posisi kedua kaki di kangkangkan lebar dan posisinya tepat mengarah ke arahku.

Aku melihat mata kak sel terpejam sambil menggigit bibir bawahnya, pinggulnya bergerak-gerak erotis dengan jari tangannya bermain di area kewanitaannya.

Jujur saja aku belum pernah melihat kak sel telanjang. Pun di masa kecilku dahulu juga tidak.

Baru kali ini aku melihat seluruh tubuh kak sel yang tanpa tertutupi sehalai benang. Aku tau memang kulit kak sel itu putih, tapi melihat seluruh kulit tubuhnya termasuk buah dada dan kemaluannya? Dan bulu-bulu halus di vaginanya?

aachhhhh…

Aku begitu birahi melihat kak sel dalam keadaan seperti itu.

Aku jadi berfikir apakah tadi kak sel yang melihatku sedang beronani?

Kemaluanku langsung mengeras sempurna.

Aku genggam kontolku dan seperti tadi kembali mengocok-ngocokkan kontolku sambil mengikuti irama masturbasi kak sel.

Aku melihat kak sel masih meremas dan memilin puting buah dadanya yang putih dan besar secara bergantian. Sementara jari tangannya yang bermain di vaginanya semakin cepat di gerakkan ke dalam lubang kemaluannya sambil pinggulnya meliuk-liuk terangkat ke atas.

oohh… vaginanya terlihat begitu basah.

Wajahnya begitu sangat berbeda di pandang. Wajah kak sel yang biasa aku tau lembut dan kalem malam ini begitu cantik sayu mengundang gairah.

Sementara aku di luar aku juga mempercepat kocokkan pada kontolku. Rasanya begitu nikmat beronani sambil melihat secara langsung seorang wanita yang juga sedang bermartubasi.

Hingga beberapa saat aku lihat kak sel seperti melenguh menahan nikmat, matanya terpejam erat dengan bibir yang saling menggigit, sebelah telapak tangan kak selly seolah-olah ingin meremas sekaligus dua buah payudaranya yang besar dan pinggulnya dia angkat ke atas sementara dua jari tangannya seperti hilang tertelan masuk ke dalam liang kemaluannya.

Lalu aku?

Aku percepat irama kocokkanku, erat aku genggam kontolku, aku kocok lebih cepat dan lebih cepat lagi hingga rasa nikmat itu aku rasakan tiba di ujung kepala kontolku dan akhirnya menyemprotkan cairan spermaku mengenai dinding rumah dan lantai halaman.

ooochhhh… desahku nikmat sambil aku memejamkan mata.

Tanganku masih menggenggam batang kontolku yang terasa hangat. Mataku masih memandang tubuh telanjang kak sel yang mulai tenang.

Beberapa cairan spermaku juga mengenai celana pendek yang aku pakai, ahh.. biarlah.

Perlahan aku turun dan mengembalikan kursi plastik ke teras rumah lalu masuk kembali ke dalam.

Di dalam kamar aku merebahkan diri dengan berjuta perasaan.

Tentang tubuh telanjang kak sel, tentang hasrat birahinya, tentang kemaluan dan bulatan indah payudaranya, atau tentang kak sel kah yang melihatku tadi ketika aku sedang beronani?

“hmmm… siapa lagi?”

“aaaahhh… kak sellll” ucapku lirih hingga aku tertidur…

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu