3 November 2020
Penulis —  BuckyBarnes

Aku ingin denganmu, Adek

Aku dan Novi terengah-engah diatas meja makan. Tubuhku masih rebah diatas tubuhnya, penisku pun masih bersarang dalam jepitan vaginanya, walau perlahan ku rasakan mulai mengecil. Waktu itu aku menyemprotkan cukup banyak sperma dalam sekali orgasme pada vagina adikku.

Setelah agak lama nafas kami mulai teratur, dan Novi mulai menangis lirih. Wajahku yg tadi ada disebelah kepalanya bangkit dan menatap wajahnya, rona wajah Novi menyiratkan kepedihan dan kesedihan, dia nampak shock bahwa aku kakaknya baru saja memperkosanya. Air matanya mengalir deras, kedua tangannya yg tadinya memegang bahuku menutup mulutnya menahan suara Tangisnya.

Rasa bersalahku sendiri mulai muncul, namun harus aku akui ternyata tubuh adikku benar-benar nikmat, payudaranya mengkal seperti yang aku bayangkan, dan dinding vaginanya rapat, sungguh tubuh ideal untuk seorang wanita menurutku.

Aku perlahan bangkit dan melepaskan penisku dari vaginanya, lalu duduk dikursi membiarkan Novi yg masih menangis dimeja makan.

“Dek, maafin kakak ya.. Kakak khilaf”

Kataku sambil membelai rambutnya. Novi tidak menjawab, dia masih menangis, dia mencoba menghindariku dengan memutar tubuhnya yg tadinya telentang menjadi membelakangiku hingga kini pantatnya yang montok tersaji didepanku. Melihat pantat adikku yang tempo hari sempat menghantui birahiku, tanpa sadar penisku bangkit lagi.

Gila, padahal belum dua menit aku beristirahat, sungguh setiap jengkal tubuh adikku seolah bara yang membakar gairah laki-laki, tak peduli siapapun itu. Aku siap memulai ronde kedua, setelah melepaskan baju yang masih melekat pada tubuhku aku bangkit kembali menghampiri adikku, Novi sendiri masih menangis sesenggukan, dia tidak menyadari bahwa kakaknya kembali dikuasai nafsu.

Penisku langsung masuk dengan mulus, vagina Novi masih basah mempermudah penetrasiku.

Adikku sendiri langsung kaget menerima serangan keduaku yang tak kalah mendadaknya dengan serangan pertama, dia serta merta memutar tubuhnya dan mencoba meronta lagi.

“aaakkhh.. Kak Bani!!! Gak lagi kak!!!”

Kali ini dia berteriak, namun posisiku yg menggenjotnya dari belakang sudah sedemikian mantap, apalagi tanganku kali ini langsung meremas kedua payudaranya dari belakang.

“ooughzz.. Dekkh.. Enak bangeth kamuhh..” aku melengguh ditelinga Novi dari belakang sambil terus menggenjotnya, adikki masih menangis, namun desahan dan jeritan kecil mulai terdengar dari mulutnya.

“ooughgh.. Shitzzz.. Oohh.. Kamuhh.. Bajh.. Inganh.. Kakkhh.. Oohhgg” racau Novi. Tangannya kini memegang kedua tanganku yg meremas-remas buah dadanya, tampak dia mulai menikmati persetubuhan ini.

Aku sendiri juga merasakan kenikmatan dahsyat dari jepitan vagina Novi, dindingnya berkedut-kedut mengurut batang pensiku. Dahsyat sekali sensasinya.

Aku mencoba mengubah posisi, aku bangkit sambil membawa tubuh Novi, kali ini adikku pasrah tak melawan hingga sekarang aku duduk dipinggir meja makan dan adikku duduk pada pangkuanku, aku ingin menggenjot vaginanya sambil merasakan montoknya pantat Novi pada pahaku dan tetap memainkan payudaranya.

Saat tiba pada posisi yang kumau, aku mulai menyodok lagi. Sensasi baru kembali timbul, luar biasa melihat tubuh adik sendiri bergelinjang dan berguncang-guncang dalam dekapan tubuh dan genjotan penisku. Tangisnya tak lagi terdengar, berganti racauan dan lenguhan tanda adikku mulai menyukai hubungan intim tabu ini.

“oough.. Oughh.. Kakhhzz.. Ouh.. Ouhh”

Aku jadi gemas hingga tanganku mendorong pipi adikku agar dia menoleh kebelakang lalu kupagut bibir ranumnya, kali ini Novi membalas ciumanku pada bibirnya, ketika aku mencoba memasukan lidahku pada mulutnya, lidahnya menyambut lidahku hingga lidah kami menari bersama dalam mulutnya. Ouh, luar biasa.

“bareng dekh, kaakakkhh keluarin didalem aja yah. Ouuh” kataku disela lenguhan nikmatku.

“yaahhzz, akuuh lagiih gakh… Ouuh.. Shuburr.. Ohh”

Sesaat setelah mengatakan itu, adikku langsung menaik turunkan tubuhnya sendiri, bahkan dia menggoyangkan pinggulnya bak penari dangdut mengocok penisku yang masih bersemayam pada vaginanya menimbulkan kenikmatan yang dahsyat padaku, hingga akhirnya tak sanggup lagi kutahan orgasmeku.

“Deekkhh, kakakhhj keluaarrrr.. Oohhhhh!!!”

Tubuhku mengejan sambil mengangkat pinggulku memuntahkan lahar sperma sebanyak yang aku bisa kedalam tubuh Novi adik kandungku.

Novi sendiri tak lama kemudian menyusul orgasmenya, dia juga berkelojotan diatas tubuhku dan mengejan beberapa kali sebelum tubuh kami berdua roboh dimeja makan dengan nafas terengah-engah dan banjir keringat.

Dapur dan meja makan inilah saksi persetubuhan terlarang antara aku dan Novi…

Lanjut?

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu