2 November 2020
Penulis —  inez53k51

Dientot 3 om

Ini cerita q yg nulis, dah di post di tempat tetangga, q pindahin juga dimari

Aku kerja disatu perusahaan pemasaran propenti. Pada kondisi lesu kaya gini perusahaan memasarkan apartment mewah yang menjadi tugasku dan temen2 untuk memasarkan. Segala cara kupake untuk bisa mendapat kan customer yang bener2 mo beli apartment, bukan cuma nanya2. Satu waktu aku ketemu ma om Anton, dia nyari info mo beli apartment buat invest, dia ada dana nganggur untuk beli 2 apartment mewahku.

Dia bilang ada 2 lagi temennya yang mo beli masing2 satu. Om Anton sejak awal ngobrol dah kliatan mesumnya, “Kalo aku beli apartment kamu dua, aku dapet apa dari kamu Nez”. “Om maunya apa”. “Maunya kamu”. “Ih om genit”. Nti kuajak 2 temenku lagi yang mo invest apartment juga. kan kamu bisa dapet 4 order apartment, kudu wah dong bonus buat aku ma temen2ku”.

Waduh di gangbang ni aku bisa2, tapi ya biarlah asal dapet order 4 partment kan asik banget tu, target cuma 1 apartment sebulan, ini dapet 4 sekaligus kan kerja ku jadi ringan lah. Kuiyain aja permintaan om Anton, besoknya dua dateng lagi ngajak temennya, om Beni dan om Dodi, Mereka bertiga ngasi DP untuk pembelian apartment mereka masing2, aku sibuk ngurus surat jual beli antara mereka dengan perusahaan, menentukan syarat pembayarannya, selanjutnya akan diurus oleh bagian hukum dan bagian konstruksi.

Setelah semua beres, om Antonlah yang mewakili temennya mengatur rencana dan kapan kita ngentot. 3 om tu badannya gede, atletis, ganteng2 lagi, aku kayanya tenggelem kalo dipeluk mereka, maklum aku imut si badannya, semuanya serba kecil tetek aku juga kecil imut, tapi oke aja tu buat tu om2. Acara di dahului dengan dugem disalah satu kafe terkenal.

“Temen2 om kemana”, tanyaku kerna cuma om Anton yang bersamaku. “nti mereka nyusul, aku duluan lah yang garap kamu, kan aku beli 2 sedang mereka cuma 1 masing2 kan”. Seru banget deh acara ma om Anton di kafe. Om Anton ngebecandain aku terus, sampe aku geli sampe perutku sakit. Larut malam baru aku dibawa ke apartmentnya.

om Anton langsung ja mencium aku dikamar, awalnya kecupan lembut yang kemudian berubah menjadi lumatan. Adegan ciuman itu bertambah panas, kami saling memagut dan bergulingan, om Anton menjilati telinga dan leherku sementara tangannya menyusup kedalam t-shirt meremas-remas tetekku, aku mendesah. disibakkannya t-shirtku dan lidahnya menjalar dan meliuk-liuk di pentilku, dia terus ja menghisap dan meremas tetekku.

diantara pahaku sekaligus menarik turun g-stringnya. om Anton membuka kedua pahaku dan mulai mengecup me mekku dan dijilati. Tubuhku bergetar merasakan lidah om Anton. “Agghh.. om.. oohh.. enakk.. om” Tubuhku setengah melonjor di ranjang dengan kaki menapak kelantai, om Anton berlutut dilantai dengan badan berada diantara kedua kakiku.

Mulutnya mengulum-ngulum me mekku, tak lama kemudian om Anton meletakkan kedua kakiku dibahunya dan kembali menyantap memekku. Tak ayal lagi aku kelojotan diperlakukan seperti itu. “Ssshh.. sshh.. aahh” desisku. “Oohh.. om.. nikmat sekalii.. sayang, Gigit.. om.. pliiiisss.. gigitt. Auuwww.. pelan sayang gigitnyaa”.

Beberapa saat kemudian kamu berganti posisi, aku yang berlutut di lantai, cd om Anton kulepas, “Ih gede banget om”. “Mangnya lon perna ngerasa yang segede ini Nez”. “belum om”. “Wah memek kamu pasti sempit banget dong ya”. mulutku langsung mengulum kon tol om Anton, kepalaku turun naik, tanganku mengocok batang kon tol om Anton, sesekali kujilati bagai menikmati es loli.

Setiap gerakan kepalaku sepertinya memberikan sensasi yang luar biasa bagi om Anton. “Aaahh.. aauugghh.. teruss sayangg” desah om Anton, “Ohh.. sayangg.. enakk sekalii”. Suara desahan dan erangan om Anton membuat aku tambah bernafsu melumat kon tolnya. “Ohh.. Say.. ngga tahann.. masukin sayangg” pinta om Anton.

Aku menyudahi lumatannya dan beranjak keatas, berlutut diranjang dengan pinggul om Anton berada diantara pahaku, tanganku menggapai batang kon tol om Anton, kuarahkan kemulut me mekku dan kubenamkan. “Aaagghh,” kami sama2 melenguh panjang merasakan kenikmatan gesekan pada bagian sensitif masing-masing.

Dengan kedua tangan berpangku pada pahanya aku mulai menggerakan pinggulnya mundur maju, karuan saja om Anton mengeliat merasakan kon tolnya diurut me mekku. Sebaliknya, kon tol om Anton yang menegang keras kurasakan menggaruk me mekku. Suara desahan, desisan dan lenguhan saling bersaut manakala kami sedang dirasuk kenikmatan.

Setelah berlangsung beberapa saat om Anton mengganti posisi, aku direbahkannya diranjang dan dia merangkak naik keatas tubuh ku. Kon tolnya yang besar terlihat masih ngaceng dengan kerasnya. om Anton kemudian menopang tubuhnya dengan satu tangan, sementara tangan lain memegang kon tolnya. om Anton mengarahkan kon tolnya ke me mekku, digosokkannya ujung kont olnya di me mekku.

“oohh.. aahh” aku mendesah. om Anton langsung menekan pinggulnya, ujung kon tolnya tenggelam dalam me mekku. “Aakhh.. om.. eengghh” erangku cukup keras. om Anton lebih merunduk lagi dengan sikut menahan badan, perlahan pinggulnya bergerak turun naik serta mulutnya dengan rakus melumat tetekku. “Teruss..

om.. enak banget.. ohh.. isep yang kerass sayangg”, aku meracau. “Aku suka sekali tetek kamu say.. mmhh”. “Kecil gitu kok suka si om, isep terus om.. ahh,” aku membusungkan dadaku membuat om Anton bertambah mudah melumatnya. om Anton merebahkan badannya menindihku dan memeluk seraya melumat mulut, leher dan telingaku.

om Anton menekan pinggulnya, kon tolnya melesak masuk ke dalam me mekku. “Auuwww.. om,” desahku. om Anton terus menekan lebih dalam lagi. Seluruh kon tol om Anton telah terbenam di dalam me mekku. Beberapa saat om Anton tidak bergerak, ia mengecup leher, pundak dan akhirnya tetek ku kembali jadi bulan-bulanan lidah dan mulutnya.

Perlakuan om Anton membuat aku melenguh dan mendesah. punggung, pinggang dan pantat om Anton tak luput dari remasan tanganku. om Anton menggerakkan pinggulnya memutar perlahan dan mulutnya bertambah ganas melahap tetek ku yang dihiasi pentil kecil kemerahan. “Uhh.. ohh.. om” desahku, kaki kubuka lebih melebar lagi.

Merasakan gerakannya mendapat respon, om Anton menarik-memasukan batang kon tolnya. “Aaauugghh.. sshh.. om.. ohh.. om,” desahku lagi. Pinggul om Anton yang turun naik dan kakiku yang terbuka lebar membuat kon tol besarnya terus memompa mem ekku dengan ganasnya. “Adduuhh.. om.. nikmat sekalii,” desahku seraya memeluk om Anton.

Semakin liar kami bergumul, keringat membanjir menyelimuti tubuh ku padahal ac di kamar banget. “om.. tekan sayangg.. uuhh.. aku mau ke.. kelu.. aarrghh” erangku. om Anton menekan pantatnya dalam-dalam dan tubuh kami pun mengejang bareng. Kerasa banget pejunya nyembur2 di memekku, nambah kenikmatan buat aku.

Dikamar aku akhirnya ketiduran, lemes kena udara dingin dari ac bikin aku ngantuk. Om Beni dan Dodi dateng waktu aku masi ketiduran. Aku kebangun kerna ranjangnya gerak. om Dodi duduk diseblah aku diranjang, bahuku dipeluknya. “Sayang, maen yuk,” bisik om Dodi sambil meremas pundakku. Remasan dan terpaan nafas om Dodi saat berbisik menyebabkan semua bulu tubuhku meremang.

melepaskan rangkulannya dan memindahkan tangannya di atas pahaku, awalnya masih dekat dengkul lama kelamaan makin naik, setiap gerakan tangannya membuatku merinding. Entah bagaimana mulainya tanpa kusadari tangan om Dodi sudah berada dipaha dalamku, tangannya mengelus dengan halus, rasa geli-geli enak yang timbul begitu kuatnya, membuatku membiarkan kenakalan tangan om Dodi yang semakin menjadi-jadi.

“Nez, aku suka deh liat leher sama pundak kamu” bisik om Dodi seraya mengecup pundakku. Aku menjadi makin terbuai karena kecupannya itu. om Dodi terus mengecup, bahkan semakin naik keleher, “om.. ahh” desahku tak tertahan lagi. “Enjoy aja Nez” bisik om Dodi lagi, sambil mengecup dan menjilat daun telingaku.

Om Beni yang sedari tadi asik nonton melihatku seperti itu tidak tinggal diam, ia pun mulai turut melakukan hal yang sama. dia pun duduk diseblah satunya lagi di ranjang. Pundak, leher dan telinga sebelah kiriku jadi sasaran mulutnya. Melihat aku sudah pasrah mereka semakin agresif. Tangan om Dodi semakin naik hingga akhirnya menyentuh memekku.

Elusan di memekku, remasan om Beni di tetekku dan kehangatan mulut mereka dileherku membuat birahiku menggelegak lagi. “Agghh.. om.. ohh.. sshh” desahanku bertambah keras. om Beni langsung melahap tetekku dengan rakus. om Dodi juga beraksi meraba memekku yang sudah basah oleh cairan pelicin. Aku jadi tak terkendali dengan serangan mereka tubuhku bergelinjang keras.

Sementara om Dodi menjilat-jilat pahaku lama kelamaan semakin naik dan akhirnya sampai di memekku, lidahnya bergerak liar di itilku, bersamaan dengan itu om Beni pun sudah melumat tetekku, pentilku yang kemerahan jadi bulan-bulanan bibir dan lidahnya. Diperlakukan seperti itu membuatku kehilangan kesadaran, aku terlena dibawah kenikmatan hisapan mereka.

Bahkan aku mulai meremas punggung om Beni, kujambak rambutnya dan merengek meminta mereka untuk tidak berhenti melakukannya. “Aaahh.. om.. teruss.. sshh.. enakk sekalii” “Nikmat ya Nez,” bisik om Beni seraya menjilat telingaku. pinggul kuangkat, ingin om Dodi melakukan lebih dari sekedar menjilat, ia memahami, disantapnya me mekku dengan menyedot-nyedot sampe memekku menjadi semakin basah oleh ludahnya dan cairanku.

merasakan kenikmatan itu semakin memuncak, tubuhku menegang, kupeluk om Beni-yang sedang menikmati pentilku dengan kuatnya. “Aaagghh.. om.. akuu.. oohh” jeritku keras, dan merasakan hentakan kenikmatan didalam me mekku. Tubuhku melemas, lungai. om Dodi dan om Beni menyudahi hidangan pembukanya, dibiarkan tubuhku beristirahat sambil memejamkan mata kuingat-ingat apa yang baru saja kualami.

tiba-tiba kurasakan hembusan nafas ditelingaku, bibir dan lidah om Beni mulai lagi, tapi kali ini tubuhku seperti di gelitiki ribuan semut, ternyata om Beni sudah polos dan bulu-bulu lebat di tangan dan dadanya menggelitiki tubuhku. Begitupun om Dodi sudah bugil, ia membuka kedua pahaku lebar-lebar dengan kepala sudah berada diantaranya.

Mataku terpejam, Gairahku bangkit merasakan lidah om Dodi menjalar dibibir memekku ditambah lagi om Beni yang dengan lahapnya menghisap pentilku membuat tubuhku mengeliat merasakan geli dan nikmat dikedua titik sensitif tubuhku. “Aaahh.. om.. nngghh.. aaghh” rintihku tak tertahankan lagi. om Dodi kemudian mengganjal pinggulku dengan bantal sehingga pantatku menjadi terangkat, lalu kembali lidahnya bermain dimemekku.

Lalu kurasakan sesuatu yang hangat keras berada dibibirku, kon tol om Beni. ia manahan kepalaku dengan tangannya, “Jilat.. Nez”. kujilat batangnya yang besar dan sudah keras itu, om Beni mendesah merasakan jilatanku. “Aaahh.. Nez.. jilat terus.. nngghh” desah om Beni. “Jilat kepalanya Nez” aku menuruti permintaannya.

Lidahku berputar dikepala kon tolnya membuat om Beni mendesis, “Ssshh.. nikmat sekali Nez.. isep sayangg.. isep” pintanya sambil desisannya. kepala kon tolnya pertama-tama kumasukan kedalam mulut, om Beni meringis. “Jangan pake gigi Nez.. isep aja” protesnya, sengaja kugigit pelan kepalanya. kuemut lagi, kali ini om Beni mendesis nikmat.

sayang.. sshh.. enak.. Nez”, sebagian kon tolnya melesak masuk menyentuh langit-langit mulutku.

Sementara itu om Dodi yang tiada hentinya menjilati me mekku. Aku semakin binal karena napsu yang berkobar, kukocok kon tol om Beni yang separuhnya berada dalam mulutku. Beberapa saat kemudian om Beni mempercepat gerakan pinggulnya dan menekan lebih dalam batang kon tolnya, tanganku tak mampu menahan laju masuknya kedalam mulutku.

Aku menjadi gelagapan, ku geleng-gelengkan kepalaku hendak melepaskan kon tol panjang itu tapi malah berakibat sebaliknya, gelengan kepalaku membuat kon tolnya seperti dikocok-kocok. Om Beni bertambah beringas mengeluar-masukan kon tolnya dan.. “Aaagghh.. nikmatt.. Nez.. aku.. kkeelluaarr” jerit om Beni, pejunya menyembur keras didalam mulutku membuatku tersedak, sebagian meluncur ke tenggorokanku sebagian lagi tercecer keluar dari mulutku.

Aku sampai terbatuk dan meludah membuang sisa yang masih ada dimulutku. om Dodi tidak kuhiraukan aku langsung duduk bersandar menutup dadaku dengan bantal sofa. “Gila om Beni.. kira-kira dong” celetukku sambil bersungut-sungut. “Sorry Nez.. ngga tahan.. abis isepan kamu enak banget” jawab om Beni dengan tersenyum.

“Udah Nez santai aja lagi,” sela om Dodi seraya mengambilkan aku minum dan membersihkan sisa peju dari mulutku. om Dodi memelukku dengan lembut. Dikecupnya keningku, hidungku dan bibirku. Kecupan dibibir berubah menjadi lumatan semakin memanas, kami pun saling memagut, lidah om Dodi menerobos mulutku, aku terpancing untuk membalasnya.

Ohh.. sungguh luar biasa permainan lidahnya, leher dan telingaku kembali menjadi sasarannya membuatku sulit menahan desahan kenikmatan yang begitu saja meluncur keluar dari mulutku. om Dodi merebahkan tubuhku kembali diranjang, pentilku dihisap dan satunya lagi dipilin. Dari toket kiriku tangannya melesat turun ke

me mekku, dielus-elusnya itil dan bibir memekku. Tubuhku langsung mengeliat-geliat merasakan kenakalan jari om Dodi. “Ooohh.. mmppff.. ngghh.. sshh” desisku tak tertahan. “Teruss.. om.. aakkhh”. Aku menjadi lebih menggila waktu om Dodi mulai memainkan lagi lidahnya di memekku, kedua tanganku meremas-remas tetekku sendiri.

“Ssshh.. nikmat om.. mmpphh” desahanku semakin menjadi-jadi. Tak lama kemudian om Dodi merayap naik keatas tubuhku, om Dodi membuka lebih lebar kedua kakiku, dan kemudian kurasakan ujung kon tolnya yang besar menyentuh mulut memekku yang sudah basah. “Aauugghh.. om” jeritku lirih, saat kepala kon tolnya melesak masuk kedalam rongga memekku.

om Dodi menghentikan dorongannya, sesaat ia mendiamkan kepala kon tolnya dalam memekku. Kemudian-masih sebatas ujungnya-secara perlahan ia mulai memundur-majukannya. pinggulku mengeliat mengikuti tusukan om Dodi. “Ooohh.. om.. sshh.. aahh.. enakk om” desahku lirih. Aku benar-benar tenggelam dalam kenikmatan yang luar biasa akibat gesekan di me mekku.

Mataku terpejam-pejam kadang kugigit bibir bawahku seraya mendesis. “Enak.. Nez,” tanya om Dodi berbisik. “He ehh om.. oohh enakk.. om.. sshh”. “Nikmatin Nez.. nanti lebih enak lagi” bisiknya lagi. “Ooohh.. om.. ngghh.” om Dodi terus menggerakkan pinggulnya turun-naik-tetap sebatas ujung kon tolnya-dengan ritme yang semakin cepat.

Selagi aku terombang ambing dalam buaian birahi, tiba-tiba om Dodi menekan kon tolnya lebih dalam membelah memekku. “Auuhh.. enak om,” desahku lagi. om Dodi menghentikan tekanannya seraya menjilat dan menghisap telingaku. aku mulai merasakan nikmatnya milik om Dodi yang keras dan hangat didalam rongga memekku.

om Dodi kemudian menekan lebih dalam lagi, membenamkan seluruh batang kon tolnya dan mengeluar-masukannya. Gesekan kon tolnya dirongga me mekku menimbulkan sensasi yang luar biasa! Setiap tusukan dan tarikannya membuatku menggelepar-gelepar. “Ssshh.. ohh.. ahh.. enakk om.. empphh” desahku tak tertahan.

“Ohh.. Nez.. enak banget memek kamu.. oohh” puji om Dodi diantara lenguhannya. “Agghh.. terus om.. teruss” aku meracau tak karuan merasakan nikmatnya hujaman kon tol om Dodi di memekku. Peluh mulai menetes membasahi tubuh. Jeritan, desahan dan lenguhan mewarnai pergumulan kami. Menit demi menit kon tol om Dodi menebar kenikmatan ditubuhku.

Magma birahi semakin menggelegak sampai akhirnya tubuhku tak lagi mampu menahan letupannya. “om.. oohh.. tekan om.. agghh.. nikmat sekali om” jeritan dan erangan panjang terlepas dari mulutku. Tubuhku mengejang, kupeluk om Dodi erat-erat, magma birahiku meledak, mengeluarkan cairan kenikmatan yang membanjiri relung-relung memekku.

Beberapa menit kemudian om Dodi mulai lagi memacu gairahku, hisapan dan remasan didadaku serta pinggulnya yang berputar kembali membangkitkan birahiku. Lagi-lagi tubuhku dibuat mengelepar-gelepar. Tubuhku dibolak-balik, setiap posisi memberikan sensasi yang berbeda. Entah berapa kali memekku berdenyut-denyut mencapai klimaks tapi om Dodi sepertinya belum ingin berhenti menjarah tubuhku.

Selagi posisiku di atas om Dodi, om Beni yang sedari tadi hanya menonton serta merta menghampiri kami, dengan berlutut ia memelukku dari belakang. Leherku dipagutnya seraya kedua tangannya memainkan tetekku. Apalagi ketika tangannya mulai bermain-main diitilku membuatku menjadi tambah bernapsu. Kutengadahkan kepalaku bersandar pada pundak om Beni, mulutku yang tak henti-hentinya mengeluarkan desahan dan lenguhan langsung dilumatnya.

Pagutan om Beni kubalas, kami saling melumat, menghisap dan bertukar lidah. Pinggulku semakin bergoyang berputar, mundur dan maju dengan liarnya. Aku begitu menginginkan kon tol om Dodi mengaduk-aduk seluruh isi rongga memekku yang meminta lebih dan lebih lagi. “Aaargghh.. Nez.. enak banget.. terus Nez..

om Beni yang merasa kurang puas meminta merubah posisi. om Dodi baring di pinggir rnjang dengan kaki menjulur dilantai, Akupun merangkak kearah batang kon tolnya. “Isep Nez” pinta om Dodi, segera kulumat kon tolnya dengan rakus. “Ooohh.. enak Nez.. isep terus” Bersamaan dengan itu kurasakan om Beni menggesek-gesek bibir memekku dengan kepala kon tolnya.

Tubuhku bergetar hebat, saat batang kon tol om Beni-yang besar dengan perlahan menyeruak menembus bibir me mekku dan terbenam didalamnya. Tusukan-tusukan kon tol om Beni serasa membakar tubuh, birahiku kembali menggeliat keras. Aku menjadi sangat binal merasakan sensasi erotis dua batang kon tol didalam

tubuhku. Batang kon tol om Dodi kulumat dengan sangat bernafsu. “Nez.. terus Nez.. aku ngga tahan lagi.. Aaarrgghh” erang om Dodi. Aku tahu om Dodi akan segera menumpahkan pejunya dimulutku, aku lebih siap kali ini. Selang berapa saat kurasakan semburan-semburan hangat peju om Dodi. “Aaagghh.. nikmat banget Nez..

om Dodi beranjak meninggalkan aku dan om Beni, hujaman kon tol om Beni yang begitu bernafsu dalam posisi doggy dapat membuatku kembali merintih-rintih. Apalagi ditambah dengan elusan Ibu jarinya dipantatku. Bukan hanya itu, setelah diludahi om Beni bahkan memasukan Ibu jarinya ke lubang pantatku. Sodokan dime mekku dan Ibu jarinya dilubang pantat membuatku mengerang-erang.

Sedang asiknya menikmati, om Beni mencabut kon tol dan Ibu jarinya. “om. kenapa dicabutt” protesku. “Masukin lagi om.. pliiiis”. Sebagai jawaban aku hanya merasakan ludah om Beni berceceran di lubang pantatku, tapi kali ini lebih banyak. Dia mulai menggosok kepala kon tolnya dilubang pantatku, ada rasa geli-geli enak kala ia melakukan hal itu.

dengan sodokan jarinya di me mekku tiba-tiba kurasakan kepala kon tolnya sudah menembus pantatku. Perlahan namun pasti, sedikit demi sedikit batang kon tolnya membelah pantatku dan tenggelam habis didalamnya. Dia mencium punggung dan satu tangannya lagi mengelus-itilku. Separuh tubuhku yang tengkurap diranjang, aku

mencengram dan mengigit bantal untuk mengurangi rasa sakit. Berangsur-angsur rasa sakit itu hilang, aku bahkan mulai menyukai batang keras om Beni yang menyodok-nyodok pantatku. Perlahan-lahan perasaan nikmat mulai menjalar disekujur tubuhku. “Aaahh.. aauuhh.. oohh om” erangku setiap disodok kon tol om Beni yang besar itu. om Beni dengan buasnya menghentak-hentakan pinggulnya. Semakin keras om Beni menghujamkan kon tolya semakin aku terbuai dalam kenikmatan.

om Dodi yang sudah pulih dari istirahatnya tidak ingin hanya menonton, ia kembali bergabung. Membayangkan akan dijarah lagi oleh mereka menaikan tensi gairahku. om Dodi merebahkan diri terlentang ditempat tidur dengan kepala beralas bantal, tubuhku ditarik menindihinya. Sambil melumat mulutku-yang segera kubalas dengan bernafsu-ia membuka lebar kedua pahaku dan langsung menancapkan kon tolnya kedalam memekku.

om Beni yang berada dibelakang membuka belahan pantatku dan meludahinya. Menyadari apa yang akan mereka lakukan menimbulkan getaran birahi yang tak terkendali ditubuhku. Sensasi sexual yang luar bisa hebat kurasakan saat kon tol mereka yang keras mengaduk-aduk rongga memek dan pantatku. Hentakan-hentakan milik mereka dikedua lubangku memberi kenikmatan yang tak terperikan.

om Beni yang sudah lelah berlutut meminta merubah posisi, ia mengambil posisi tiduran, tubuhku terlentang diatasnya, kon tolnya tetap berada didalam pantatku. om Dodi langsung membuka lebar-lebar kakiku dan menghujamkan kon tolnya dimemekku yang terpampang menganga. Posisi ini membuatku semakin menggila, karena bukan hanya kedua lubangku yang digarap mereka tapi juga tetekku.

om Beni dengan mudahnya memagut leherku dan satu tangannya meremas tetekku, om Dodi melengkapinya dengan menghisap pentilku. Aku sudah tidak mampu lagi menahan deraan kenikmatan yang menghantam sekujur tubuhku. Hantaman-hantaman om Dodi yang semakin buas dibarengi sodokan om Beni, sungguh tak terperikan rasanya.

Dan tak berapa lama kemudian tubuhku serasa melayang, kucengram pinggul om Dodi kuat-kuat, kutarik agar batangnya menghujam keras dimemekku. Jeritanku, lenguhan dan erangan mereka menjadi satu. “Aduuhh.. om.. nikmat sekalii.” “Aaarrghh.. Nez.. enakk bangeett.” Keduanya menekan dalam-dalam milik mereka, cairan hangat menyembur hampir bersamaan dikedua lubangku.

Aku tertidur kecapean, sampe om Anton bangunin aku. Kuliat dia dah bugil dengan kon tol besarnya yang dah ngaceng, segera aku digarapnya dengan ganasnya. Sepanjang sisa malam tak henti-hentinya dia melampiaskan napsunya ke aku sampai akhirnya kami berdua terkapar kelelahan.

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu