2 November 2020
Penulis —  ayam_siam

Hujan yang Membawa Kehangatan

“Gus, ayok berdetuh dulu”.

Saat itu kira2 pukul 5 sore.

Hujan saat itu sgt deras. Ibu dan saya lgi mngatur irigasi sawah agar tdk mmbanjiri sawah kmi.

Kami pun pergi ke pondok utk berteduh.

Tapi kmi terlanjur sudah basah kuyup.

Masih 5 mnt duduk di pondok, aku mlihat ibu menggigil. Kmi tdk mmbawa bju ganti.

Kbetulan aku mlihat ada sarung yg tergantung di dinding tembok.

“ibu klihatannya kdinginan banget, ini pake aja sarung, biar gk masuk angin”

“trus kmu gus?”

“Agus masih tahan kok, bu”

Ibu mngambil sarungnya.

Ibu memblakangi aku.

Perhatianku tiba2 fokus ke ibu.

Ibu mmbuka bajunya yg basah.

Terlihat BH nya yg berwarna hitam, kontras dgn kulitnya yg putih.

Sesaat kmudian, Clananya ikut dibuka.

Bokong besarnya mnerawang dari CD nya yg sudah basah.

“slupp..” tanpa sadar aku mnelan ludah sndiri.

Namun pmandangan itu hnya sbntar.

Ibu langsung memakai sarung yg kuberikan.

Namun ternyata, ibu belum selesai.

Sambil memakai sarung, ibu mnunduk, dia mmbuka CD nya. Kmudian dia mnyusul mbuka BH nya.

Ibu memeras pakaiannya dan mnggantungnya di tali di dlm pondok.

“kmu gak kdinginan gus?”

“sdikit bu. Ndak masalah.”

Ibu mnatapku sesaat, mungkin dia tahu sbnarnya aku sangat kdinginan.

“gus, ini sarungnya besar kok”

“kita cukup berdua kok gus,”

“buka pakaianmu, nak. Nanti kmu tmbah kdinginan pake baju basah”

Aku kaget, bingung. Aku terdiam sejenak.

“eh, malu ya? sama ibu sendiri kok malu!” kata ibu.

Ayahku mninggal 1 thn yg lalu, aku dan ibuku sgt terpukul. Ibu mrasa kesepian. Aku adalah anak tunggal, shingga Hanya aku harapan yg dpt menemani ibu. Dia sangat mnyayangiku, bgitupun sbaliknya. Aku termasuk anak yg dimanja ibunya, apalagi sejak kmatian ayaku. Walaupun aku sudah kelas 3 SMA, aku tdr sekamar dgn ibu.

Mungkin krn itu, shingga ibu tdk canggung mnyuruhku buka pakaian di dpn nya. Dia masih menganggapku anak kecil.

“sini ibu buka” kata ibu memecah lamunanku sambil mbuka bajuku.

Terlihatlah otot2 perut yg kekar ini, mungkin krn sering mencangkul.

Tak berhenti di situ, ibu congkok kmudian langsung mmbuka clana pendekku.

Aku mnatap ke bawah mlihat aktivitas ibu. Terlihat gundukan mnimbul di dadanya.

Diperasnya baju dan clanaku, kmudian digantungnya di tmpat yg sama dgn bajunya.

“Gus, sini masuk” diturunkan sarungnya sepinggang.. Aku semakin tercengang.

Terpampanglah payudara besar di depanku.

Aku malu2. Ibu smakin mnurunkan sarungnya, kali ini sudah selutut.

Terlihat juga bulu vagina nya yg lebat.

“ayo cepat gus, jgn malu sama ibu sendiri. Ini biar kita gk sakit krn kdinginan.”

Aku nurut ibu, awalnya kumasukan kaki kananku, mnyusul kaki kiri.

Otomatis badan kmi brdempetan. Agar tdk terjatuh krn berdempetan kmi salik memeluk.

Masih dlm keadaan berdiri, Ibu langsung menaikkan sarung sedada kmi.

“CD kmu basah nak” ibu lngsung membuka CDku.

Jadilah kmi sepasang yg telanjang di dlm sarung.

Sensasi yg luar biasa. Aku dpt mrasakan kulit ibu yg bersentuhan dgn kulitku.

Payudara nya yg kenyal dan besar itu mnempel di dadaku.

“ayo kita duduk gus” kmi duduk dgn posisi ibu memangkuku berhadap2an.

Dgn penuh kasih sayang ibu mnarik kepalaku dan mletakkannya di pundaknya. Dielus-elusnya rambutku.

“ibu sayang kmu nak, kmu jgn sampai sakit”

Aku terharu.

5 mnt kmudian, aku mrasa ibu mulai letih memangkuku.

Dgn inisiatif sendiri aku menggulingkan badanku, sehingga saat ini aku yg memangku ibu.

Aku mlakukan apa Yg dilakukan ibu sbelumnya. Kubelai rambut ibu.

Dadaku menempel ke payudaranya, penisku bersentuhan dgn bibir vaginanya.

Otomatis aku mulai trangsang.

Ku bisikan di telinganya “aku juga menyayangi ibu. Gak mau kalo ibu sampe sakit…

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu