1 November 2020
Penulis —  puinkadella

Salah sasaran berujung nikmat!

Nama saya Bimo, nama samaran tentunya (maaf kalau ada yang namanya saya pakai, hehe). Sekarang domisili di Ngalam, Timur Jawa.

Ini kisah ketika saya dulu 3 tahun lalu sebelum pindah ke Ngalam, kala itu saya masih domisili di salah satu kabupaten kota yang punya telaga yang cantik sarangan.

Kisah menarik, lucu dan tak disangka (re: Bejo)

Ya, saya memang begitu bejo alias beruntung 3 tahun lalu.

Menaksir anaknya, merasakan ibunya. Oh god! Its a first and last experienced.

Nama anaknya Meta, nama samaran tentunya.

Tinggal di kota yang berbatasan dengan tempat tinggal saya. Umur 26 tahun kurang lebih, berparas tidak terlalu cantik, agak pendek, sedikit gempal, namun lumayan sedap untuk di pandang. Eceileeh…

Singkat cerita beliau sudah berkeluarga, dan punya buntut 2. Hmmm..

Namun, parasnya tak menampakkan kalau sudah berstatus ibu beranak 2 hahaha.

Singkat cerita, kami sama sama kenal karena kami dulu satu sekolah. Kala itu, bulan desember 2016, saya lupa tanggalnya. Saya berkesempatan datang main silaturahmi kerumahnya, kumpul kumpul reuni kecil kecilan. Ketika dirumahnya, saya cukup kenal dengan ibunya Meta, namanya bu Tari, beranak empat bercucu dua.

Singkat cerita, beberapa hari setelah acara itu. Saya menemukan kunci motor di tas kecil saya. Saya fikir itu kunci motor saya, ternyata itu kunci motor Meta yang kebawa kala bertamu ke rumahnya.

Kala itu saya broadcast ke beberapa teman di whatsapp, nanya itu kunci siapa. Meta menjawab, “itu kunci motor dirumahku, bim”.

“Oalah, yaudah lusa aku anter ya Met”, balasku.

Singkat cerita, lusa datang. Hari rabu, setelah dzuhur. Saya berkunjung lagi kerumah Meta untuk mengembalikan kunci motor yang terbawa itu.

Saya ketuk pintu rumahnya, karena tutupan semua.

“Assalamualaikum…”, salamku.

Sekitar 5 menit, tak ada yang menyambut salam.

Yaudah saya berniat untuk pulang, dan kembali lagi mungkin sore atau esok hari. Karena Meta di chat dan ditelp nomornya tidak aktif.

Ketika sudah posisi di atas motor, ternyata pintunya ada yang membuka.

“Ehh.. Nak.. Ada apa?”, Tanya ibunya Meta sembari membuka pintu.

Lalu saya turun lagi, dan melepas helm.

“Ini bu saya mau balikin kunci motor, kemaren gaktau kebawa pulang hehe”, jawabku mengawali.

“Oalah iyo, kemarin di cari-cari dikira hilang”, sambut ibunya Meta.

“Njih bu, saya pamit dulu ya bu”, ujarku.

“Sebentar masuk dulu, ibu buatkan kopi”, balasnya.

“Mau minum apa nak?”, tanyanya.

“Apa aja bu yang manis, hehe”, jawabku.

Lalu beliau berbalik ke arah dapur, kala itu beliau hanya pakai daster tipis khas ibu-ibu paruh baya, ditutupi hijab besar yang menutupi dada hingga pinggang, namun daster yang dipakainya tak sempurna menutupi hingga ujung kakinya.

Setelah sekitar 5 menit, datang lagi beliau membawakan sirup ABC rasa jeruk. Manis tentunya.

Lalu kami bercerita ngalor ndidul, lalu saya izin ke wc sejenak untuk buang air kecil.

Ketika saya keluar dari Wc, entah beliau sadar atau tidak. Hijab yang menutupi tubuhnya tampak menjeplak dalamnya hingga tampak gundukkan buah dada yang cukup besar namun sudah turun khas ibu ibu paruh baya.

Lalu saya pandangi, tiba-tiba junior dalam celana bergejolak. Damn!

Hahahaha.

Lalu saya menegur beliau,

“Lagi ngapain bu?”, tanyaku.

“Ini lagi beresin bekas tadi pagi masak, masih berantakan” Jawabnya masih membelakangiku.

“Aku ke depan ya bu”, ujarku

“Ya nak tunggu depan aja”, jawabnya.

Hmm.. Ternyata cukup lama beliau membereskan meja dapurnya.

Singkat cerita saya mendatangi beliau kebelakang lagi.

Entah setan apa, nafsu saya tiba tiba bergejolak.

Saya peluk beliau dari belakang, dan saya tempelkan ke pantat beliau yang aduhai bohay itu…

“Ehh..”, Gumamnya.

Saya tak menggubris gumaman beliau, saya tetap meraba dada yang cukup besar itu.

“Eh nakk, jangan”, larangnya.

“Semok banget bu”, jawabku di telinganya.

“Jangan nak, cukup nak ampun”, pintanya.

Lalu saya angkat dasternya, dan terpampanglah bongkahan pantat yang luar biasa bohaynya itu.

Saya turunkan celana dalamnya, dan…

Terbukalah dan terlihatlah bulu bulu rimbun dari celah bongkahan pantat itu..

Sembari saya meremas payu dan dara beliau, saya elus lobang kenikmatan itu.

Entah, beliau seperti diam dan pasrah, hanya mendesis dan sedikit mendesah menolak tapi dengan berat.

“Ahhh.. Nak jangan”, pintanya.

Tak saya gubris, lalu saya balikkan badan beliau menjadi saling berhadapan…

Lalu saya angkat baju dasternya hingga leher, dan damn!!! Payudara khas ibu ibu paruh baya terlihat menggoda..

Tak lama lalu langsung saya remas dan saya jilat serta emut itu puting coklat yang cukup besar…

Singkat cerita, lalu saya buka celana jeans saya.

Entah ada setan apa yang lewat, tiba tiba beliau spontan duduk dan langsung melahap junior yang daritadi sudah berontak ingin keluar.

Hahahah.

“Ahhhh…”, desahku menikmati lidah dan sedotan beliau yang lumayan jago menurutku.

Entah apa yang merasukimuuuu…

Lalu saya tak tahan, saya putar balik badannya.

Saya coblos saja junior ke tempat yang benar.

“Ahhhhh… ”, desah beliau cukup keras.

“Ahhh.. Enak bu?”, tanyaku.

Beliau tak menjawab, hanya menganggukkan kepala, yang mungkin itu tanda nikmat kali ya. Hehe.

Saya sodok dari belakang, biasa disebut Doggy style. Hehe.

Entah berapa lama, tiba tiba beliau menarik dan melepas junior dari dalam lobang surga dunia miliknya.

Beliau mendorong saya hingga saya terlentang di lantai yang memisahkan antara dapur dan ruang tengah rumahnya.

Tanpa aba aba dan komando.

Beliau ambil alih dan saya menjadi kuda tunggangannya.

“Ahhh.. Ahhh.. ”, desahnya.

Hanya mendesah seperti itu hingga klimaks.

“Ahhh.. Mau keluar.. Ahhhh”, ujarnya.

“Keluar mana bu, aku mau keluar”, tanyaku sembari mempercepat sodokan ke lobang surga itu.

“Ahhh.. Dalam aja gak apa”, jawabnya entah sadar apa engga.

“Ahhhh.. Bu keluar..”, desahlu.

“Ahghhh… Enakkkk”, teriaknya.

Lalu beliau merebahkan badannya, memelukku yang di paksa menjadi kuda peliharaannya.

Setelah kurang lebih 5 menit dari klimaks itu, beliau berdiri dan langsung menuju ke wc. Saya membersihkan junior dengan tissue.

Lalu beliau memanggil saya, “sini nak bersihkan dulu,” sembari mengayunkan tangannya.

Masuk di wc lalu beliau blowjob lagi si junior hingga kering, “Ahhh…,” desahku.

Lalu saya pamit pulang.

Dan yaaa.. Kenangan itu hanyalah menjadi kenangan.

Hal pertama dan mungkin terakhir kalinya saya bisa merasakan beliau.

Info yang saya dapatkan, beliau pindah tugas di salah satu smk negeri di kota gadis, baju smknya warna ungu dan sekolahnya juga warna ungu (kalau tidak salah).

Beliau juga aktif di salah satu pengajian di kota batik, infonya.

3 tahun berlalu, saya tak banyak mendapatkan info tentang beliau lagi.

Mungkin itu juga menjadi kenangan pertama dan terkakhir beliau ‘khilaf’ menunggangi kuda yang bukan kudanya yang sebenarnya.

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu