1 November 2020
Penulis —  Aryaaa

Real Story - Mama Tiri dan Adik Tiri

Perkenalkan saya bernama Jaka (Nama Samaran) Keturuan Chienese Berumur 30 Tahun.

Pada saat saya berumur 16 Tahun Ibuku meninggalkanku dan ayahku tanpa kabar sedikitpun. Saya dan ayah hidup berdua saja. Hingga pada saat umurku 25 Tahun saya melihat ayahku mengajak seorang wanita berkenalan denganku yang mana rupanya adalah seorang janda beranak 2. Hari demi hari berlalu dan janda tersebut selalu datang ke rumah untuk sekedar mampir.

Hingga suatu hari ayah pun berbicara kepadaku bahwa ayah akan mengajak janda itu untuk tinggal disini dan akan menjadi ibuku. Awalnya saya tidak begitu menerima kehadirannya, akan tetapi ayahku sangat kesepian ditinggal ibu. Saya pun mengizinkan ayah untuk mengajak janda tersebut tinggal di rumah kami.

Saya pun diajak bekenalan lebih dekat dengan janda tersebut beserta anaknya. Janda tersebut memiliki seorang anak perempuan sebut saja Hera (nama samaran) yang juga keturuan chienese, berumur 19 Tahun. Parasnya cantik, imut, putih dan tentunya bodynya pun perfect. Sebagai seorang laki-laki sejati pun saya sangat tertarik padanya, ya tapi hal yang tidak mungkin karena dia saudara tiri saya.

Waktu terus berlalu, kami pun semakin bisa akrab dan ayahku pun bisa tersenyum kembali. Setiap malam terkadang saya mendengar ada suara seperti orang merintih kesakitan, karena penasaran saya pun mencari tahu sumber suara tersebut, ternyata suara tersebut berasal dari Ibu tiriku dan ayahku yang sedang melakukan hubungan suami istri.

Hingga suatu hari dimana ayah sedang bekerja, di rumah hanya ada saya, ibu tiri dan adik tiriku. Pada saat itu saya mendengar suara orang sedang mandi, saya penasaran lalu mencoba mengintip dari celah pintu yang tak tertutup rapat. Ternyata pada saat itu yang mandi adalah adik tiriku. Jujur saya sangat kaget ditambah penasaran.

Ibu tiriku berkata kepadaku :

I (Ibu)

J (saya)

I: apa yang kamu lakukan?

J: maaf bu, saya penasaran dan ternyata yang mandi adalah Hera, saya minta maaf bu, saya tidak mengulangi lagi.

I: tidak apa-apa

J: saya mohon jangan ceritakan pada hera dan ayah bu, saya bisa kena marah habis - habisan kalau gini.

I: udah stop, jangan dibahas terus

J: sekali lagi maaf bu.

I: udah stop. Ibu mau tanya padamu

J: apa bu?

I: apa yang kamu lihat?

J: hera bu

I: hera kenapa? Apa yang dia lakukan?

J: heh.. hmm. hera lagi mandi bu

I: kamu suka?

J: heeehh.. (diam)

I: gpp bilang aja, wajar kok kamu suka, kamu cowo kan? Wajar lah kamu suka dengan cewe

J :… (Diam)

I: kok kamu diam saja?

J: heh. Eh. Gpp bu

I: udah kamu ikut ibu sini

J: kemana bu?

I: (Ibu lalu membuka pintu kamar hera)

J: maaf bu saya ke kamar saya aja

I: udah ah, ikut dulu sini

J: kenapa bu? Maafin saya bu saya salah udah ngintip hera

Tambahan percakapan

H: (Hera)

I: Heraa, udah mandinya?

H: Udah bu, kenapa?

I: Sini Keluar dulu

H: Iya Bu.

(Hera pun keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk)

H: iiiihh ibu kenapa ada kak jaka !!!!??

I: tadi ibu melihat jaka mengintip kamu

J: maaf dik, kakak ga sengaja

H: iiih kakak kok gitu sih, hera malu kak

I: Gpp hera, maafin jaka, dia hanya penasaran padamu yang cantik ini

H: ya bu. Jangan diulangin lagi ya kak jaka

I: kalian ini ada-ada saja

J: maaf bu, maaf dik. Ga akan diulangi lagi


Hari demi hari pun berlalu, saya pun tidak ada kebenarian untuk mengintip hingga suatu hari menjelang ujian semester saya mengajak teman-teman ke rumah untuk belajar bersama, pada saat itu rumah dalam keadaan kosong karena ibu, adik dan ayah sedang pergi.

Teman-temanku membawa beberapa botol minuman arak seperti Soj* (arak korea) yang memiliki kadar alkohol ringan, untuk penyemangat mereka bilang, saya pun ikut meminum itu sambil belajar. Malam pun semakin larut, teman-teman pun beranjak pulang. Minuman alkohol yang dibawa temanku pun masih ada beberapa botol yang belum dibuka.

Berhubung saya belum terlalu mengantuk, saya masih mencoba membaca buku catatan saya sambil meneguk minuman tersebut. Ayah, ibu dan adik pun pulang, mereka menanyakan padaku apa yang saya minum, akan tetapi setelah bertanya mereka diam saja, awalnya tak kirain marah.

Hera adik tiriku bertanya padaku :

H: kak, boleh cicip ga?

J: ini alkohol dik, jangan lah, ga baik

H: Gpp kak, santai aja

J: jangan, nanti kena marah ibu

H: ga akan kena marah kalau kakak diam aja kan

J: ya sudah, sedikit saja ya

H: (Hera pun meneguk langsung)

Hari semakin malam, karena kebanyakan minum saya pun bergegas ke wc karena mau buang air kecil, pada saat selesai dari wc saya mampir ke dapur sebentar dengan maksud mengambil air putih, setelah mengambil air putih, saya melewati kamar ayah dan ibu yang ternyata tidak di tutup rapat, saya melihat ayah dan ibu melakukan hubungan intim tersebut.

Setelah adegan ayah dan ibu selesai mereka mulai merapikan pakaian mereka dan saya pun segera ke ruang tamu lagi, saat diruang tamu saya melihat hera sudah tertidur lelap, saya coba membangunkan hera namun tidak ada respon. Muncullah pikiran kotor saya pada saat itu. Saya coba memberanikan diri untuk menyentuh badan hera, namun saya sembari melihat ke kamar ayah dan ibu apakah mereka masih bangun atau tidak.

Pada saat melihat ke kamar ayah dan ibu, hanya ibu yang masih belum tidur, saya pun bilang kepada ibu :

J: bu, hera ketiduran di ruang tamu

I: biarin aja kak, kalau ga bangunin aja suruh pindah ke kamar

J: sepertinya udah nyenyak banget bu

I: yah udah biarin aja, ibu capek mau tidur

J: ya udah bu, saya coba bangunin aja


Saya pun mencoba membangunkan hera yang nampaknya sudah mabuk berat karena minuman alkohol tadi, namun tetap tidak sadarkan diri, hingga pada saat saya berniat untuk mengendong hera ke kamar, badan hera bergerak lalu tidak sengaja tanganku menyentuh bagian dada hera. Awalnya kaget tapi juga penasaran, saya pun mencoba meraba bagian dada hera pada saat itu.

Dikarenakan hera tidak bangun sama sekali pada saat saya buka baju hera, saya pun terus melakukan apa yang saya lakukan hingga pada akhirnya sampai pada bagian puncaknya saya coba memasukan batang kemaluan saya ke dalam lubang kenikmatan hera yang ternyata tidak perawan lagi. Pada saat saya memasukan barang kemaluan saya hera terbangun dan saya sangat kaget sekali + terdiam seribu bahasa.

H: kakk, kakak ngapain???? Kakak ngapain hera??

J: maaf hera, kakak mabuk, kakak ga sadar, maafin kakak hera

H: kak, nanti ayah ibu tau mati kita kak

J: ayah ibu tidur hera. Maafin kakak hera

H: kakak kok gini sih. Kakak apain hera

J: kakak penasaran sama kamu hera. Maafin kakak

H: hera bakal kasih tau ibu dan ayah kak

J: Ehh, tunggu hera, kamu sepertinya ga perawan lagi kan? Kakak akan kasih tau ibu kamu juga kalau gitu

H: kakkk, kakak tau dari mana?? Kakak jahat bener, kakak kok gitu sama hera

J: kamu ini ribut banget sih hera!!!

H: ya udah kejadian ini jangan sampai kesebar ya kak, hera ga akan cerita tapi kakak jangan cerita sama ibu

J: ok, sekarang kakak tanya kamu ini ga perawan lagi ya?

H: Kakak jangan cerita sama ibu ya kak kalau hera bilang sama kakak?

J: kamu percaya deh hera

H: Jadi gini kak, ibu kan dulu kerja di club malam sebagai pemandu karaoke. Ayah kandung hera adalah pelanggan setia di club malam itu kak.

H: pada saat hera kelas 1 sma, hera pernah melihat ayah hera dan ibu hera melakukan hubungan intim dengan pria dan wanita lain dengan kata lain 2 orang wanita dan 2 orang pria.

H: Hera ketahuan pada saat itu lalu ayah hera memaksa hera untuk melihat langsung mereka melalukan itu dan hera disuruh ikut melakukan hubungan itu. Ibu marah besar namun apa daya ibu tidak dapat melawan hingga akhirnya hera pun di perkosa oleh ayah hera.

H: Ibu dan ayah bercerai setelah kejadian itu dan ibu pun pindah kerja di restaurant lalu ketemu dengan ayah kak jaka.

J: oh begitu ya, maafin kakak ya (sambil merapikan pakaian)

H: Kak.. Tunggu.. hera mau coba dengan kakak boleh? Tapi pelan aja kak hera takut.

J: yakin kamu?

H: iya kak gpp..

Kami pun melakukan hubungan layaknya suami istri

Waktu sudah menunjukan pukul 04:00 dan kami pun selesai melakukan hubungan tersebut. Hal yang kutakutkan ternyata terjadi, pada saat membuka pintu kamar hera ternyata ada ibu yang menguping pembicaraan kami dan nampaknya sangat marah sekali

- bersambung -

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu