3 November 2020
Penulis —  bobyanggara

Kepedulian Pegawai Terhadap Atasannya

Nubie adalah seorang pegawai swasta di Pulau yang terkenal dg keindahannya. Keseharian nubie layaknya pegawai pada umumnya, berpenampilan sederhana namun rapi, dengan tinggi 170cm dan berat 70kg, kulit sawo matang khas pemuda Pulau Surga, badan yang proporsional meskipun tidak begitu atletis. Nubie sudah tahun kelima bekerja di perusahaan yang sudah menghidupi nubie selama beberapa tahun ini.

Nubie berada di posisi staff biasa di kantor, tentunya pekerjaan nubie masih banyak dan harus dikejar waktu. Spv nubie pun habis2an menekan soal target dari perusahaan, maklum perusahaan kredit yaa hidupnya dari target ke target. Di fase ini nubie belum mengenal atasan nubie, secara beliau adalah Branch Manager/Manager cabang..

Singkat cerita, prestasi dan kinerja ane yang baik ane diangkat menjadi Senior Staff. Nah disinilah dimulai, Senior Staff sudah ikut meting bulanan dengan Manager Cabang…, disana ane sangat hormat dengan beliau. Umur beliau sudah cukup tua, 47 tahun berbeda hampir 20 tahunan dengan nubie, tapi penampilan beliau sangat bersih dan dijamin yg melihat pasti salah tebak umurnya.

Pada suatu waktu, beliau menghampiri kami yang ada di ruangan, beliau meminta diantar ke nasabah prioritas kami, yang mana di ruangan tersebut kebetulan hanya saya yg bisa menyetir karena staff lelaki yg lain sedang makan siang dan ada urusan lainnya. Dan Atasan saya kurang nyaman jika disupiri oleh wanita..

A (Atasan)

N (Nubie) = Ane

A: “Ada yg bisa antar Ibu sales call?”

(teman2 cwe ane celingukan dan hanya memandang ke satu arah, yaitu ke arah nubie)

A: “Yauda, Dik **** Tolong antar Ibu Sales Call,”

N: “Iya Bu, saya ambil kunci Mobil di Loby dahulu, kalau sudah siap saya telepon ke ruang Ibu”

A: “Oke, segera.”

(ane sopan dan melayani sebagai seorang staff, sehingga semua atasan ane nyaman dengan ane)

… Sejurus kemudian ane sudah di mobil dan ane sudah siap dengan AC mobil yang sudah dingin serta mobil yang sudah siap jalan, kemudian ane minta receptionist utk. menelepon Atasan ane. Tak lama beliau muncul dan masuk ke mobil, anehnya beliau duduk di kursi depan…

A: “Yuk jalan..”

N: “Maaf Ibu, bukankah seharusnya Ibu duduk de belakang?”

A: “Ahhh sudahlah, itu dikantor. Tugas lapangan ini seharusnya tidak menjadi hal yang begitu formal, Ayo jalan saja..” (sambil tersenyum ramah)

N: “Baik Bu”

… kemudian nubie mulai menjalankan mobil menuju lokasi yang dituju, di perjalanan, kami mengobrol soal kantor dan kondisi nasabah serta masalah2 yang ada… sampai pada momen kami kehabisan tema pembicaraan… akhirnya Atasan ane bertanya hal yag cukup pribadi…

A: “Kamu sudah nikah dik?”

N: “Rencananya begitu Bu, hee…”

A: “Rencananya gimana, kamu kan sudah dewasa dan umur sudah cukup toh?”

N: “Iaa Bu, tapi… yaa masalah biaya dan pertimbangan lain juga masih harus dipikirkan Bu”

A: “Kalau masalah biaya Ibu mengerti, dan di perusahaan juga ada pinjaman lunak utk staff kan? Tapi kalau pertimbangan lainnya apa?”

N: “Banyak hal sih Bu, kesiapan mental dan mungkin saya belum siap terikat.”

A: “Maksudnya, kamu punya yang lain?”

N: “Ah, Tidak Bukan Bu, Saya hanya takut tidak bisa setia dan takut bosan Bu, saya orangnya bosenan. Kalau misalnya bosan, saya takut ada affair setelah menikah. Kalau boleh saya ceritakan, pacaran sebelum ini saya hanya cinta monyet, dan hanya dengan pacar saya yg sekarang ini lah saya cukup lama, dan bisa dibilang cukup serius dengan dia, jadi belum pernah ada hubungan saya yang sangat dekat dg wanita kecuali dg pacar saya ini, sedangkan kalau bosan bagaimana Bu?

A: “Ohh.. jadi kasarnya, baru cewe ini aja yg kamu ajak Wik Wik Wik?” (Wik Wik Wik itu bahasa gaul dikantor utk melambangkan ML, lagi thrend pas itu)

N: (Saya sedikit kaget) “Mmmh Ia Bu.”

A: “Yaa gapapa, seiring waktu kamu akan belajar kok dewasa. Tapi beneran kamu cuma sama pacar kamu ini doang?”

N: “Iaa Bu Beneran.” (padahal Atasan ane tidak mengetahui sisi lain ane yang begitu liar, ha, ha, ha, ,)

A: “Wah… hebat kamu, setia. Apa gag pernah tergoda?”

Nah pertanyaan ini lah awal mulanya ane bisa masuk lebih dalam lagi, ane jawab waktu itu bahwa ane pernah dan sering tergoda tapi takut mencoba, takut utk terlibat lebih jauh karena takut di cap playboy atau penjahat kelamin. Itu yang ane katakan ke Atasan ane., Setelah itu sampai di tempat tujuan dan kami berbincang soal kantor kembali.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu