1 November 2020
Penulis —  simpatisan

Paha, tangan dan mulut KAKAK KANDUNGKU

“dek bangun, ke bandara jemput kakak”

Di hari Minggu itu, hari yang seharusnya aku beristirahat dengan tenang sambil tiduran di kamar tetapi dibangunkan secara “paksa” oleh mamaku. Aku harus ke bandara untuk jemput kakakku yang baru balik dari Kanada untuk menemani suaminya yang mengambil program doktor disana.

Sebenarnya aku kesal karena dibangunkan saat sedang tidur, tapi mau gimana lagi di rumah cuma aku yang bisa nyetir jadi ya aku lah yang diharapkan untuk menjemput kakak.

Aku yang masih dengan pakaian tidur, yakni kaos dan celana bola pendek langsung ke kamar mandi hanya untuk cuci muka dan langsung ambil mobil untuk berangkat ke bandara

“Ah cuma di dalam mobil ngapain pake baju bagus” begitu pikirku.

Langsung aku pacu mobil menuju bandara dengan kecepatan tinggi, cepat sampai, cepat pulang, cepat juga lanjut tidur, begitu pikirku. Di tengah perjalanan, tiba-tiba masuk telfon:

“dek, kaka udah sampe ya jangan lama-lama cape ini mau istirahat”

“Iya iya kak, ini udah hampir sampe, tunggu aja di terminal kedatangan, adek sampe langsung cus pulang ga pake lama”

Nah sampai di terminal penjemputan, aku pun mencari-cari dimana kakak aku

“Nah itu dia”

Mata aku pun menemukan sosok perempuan tinggi sekitar 163cm, memakai kaos putih lengan panjang dan memakai rok hitam sedikit di atas lutut dengan ransel dan sebuah koper besar.

“Woy kak, sini!”

Teriakku sambil membuka jendela mobil. Si kakak pun menghampiri, aku turun dari mobil, salim tangan, angkat barang ke bagasi, naik kembali ke mobil dan kami pun menuju rumah tanpa berlama-lama.

“Aduh dek, baru bangun tidur langsung kesini ya? Bajunya gembel banget wkwk”

“Udah mau adek jemput masih sempat ngeledek ya”

“Haha sorry dek, abis udah lama kita ga ketemu, btw kakak tidur sebentar ya ntar sampe rumah bangunin, cape soalnya seharian di pesawat”

“Iya tidur sana, aku juga mau ngebut biat cepat sampe mau lanjut tidur juga”

Si kakak pun tidur dengan merebahkan jok, aku pun fokus menyetir. Di tengah perjalanan tiba-tiba si kakak menggeliat mengubah posisinya, kaki kirinya diangkat ke jok serta lututnya ditaruh di hand rest sehingga dengan posisi seperti itu otomatis rok yang dia kenakan terangkat lebih dari sejengkal di atas lutut.

“Gleek”

Aku menelan ludah melihat paha mulus kakak aku yang terpampang di depan mata. Sebagai gambaran, kakak aku badannya curvy tetapi tidak gemuk. Nenennya tidak terlalu besar, sesuai dengan bentuk badannya. Dia juga gak terlalu cantik, kulitnya tidak putih juga tidak hitam, standard kulit orang Indonesia tapi yang buat menarik adalah warna kulitnya yang mulus bersih sehingga enak dipandang.

Dengan posisi duduknya saat itu, membuat paha mulusnya jadi kelihatan gempal, ditambah rambut halus yg menambah kontras dan keindahan nafsu. Berhubung aku tipe laki-laki yang suka tubuh wanita bagian bawah, terutama PAHA otomatis membuat kontol pun tegak berdiri dibalik celana bola yang aku pakai.

Melihat itu pun aku jadi tidak bisa konsentrasi menyetir jadi aku memutuskan untuk berhenti sebentar di depan sebuah warung yang kebetulan tutup, lagian dengan kontol yang kejepit di balik celana juga membuat nyetir jadi tidak nyaman.

(bayangan bentuk badan kakak, cuma kakak lebih tinggi jadi ga keliatan gemuk)

Perlahan aku perhatikan paha si kakak yang terpampang. Perasaan aku sungguh berdebar-debar, walaupun sering melihat paha si kakak saat di rumah, tapi perasaan kali ini sangat berbeda terlebih si kakak badannya makin berisi yang membuat PAHA dia semakin bikin nafsu terlebih saat itu dia pake rok yang membuat semakin penasaran untuk mengintip.

Perlahan aku condongkan wajah untuk mengintip isi dalam roknya, takut dia terbangun kalau grasak-grusuk dan;

“DEG”

Celana dalamnya keliatan!!

Yang bikin aku makin deg-degan karena celana dalam MERAH yang dia kenakan model “see through,” aku ga tau jenis celan dalam apa, pokoknya mirip bahan baju kebaya, yang secara samar menampakkan hitam-hitam bulu jembutnya.

Gila makin nafsu aja aku saat itu!

Aku hanya bisa memandang, tanpa berani menyentuh, dan dengan kontol yang makin menyempit di balik celana. Karena kurang nyaman, aku memutuskan untuk “membetulkan orbit” dengan menurunkan celana dan “menyetel” kontol yang kejepit dibalik kolor.

Tiba-tiba…

“Dek kok berhenti? Eh itu ngapain kok buka celana?”

Aku kaget bukan main, ternyata si Kakak terbangun, yang buat aku lebih kaget lagi karena si kakak menciduk aku yang sedang membetulkan kontol yang “salah orbit,” mana celana bola aku turunkan, jadi susah untuk langsung menaikkan lagi secara mendadak.

“Onani ya?”

“enak aja onani, ini kejepit kak, lagi dibetulin, lagian salah kakak sendiri duduk asal, tuh NAMPAK, Adek normal ya wajarlah kalau tegang”

“Eh maaf dek”

Si kakak sadar dan dia pun membetulkan posisi duduknya seperti semula.

“Tapi adek kakak udah besar, ga malu lagi ya kasih liat itu ke kakak sendiri”

kakak berkata sambil senyum-senyum

“Jangan liat kemari kak, celana aku sempit, sakit lho kalau posisi tegang gini, sana buang muka”

“Yaudah keluarin aja dek, biar lemas”

kata kakak sambil tiba-tiba menyentuh kepala kontol aku

“Eh kak!”

Tiba-tiba aku menggelinjang, seolah-olah diberi setruman. Baru kali ini kontol aku disentuh orang lain.

“Jangan main-main kak!” Sambil aku menepis tangannya.

“Udah diam aja, sini kakak bantu dek”

tanpa menunggu persetujuan si kakak pun kembali menyentuh dan kali ini menggenggam kontol aku, sambil gerakan kocok naik turun perlahan.

“Ahhhh”

Gila ini pengalaman pertama aku, walaupun sering onani tapi baru kali ini aku di-onani-kan oleh orang lain dan itu KAKAK KANDUNG sendiri! Rasanya sungguh nikmat tak terbayangkan. Sungguh sensasi yang sangat berbeda daripada servis sendiri. Celana dan sempak aku pun udah melorot entah gimana caranya yang jelas sekarang kontol ku terpampang nyata bebas sambil dikocok oleh kakak sendiri, kontol yang tidak panjang, sepanjang iphone 6, pas di genggaman, mungkin, tapi gemuk dan tebal.

“Keras juga ya punya perjaka hahaha. Gimana enak gak dek?”

Aku tidak menjawab, tapi dari tingkah dan espresi tentu aku sangat menikmatinya.

Tangan si kakak sangat lembut, sangat enak dan nyaman, terlebih cara si kakak mengocok kontol dengan perlahan-lahan menambah sensasi kenikmatan itu. Tangan kirinya juga aktif, mengelus paha dan peler aku, sungguh pengalaman pertama yang sangat luar biasa bagi aku.

“Kak mau keluar!”

Gak nyampe 2 menit rasanya air mani ini mau CROT. Maklum pemula. Tapi kemudian hal yang lebih tidak disangka pun terjadi, bukannya melepaskan tangannya dari kontol, si kakak justru mengarahkan mulutnya ke kontol dan;

HAP!!

Kontolku pun masuk ke dalam mulut si kakak, seketika badan ini seolah di beri arus 10W dan saat itu juga;

CROT CROT CROT!!!

Air mani ku pun muncrat sangat banyak di dalam mulut si kakak, rasanya seolah-olah melepaskan beban beban berat di badan, seolah-olah melayang. Sensasi yang sangat luar biasa, crot di mulut kakak sendiri, sungguh ga bisa dilukiskan dengan kata-kata. Mata ku pejamkan menikmati kenikmatan tiada tara tersebut.

Namun ini belum berakhir. Saat aku membuka mata kulihat mulut si kakak masih sibuk menghisap dan menjilat kontol ku. Tanpa sadar ternyata kontolku masih berdiri, perasaan tadi sudah lemas saat crot, aku gatau apa mungkin karena si kakak masih menghisapnya, si kontol tanpa sadar bangun lagi? Entahlah

Namun aku kembali kaget saat melihat tak ada tanda-tanda bekas air mani yang dibuang.

“Gila kakak telan??”

“Heehhmm” jawab kakakku tak jelas tapi mengindikasikan IYA

“GILA GILA, kakak emang gila!”

Aku geleng-geleng kepala tidak menyangka akan apa yang aku dapat ini.

Hisapan kakak sungguh sangat nikmat, sambil terus memaju-mundurkan mulutnya, lidahnya juga aktif bergerak sambil sesekali menjilat lubang kontol. Ngilu, geli, enak kurasakan jadi satu. Kontolku tegak keras seolah-olah dia baru mulai “bermain” seolah lupa bahwa telah CROT. Cuma bedanya ini sudah lebih dari 5 menit tapi masih mampu untuk tidak CROT.

Aku yang melihat paha mulus si kakak, langsung mendaratkan tangan untuk mencoba merabanya. Kulitnya sungguh sangat halus, walaupun sedikit gempal justru itu yang bikin enak ditambah bulu halus yang menambah sensasi saat meraba paha si kakak. Lalu tangan aku pindah ke nenennya, tapi saat aku baru menyentuhnya, si kakak langsung menepis tanganku, tidak mau merusak momen aku pun tidak melanjutkan dan kembali meraba-raba paha mulusnya, kali ini kucoba meraba lebih dalam ke pangkal paha, ku masukkan tangan ke dalam celana dalamnya kakak diam saja, dapat ku rasakan memek tembem yang kenyal dengan bulu kasar yang ini adalah pengalaman pertama aku menyentuh memek.

Ku raba perlahan sambil juga menahan kenikmatan kontol yang sedang dihisap. Ku coba menjamah lebih dalam, ku coba masukkan jari ke lubang memek kakak, tapi sialnya si kakak tidak mengizinkan jariku masuk ya sudah aku keluarkan tangan dan menghirup aroma memek yang ada di tangan aku, ada sedikit lendir di tangan aku yang aku indikasi sebagai cairan si kakak.

Kali ini aku benar-benar lemas, karena keluar dua kali.

“Gila kak, enak banget parah! Adek gak pernah kebayang bakal dihisap kakak kandung sendiri, parah parah, itu tadi yang pertama kakak telan?”

“Haha awalnya pengen iseng aja kocok pake tangan dek, tapi lama-lama jadi penasaran rasanya kalau dihisap, udah lama ga rasa punya perjaka, kan terakhir kali pas awal nikah hahaha. Iya kakak telan dek, udah terlanjur soalnya, tapi cuma ini aja ya, anggap aja hadiah terus jangan cerita sama siapapun, janji”

“jadi kakak gak ada niat buat ngentot?”

“Enak aja, cukup itu aja ya, ngentot cuma buat yg SAH aja, mau dosa lebih besar? Itu aja udah salah kita dek, jangan macam-macam”

“Ya sudah lah kak, ini aja aku udah makasih banget, gila mimpi apa semalam dikocokin kakak sendiri jirr. Paha kakak emang bikin tegang, di rumah pake celana panjang ya, awas aja kalau aku jadi pengen karena paha kakak”

“Biasa cowok suka nenen lah adek aneh sukanya paha hahahaha ya kalau nanti pengen ya kocok sendiri dong”

“Ya gimana lagi selera tiap orang beda-beda”

Semenjak kejadian itu, aku mencoba beberapa kali meminta kakak untuk menghisap atau minimal mengocok, tapi dia tetap pada keputusannya untuk menjadikan pengalaman hari itu sebagai yang pertama dan terakhir, namun kakak tidak menolak saat aku mengelus pahanya, juga diam aja saat aku ngocok di depan kakak, katanya dia cuma kasih objek tubuhnya saja walaupun tidak sampai telanjang.

Sekian

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu