1 November 2020
Penulis —  Ceeb

Open Massas

Part 5

Sejak obrolan rada vulgar waktu itu, pikiran kotor ane mulai halu, kira-kira gimana ya kalo aku minta servis tambahan dari pijitannya si Yani, gimana ya reaksinya. Yah baru sebatas pikiran sih, belom berani juga. Tapi pikiran kotor ya tetep aja kotor, dari pikiran kotor inilah imajinasi jorok mulai nongol, diriku udah mulai ngebayangin kalo si otong ini dapet servis ekstra dari yani, dari terapi vitalitas (entah si adek belajar atau enggak), terus servia Hj, Bj, grepe-grepe bodinya, sampe kepikiran incest alias fj sama adek sendiri.

Btw, meski si Yani ngeliat si junior ngaceng dipart terakhir untungnya doi ga terlalu masalah, “udah sering liat” atau “udah biasa” katanya. Jadi adek aku bilang kalo dia lagi mijit cowok emang cukup sering konsumennya ngaceng. Gak cuma doi katanya, hampir semua therapist pasti biasa. “Yah asal mereka ga macem-macem si no problem” kata Yani.

Jadi aku selamat, dan masih jadi konsumen tetap pijitan adek sendiri. Tapi ya justru karena toleransi dari Yani sendiri ini, sekarang tiap dipijit nafsu birahi tau-tau nongol aja. Apalagi tiap balik badan, pas sesi pijit paha ama dada ane.

24 desember 2018, Cuti bersama, aku happy, Yani merana.

Ibu lagi pengajian pagi-pagi, jam 10 sebelum mandi aku minta terapi mingguan ke Yani. Gak tau kenapa dari pagi dia murung abis. Untung gak mengganggu skill pijetnya, masih joss seperti biasa, meski gak se friendly biasanya. Yaudah kuberaniin aja nanya.

“Kenapa si yan? Cemberut amat dari pagi”

“Itu mas, hp ku ilang di Burger Queen td malem”

Emang tadi malem Yani abis kongkow sama temen-temen kuliahnya.

“Loh kok bisa ilang?”

“Awalnya ketinggalan, aku kelupaan kutaro di meja, eh pas balik lagi udah gak ada.. Nanya ke security sm staff mrk gak tau katanya”

“Udah coba minta liatin cctv?”

“Eh astaga, iya beluuum… Haduuh ga keingetan mas..”

“Duh, bodoh bgt si kamu Yan”

Yani hanya diam, tau-tau aku dengar suara dia terisak, aku yg sedang tengkurap jadi memaksa menengok kebelakang.

“Yaah, udah ga usah nangis.. Ikhlasin aja, belom rejeki mu”

Yani masih diam, isakannya bertambah jelas. Ya mau gimana lagi, bisa apa aku, mending balik tengkurap dan nikmati pijitan jemari lentik Yani, yg untungnya tak mengendur meski sedang merana.

“Mas”

“Hmmm…”

“Beliin aku hp dong pls”

Ya ampun nih anak, aku baru mau mengomelinya sebelum muncul ide cemerlang di otakku.

“Apa?” Kataku meminta diulang

“Beliin aku hp, ga usah mahal-mahal jg gpp mas.. Plis”

Aku berpikir, bonus akhir tahun memang sudah cair, kalau cuma sekedar membelikan Yani hp oppa atau ViVu yg kisaran 1, 5-2jt mah ada lah. Lagian dia juga gak perlu ram gede buat main pubg atau asphalt legend segala, yg penting filter wajah sama toktok ada di hp nya udah cukup lah buat dia. Tapi aku dapat apa?

“Yan”

“Apa?”

“Kamu dulu pas masih gawe di tempat pijet, emang bener ga ngasih tambahan?”

“Maksudnya?”

“Ya tambahan, servis lebih”

“Servis lebih..” Suara yani mengendur, terkesan ragu atau malu. Wah!

“Ada gak?”

Hening sesaat sebelum ada jawaban

“Ya ada, kadang-kadang” dia menjawab pelan dan lirih, mungkin mukanya sedang memerah karena malu aib nya terbongkar.

“Ooh bisa toh.. Ada apa aja Yan?”

“Ih apaan sih mas? Pake nanya gitu segala, udah sih.. Masa lalu”

“Udah sih jawab aja apa susahnya”

“Yaaa.. Terapi pijet kemaluan aja, buat vitalitas” jawabnya malu-malu.

“Pijet aja? Sampe dikocokin ga?”

Hening lagi, agak lama. Pijatannya dipunggungku mulai berasa tak seenak bisanya.

“Yan?”

“Iya iya.. Bisa kok dikocokin juga.. Aku juga emutin penis mereka mas.. Seneng?!… Iiih” Kali ini suaranya terdengar gusar dan membentak, aku senyum-senyum sendiri. Akhirnya adikku membuka rahasianya selama ini, rahasia yg sebenarnya sudah jadi rahasia umum dunia pijat lendir. Tapi mendengarnya langsung dari adik kandung ya rasanya beda, terasa aneh, malah istimewa..

“Kalo aku minta servis tambahan dari kamu boleh ga?”

“Haaah..?! Aku mijitin punya mas? Gak mau ah..”

“Eeeh, katanya mau hp”

“Iih iya tapi kan.. Masa aku servis punya mas.. Kita kan adek kakak mas.. Mana bisa”

“Ya gak apa-apa lah yan.. Justru makin greget sensasinya”

Yani diam, entah apa yg dipikirkannya.

“Mas janji beliin hp buat kamu”

Yani masih diam, aku bujuk dia sampai tiga kali dan beberapa kali negosiasi alot untuk meyakinkannya sebelum akhirnya terlontar kalimat.

“Yaudah buka celananya”

Dhuaarrrr khontooool, sorakku dalam hati penuh kemenangan. Aku pun berbalik badan dengan senyum puas tersungging.

“Awas kalo bohong kamu mas, aku aduin ke ibu”

“Beres” kataku meng-acc proposalnya.

“Yaudah buka celananya buruan”

“Kamu yang bukain dong yan”

“Isshh” Meski sebal tapi adikku menurut, dia buka perlahan celanaku, lalu cd ku hingga kini torpedo kebanggaanku lepas dari sangkar, tegak menantang dunia, mengeras paten dan menghitam akibat aktifnya busoshoku Haki milikku, lebih keras dari heart of tarrasque. Dan kini aku telanjang bulat dan penisku tegak berdiri dihadapan Yani, wanita yang kenyataannya adalah adikku sendiri, sensasi yang luar biasa sekali.

Aku memejamkan mata, tau-tau aku merasakan jari jemari lentik yani yg rasanya telah dibaluri minyak zaitun sudah berada dikulit penisku, ooouuuh, aku ingin melenguh rasanya, sungguh beda rasanya dibandingkan disentuh oleh mbak-mbak disalon dulu. Lalu diurutnya penisku, awalnya pelan-pelan, lalu meningkat perlahan, ah sungguh dia ahli memainkan tempo.

Tak berapa lama dijamahnya dragon ball ku, zzzzzzz… Aku menggigit bibirku, menahan sentuhan lembut tangan Yani. Dipijatnya batang dan zakarku secara bergantian, simultan, berirama dan tekun, hingga tiba saat pertunjukan utama, yani mulai mengocok pelan batang penisku, pelan, pelan, dan sampai pada tempo yang pas, tempo sedang namun pasti favorit sejuta pria tulen (bukan gay lucknut).

“Mas”

“Ga usah dimasukin kemulut kan?”

“Masukin doong” aku jawab sambil tersenyum.

“Iih”

Sebuah penolakan yang penuh basa-basi, karena tau-tau aku merasakan sebuah kecupan bibir diujung kepala penisku, disusul jilatan lidah yg tebal dan basah. Aku buka mata dan melihat kebawah perut, hingga kudapati pemandangan yang akan dihujat segenap bangsa. Ya, kulihat yani adikku sedang melumat batang penisku, awalnya masih jilatan ringan hingga tiba-tiba, haup, dia lahap si otong ku ini..

“Yan, grepe-grepe sih”

Yani protes dan menolak, sambil mengulum dia beberapa kali menepis tanganku yang mendarat dipayudaranya, hingga dia menyerah, dan memilih fokus mengulum penisku dan membiarkan tanganku menyelinap kebalik baju dan bra nya. Waaw, apa aku kakak pertama di kota ini yang menjamah payudara adiknya sendiri?

5 menit lebih, aku menikmati kuluman dan permainan tanganku di payudaranya, Yani melepas kuluman mulutnya.

“Sssh.. Udah ah mas, geli.. Katanya sambil mengeluarkan tanganku dari bajunya.

Lalu adikku berganti posisi, kedua kakiku direnggangkan, dia duduk bersila diantaranya, kembali penisku diraihnya lalu mulai sesi handjob alias kotjok-kotjok maank.. Aaargggh, nikmat abis gaaan, linu abis rasanya, gak main-main ini emang si adek kandung, udah berapa jam terbang sih dia ini. Aku buru-buru bangkit, terduduk, kami berhadapan, tangan Yani masih mengocok penisku, aku raih kembali kedua buah dadanya, yani tidak protes kali ini, mungkin dia berharap agar aku cepat keluar.

“Ahh.. Mass, geli aah”

Kata adikku dengan wajah memerah, lalu dia percepat tempo kocokannya, aku juga tak mau kalah, payudaranya makin intens kumainkan, malah aku nekat tanpe seijinnya kusosor puting pink imut itu dengan mulutku.

“Iih mas, kok malah nenen siih”

“Aku tak perduli, kunikmati benda kenyal kenyal syahdu ini”

Hingga tau-tau ujung penisku menghangat dan tumpah ruah mani ini.

Sebagian mengotori tangan dan paha adikku, sebagian mengenai perutku, sisanya muncrat ke kasurku. Aaaaahhhh.. Aku mendesis puas.. Lalu roboh, membiarkan Yani membersihkan hasil kerja kerasnya dengan tisyu pakseo dimeja belajarku.

“Jangan lupa hp ku” kata adikku mengingatkan sebelum keluar dari kamarku.

TBC

Real or Fake?

Just turn on your chatwheel and say CEEEEBBBBBBB

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu