3 November 2020
Penulis —  bobyanggara

Kepedulian Pegawai Terhadap Atasannya

… Beberapa hari belakangan nubie berpikir keras, apakah ini sebuah keberuntungan atau malah menjadi bumerang.

Sales Call yang lalu adalah sebuah kenyataan yg seperti mimpi, ah.. nubie tidak dapat berpikir jernih, masih berkecamuk apakah yang akan terjadi di Sales Call selanjutnya…

Maka jadwal Sales Call pun kembali datang, dengan rutinitas traktir mentraktir masih seperti biasanya, justru nubie tidak bisa seceria sebelumnya, karena ini memang kentang, memang nanggung, sampai mana batasannya atau sampa mana antara apa yg bole dan tidak bole, nubie masih tidak paham, dan dengan aktifitas yang sama, langkah yang sama, nubie sudah ada diperjalanan bersama Atasan.

N: ”…” (hening, TITID tegang tapi takut)

… akhirnya Ibu Bos yang duluan…

A: “Kok diem?? Pasti memikirkan soal KITA ya???”

N: (ane bingung, harus jawab apa) “Bu saya boleh menyampaikan sesuatu dan jujur?” (sambil ragu)

A: “Ohh, bolelah, tumben Ibu liat kamu kikuk begini Dik, kayak cwo culun yang mau lepas perjaka” (atasan ane ketawa, ane gg ngerasa itu lucu, karena ane masih ketakutan)

., Akhirnya ane sampaikan, apa yang menjadi unek2 nubie, nubie jelaskan cerita panjang lebar, kenapa nubie begitu hormat dan segan dnegan beliau, Ibu hanya tersenyum2 kecil sambil mencubit paha nubie. Dan percakapan ini yang menjadi sebuah acuan keyakinan…

N: (ane menatap dg keyaknin) “Nah Bu, dari semua cerita saya dan rasa hormat serta segan yang saya taruh kepada Ibu, jujur saya takut salah menerjemahkan apa yang Ibu inginkan, yang bisa berakibat fatal?”

A: “Ohh, begitu… baiklah, izinkan Ibu bercerita dulu yaaa…” (atasan ane menghela nafas panjang)

… dan dimulailah cerita yang merupakan sebuah bukti… bahwa semua wanita bagaimanapun dan siapapun dia… jauh di dalam dirinya terdapat sisi lain yang memberontak ingin dilepaskan…

A: “Ibu dlu adalah remaja yang aktif dan berprestasi, pintar bergaul serta baik di akademis” (ane paham betul ini, kalau tidak mana mungkin dia jadi bos dan masih disegani oleh semua karyawan bahkan cabang lain!)

A: “Dalam percintaan pun Ibu tidak pernah neko2, Bapak (suaminya) adalah satu2nya pacar Ibu, dari pacaran sampai menikah, dan Ibu sama sekali tidak pernah menghianati Bapak, baik saat pacaran maupun setelah menikah, bahkan yang merawanin Ibu yaa Bapak.” (atasan ane menjelaskan detail, ane pendengar yang baik)

A: “Hanya saja ketika Bapak mulai sakit (diabet), sepertinya ada yang berubah, Ibu tidak lagi mendapat perlakuan yang semestinya sbg seorang istri, yaa Ibu tidak munafik, setelah kenal sex, Ibu sangat menikmati, bahkan Ibu ketagihan, Bapak sll memberikan yang terbaik yang dia bisa kalo urusan ranjang, dan Ibu sering orgasme, tapi yaa hanya satu kali setiap ML.

A: “Sudah 2 tahun ini, Ibu sama sekali tidak disentuh, Bapak sudah tidak bisa lagi, kalaupun Bapak ingin membantu, pasti dengan jari saja, tapi Ibu cukup puas, hanya saja yaaa tetap itu bukan yg Ibu inginkan” (Atasan ane menghadap ke arah ane lalu memegang paha ane lagi! Lagi huu Lagi2 ini terulang!!

N: (aku kikuk) “Ennghh.. hmm lalu Bu.. Apa yang bisa saya bantu, saya siap menjadi pendengar setia.” (dengan nada datar)

A: “Tapi kejadian belakangan ini, Ibu lihat kamu begitu dewasa, baik, rajin, jujur, berdedikasi, kamu punya semua sikap dan karakter yang Ibu suka terlebih…” (omonganya terputus)

N: (ane menimpali) “Terlebih apa Bu?”

A: “Jujur setelah Ibu tidak sengaja menyenggol “ITU” nya Adik, Ibu benar2 membayangkan bagaimana isi di dalamnya, itu keras banget, Ibu sudah lama tidak pernah membayangkan kerasnya batang kemaluan seperti itu, dan ketika Ibu curi2 pandang seprtinya ukurannya cukup besar”

N: (ane bingung mau jawab apa suhu2) ”…”

… tiba-tiba, Atasan Nubie seperti menyandar ke tempat duduknya tapi condong ke arah nubie, sembari menggerakkan tangannya ke arah TITID nubie yang sudah berontak karen celana kantor ane cukup ketat…

A: “Lagitegangya?” (sembari mengelus batang ane)

N: (ane salah tingkah, dan malah jawab) “Ennggg.. iaa… Tegang Bu, habis Ibu cerita begitu Saya jadi membayangkan” (ane berusaha relax)

A: “Ohh, Apa boleh Ibu pegang2??” (tangan Atasan ane megang TITID nubie dengan gerakan meremas tapi dari luar celana)

N: (Seketika ane merasa perasaan enak dan nyaman perlahan makin mengeras TITID ane) “Maaf Bu, hati2 nanti muncrat…” (ane jawab ngawur udah SANGE MODE)

A: (Lalu atasan ane mengelus keatas kebawah Batang ane tetap dari luar celana, kemudian dia deketin telinga ane dan berbisik) “Muncratin ke rahim Ibu aja, sudah lama gg disiram”

N: (Seketika ane menggigil, membayangkan) “Maaf Bu, bukan maksud saya tidak sopan, maaf Bu… saya tidak tahan” (nubie agak bergelinjang)

A: “Wah bisa kedut2 gitu ya Anuknya, Boleh Ibu buka” (Atasan ane ga pake ba bi bu trus buka retsleting ane dan masukin tangannya)

N: (aku hanya mendesah kecil cambil nyetir) “Ennghh.. enak Bu… mmmhh… Ibu tau betul bagian yang enak dimana” (ane udah hilang akal, ane udah gg karuan)

A: “Sudahlah, nikmati saja, tapi tahan, jangan muncrat nanti belepotan, (beberpa saat kemudian) segini dlu yaaaa??” (lalu atasan ane ngeluarin tangannya dan membetulkan retsleting nubie)

N: (ini nubie kebingungan, antara sange, seneng, takut, malu) “eeennngg… mmmm Ia Bu” (ternyata tujuan juga sudah dekat)

A: “Mulai sekarang, De sudah paham dan tau, apa yang Ibu inginkan, dan Adik ada di posisi seperti apa, yang jelas, semua perintah datangnya dari Ibu, dan di Kantor harus se profesional mungkin”

N: “Bbaa.. Baik Bu…” (Sisa2 Sange masiih bereaksi dalam tubuh ane)

Sesaat kemudian kita tiba, lalu kita meeting, dan berjalan lancar. Sepulang dari tempat nasabah beberapa kali kami bermain tangan, meraba, dan nubie mulai berani memegang payudara atasan ane tapi dari luar, serta baru menyentuh sampai bagian paha, ane lihat Ibu sepertinya sudah gatal ingin melumat TITID ane dengan mulutnya tapi, kondisi tidak memungkinkan, karena di jalan takut bahaya, meskipun kaca film dan cukup gelap.

Hari itu berlalu dengan kejadian yang bener-bener membuat nubie gelap mata, menghayal, dan semenjak saat itu ane coli pake foto atasan ane suhu, karena jika sudah dirumah, komunikasi hanya lewat messanger FB dan itupun hanya sesekali…

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu