31 Oktober 2020
Penulis —  mamahlover

Terapung di lautan asmara mamahku

Hari Kedua

Hari pertama telah berlalu.. bersamaan berlalunya Badai yang terjadi dikapal yang kami tumpangi bersama Mama walaupun Kapal kami sempat terhenti ditengah lautan untuk menghindari Badai laut yang sangat dahsyat di depan pelayaran kami.(Baca Tulisan hari pertama)

Saya terbangun kesiangan, kudapatkan diriku masih telanjang bulat dibawah selimut tebal yang kuselimutkan pada tubuh mama yang juga masih telanjang malam itu, saya berbalik mencari mama yang tidur disampingku, ternyata Mama tidak berada disampingku, juga tidak ada didalam kamar, apakah mama meninggalkan kamar setelah menyelimutku??

tidak bisa membayangkannya seandainya.. mama.. oh.. tidak.. saya

sangat ketakutan bila sesuatu terjadi kepada Mama… kuperiksa kamar mandi siapa tau mama sementara membersihkan dirinya kosong.. dan kucoba mengintip keluar kapal melalui jendela kaca yang tembus pandang dari dalam kamar.. ohhhhhh, kulihat sesosok bidadari menggunakan baju rok terusan panjang tanpa lengan (You Can See) putih bersulaman batik..

burung hong.. dengan rambut ikal terurai melambai terhembus angin lembut… sementara memandang kejauhan.. melihat burung laut yang sedang bermain dengan ombak… Baju itu dan rambut itu milik mama… ya mama lagi menikmati panorama laut pagi itu, sendiri.. dan menyendiri.. Perlahan lahan kuhampiri Mama yang berdiri menyandarkan tubuhnya di trali pembatas kapal dek 7, masih ditempat itu melihat kejauhan, Ma!!

sapaku lirih.. dan tidak ingin mengagetkan mama… Mama menoleh kepadaku, tersenyum manis, namun mata itu.. mata yang bolak, indah dipagari dengan lentik buluh- mata, meneteskan.. air.. bak mutiara bersinar membiaskan sinar mentari pagi, dan mama sekali lagi tersenyum, diam sambil melerai anak rambut yang menutupi sebagian wajahnya, Mama, menangis???

hanya itu yang dapat saya ucapkan sambil meraih, mencium tangannya, mama membiarkan tangannya kucium sambil menggelengkan kepala.. dan tangan kanannya mengusap tetesan air mata yang hambir berhamburan di pipinya.. mama tetap diam dan tersenyum.. lalu memegang tanganku dan membawa kepinggangnya dan..

Kupeluk mama dari belakang.. dan kubiarkan rambutnya yang tertiup angin menutupi sebagian wajahku..

Kuikuti dimana mama memandang, keburitan kapal.. memperhatikan gelombang air yang berbuih, perahu nelayan kecil yang terombang ambing karena ombak kapal, pulau yang

tampak samar2 dikejauhan, burung laut.. bermain sambil sesekali.. menyambar keair mencari makan.. ikan lumba bermain mengikuti kapal kami.. dan sepasang burung laut terbang tingi bercumbu diangkasa… lama sekali mama memperhatikan burung laut itu Alangkah bahagianya sepasang burung itu!!! terbang bebas kemana saja mereka kehendaki Mama mulai memecahkan kesunyian pagi yang cerah itu..

Ar.. temani mama ya, jalan2 melihat kolam renang yang katanya sangat mewah dikapal ini!!, Tapi Mama kan belum sarapan… bagaimana kalau kita sarapan dulu Ma!! kataku, Mama hanya mengangguk sambil menatapku dan tersenyum… kugandeng pinggang mama masuk loby kapal dan terus kerestoran khusus penumpang kelas VIP untuk sarapan.

Dipintu restoran, Petugas tidak mengarahkan kami kemeja makan seperti tamu lainnya, tetapi keruang khusus dimana sudah tersedia meja kecil dan diatasnya terdapat kue ulang tahun HBD yang ke39, sedianya saya ingin menayakan kepetugas tersebut.. tetapi kulihat Mama hanya tersenyum kecil.. sambil menggenggam tanganku..

Ohh.. hari ini Ulang tahun Mama… dasar anak durhaka.. ulang tahun mamapun kamu tidak tahu.. kataku dalam hati, sebentar ya Bapak dan Ibu, Kapten kami akan datang… dan beberapa menit kemudian masuklah Kapten kapal bersama Kepala Koki restoran, langsung Menyalami kami berdua sambil mengucapkan HBD kepada Mama, dan dengan sedikit pengantar sambutan dari Kapten, lalu menyalakan lilinnya dan meminta kami berdua untuk meniupnya..

selanjutnya mama menoleh kepadaku dan saya pun mengerti maksudnya, kucium bibir mama dengan sedikit menyedotnya dan mamapun membalasnya.. lalu melepaskannya dan sedetik kemudian mama kembali memulai mencium bibirku sambil merangkul pinggangku, tepuk tangan semua hadirin dan hadirin memberikan salam dan selamat kepada kami berdua, mamapun memulai memotong kuenya dan membangikan kepada hadirin..

sebagai suaminya, walaupun ini hanya sandiwara tetapi bagiku kelihatannya mama juga sangat menikmatinya dan berbahagia.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan