1 November 2020
Penulis —  Drilbit KECE

Nikmati memek rapet pembatu bohay

Sejak kepergian pembantu Kami yang bernama Sari, kami akhirnya mencari seorang pembantu baru dari sebuah yayasan penyalur tenaga kerja yaitu seorang wanita berumur 24 tahun yang cmbernama Watik. Dia berambut hitam lurus panjang, tinggi badan 165, berkulit sawo matang dengan wajah yang manis, badan ramping dengan berat badan sekitar 55 kg, toketnya berukuran sedang.

Hari pertama kedatangannya, saat dia memperkenalkan diri, dia tampak tidak banyak bicara, hanya saya melihat bahwa matanya sering melirik dan memperhatikan kearah celana saya terutama pada bagian kemaluan. Saya berpikir… nakal juga nih pembantu. Ternyata setelah memperkenalkan diri, Watik ini baru menikah dua bulan yang lalu.

Pada suatu hari saya mendapat shift kerja siang dari kantor yaitu shift ke 2, mulai bekerja dari jam 14:00 sampai dengan jam 22:00. Jadi ketika saya pulang waktu telah larut malam, dan biasanya jam segitu isteri saya sudah tidur dan bila ia tidur, ia mempunyai kebiasaan tidur yang sangat lelap dan sangat susah sekali untuk dibangunkan, dan bila saya terbangun pada pagi hari, isteri sudah berangkat kerja, sehingga kamipun jarang bertemu, biasanya kami hanya berhubungan melalui telephone saja atau menuliskan pesan dan menempelkannya di kulkas.

Pada suatu malam sepulang kerja Watik pembantu sayas eperti biasa membuka pintu dan setelah itu dia biasanya menyiapkan air panas untuk saya mandi. Pada saat saya sedang saya asyik-asiknya mandi dan menggosok-gosok tubuh saya, saya mendengar suatu bunyi halus dibalik pintu kamar mandi, sambil berpura-pura tidak tahu, dan sayapun diam-diam merunduk dan mencoba melihat dari celah yang ada dibawah pintu tersebut karena penasaran siapa yang ada

dibalik pintu itu. ketika saya merunduk dari celah bawah pintu saya terkagetkan dengan adanya sepasang kaki yang dalam posisi sedang menjinjit menempel dipintu kamar mandi. Gila, ternyata saya sedang diintip, oleh pembatu saya.

Pada waktu itu saya tetap pura-pura tidak tahu dan tidak terjadi apa-apa. Sayapun meneruskan mandi saya dan mulai memasang aksi. Mulailah saya menggosok-gosokan sabun kebagian kemaluan saya, saya meremas-remas Kemaluan saya dan mulai terbangunlah Kemaluan saya menjadi keras sembari saya terus meng-kocok-kocok kemaluan saya.

Saya juga berusaha untuk berkonsentrasi mendengar suara dibelakang pintu itu. Dari balik pintupun mulai terdengar desahan dengan nafas yang sedikit mulai tak teratur. Rasain tuh emnag enak horny lihat saya mandi (kata dalam batin saya). Selesailah mandi saya, langsung saja saya keluar dengan balutan handuk yang dililitkan kebadan bagian bawah saya.

“Bap… Bap… bapak mau saya ambilkan makan pak “sapa Watik dengan terbata-bata dengan muka yang kebingungan.

“Enggak tik, bapak tadi sudah makan… tolong bikinkan kopi saja ya tik”, jawab saya sambil saya perhatikan wajahnya. Ternyata wajah Watik terlihat pucat dengan tangan yang agak gemetaran.

“Kog muka kamu pucat sih?? gemeteran lagi tangan kamu. Kamu sakit ya? tanya saya berpura-pura tidak terjadi apa-apa.

“Nggk kog pak saya baik-baik saja pak” jawabnya kepada saya.

“Yaudah kalau gitu tik saya kira kamu sakit. Oh ya tik kamu bisa mijit nggk kebetulan

Kepala saya agak sedikit pusing nih tik, kamu bisa mijitin kepala saya nggak??” pancing saya kepadanya.

“bi… bi… bis… bisa saya pak”, jawab Atun tergagap, sembari matanya terus menerus melirik kearah kemaluan saya yang menyembul.

Kemudian sayapun masuk kekamar dan mengganti handuk dengan sarung tanpa memakai celana dalam lagi, dan tidak lupa memeriksa isteri saya, setelah saya perhatikan ternyata isteri saya tetap tertidur dengan pulas sekali. Sayapun duduk disofa didepan televisi sambil menunggu Watik membawa kopi, yang kemudian ditaruhnya dimeja didepan saya.

“Tik… tolong kecilkan sedikit suara TVnya”, kata saya.

“Iya pak” jawabnya.

Saat ia mengecilkan suara televisi itu, posisi Watik sedikit membungkuk untuk menjangkau tombol tv tersebut, langsung tubuhnya terbayang dengan jelas sekali, ternyata dia tidak memakai BH dan terlihatlah puting teteknya terbayang menonjol dari bailk daster yang tipis itu.

“Kecililkan sedikit lagi sedikit Tik !!!” kata saya mencari alasan untuk dapat melihat lebih jelas.

“Iya pak, sekarang sudah cukup belum pak “tanyanya pada saya.

“Ya… sudah cukup, makasih ya tik” kata saya. sembari denyutan pada kemaluan sayapun makin keras dan menjadi-jadi saja.

“Udah tik pijitin kepala saya sini” kata saya sambil bersandar pada sofa.

Dengan agak ragu, Watik mulai memegang kepala saya dan mulai memijat-mijat kepala saya.

“nah.. gitu… baru enak, kata saya lagi, “acara tvnya film-nya kok nggak ada yang bagus ya tik?”kata saya.

“Iya tuh pak filmnya jelek-jelek” jawabnya.

“kamu mau lihat film baru”, kata saya sambil langsung berdiri dan menuju kearah lemari televisi untuk mengambil sebuah laser disk dan langsung saja memasangnya, film itu dibintangi oleh Kay Parker, sebuah film jenis hardcore yang sungguh hot.

Watik kembali memijat kepala saya sambil menanti adegan film tersebut. Saat adegan pertama dimana Kay Parker mulai melakukan french kiss dan meraba toket lawan mainnya, tangan Watik mengejang dikepala saya, terdengar ia menarik nafas panjang dan pijatan tangannya bertambah keras. Saya mengangkat kepala dan melihat keatas kearah Watik, terlihat matanya terpaku pada adegan di layar, biji matanya kelihatan seperti tertutup kabut tipis, ia benar-benar berkonsentrasi melihat adegan demi adegan yang diperankan oleh Kay Parker.

Sekitar seperempat jam kemudian, terasa pijatan dikepala saya berkurang, karena hanya satu tangannya saja yang dipakai untuk memijat sedangkan setelah saya tengok kebelakang ternyata tangannya yang satu lagi terjepit diantara selangkangannya dengan gerakan menggosok-gosok. Desahan nafasnya menjadi keras buru memburu.

Mualailah saya beraksi, Saya langsung saja berdiri dan menuju kebelakang watik sembari saya jatuhkan sarung kelantai dan dalam keadaan telanjang saya tempelkan kemaluan saya ke arah belahan pantatnya, sedangkan mulut saya mulai menjalar ke leher watik sambil lidah saya menjilat-jilat. Mulailah kedua tangan saya bergerak kearah teteknya yang menantang dan meremas-remas sambil sesekali memuntir-muntir putingnya yang cukup panjang.

Dengan cepat saya membuka dasternya sampai terlepas; Atun diam saja juga saat saya memelorotkan celana dalamnya. Sambil tetap memeluknya dari belakang, saya menggeser kakinya agar selangkangannya lebih terbuka sehingga saya bisa mengarahkan kemaluan saya ke lubang memeknya. Saat kemaluan saya mulai memasuki memeknya yang sudah basah, Watik sedikit tersentak, tapi saya terus menyodok kedalam sehingga kemaluan saya tertanam seluruhnya kedalam vagina Watik.

“Uhhhh… emmmmmmmmss… enak pak”, desah atun dengan pelan kepada saya.

Saya terus menekan dan kemudian mulai menarik kemaluan saya. Enak banget memek Watik, kemaluan saya seperti terjepit dan saya seperti tidak mau melepaskan kemaluan saya. Memek Watik ternyata masih sempit sekali dan kemaluan saya terasa terhisap-hisap dan teremas-remas dengan denyutan-denyutan yang sungguh nikmat sekali.

Watik pun menghisap-hisap jari saya bagaikan anak bayi yang telah kelaparan mendapatkan susu ibunya, matanya terpejam bagai orang sedang bermimpi. Badannya separuh, dari pinggang keatas condong kedepan, membungkuk pada sandaran sofa, sedangkan pinggangnya berusaha untuk mengimbangi gerakan maju mundur yang saya lakukan.

Bila saya menekan kemaluan saya untuk membenamkannya lebih dalam kelubang memeknya, Watik segera mendorong pantatnya kebelakang untuk menyambut gerakan saya dan kemudian secara cepat mengayunkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan bergantian. Mantap… ternyata luar biasa enaknya memek Watik. Saya benar-benar menikmati tubuh dan memeknya.

“Aaaaahhhhh …” desah Watik panjang.

Akhirnya saya juga tidak tahan lagi, saya peluk badannya dan saya hentakan kemaluan saya dengan sekuat-kuatnya kedalam memek Watik. Akhirnya keluarlah cairan mani saya kedalam lubang memek watik yang begitu hangat dan menghisap.

“Ahhhh… uhhhh… ohhhhhhhhh… crotttt… crotttt…” desah kami berdua dengan nikmatnya.

Kami berduapun langsung lunglai dan tertekuk kearah sandaran sofa dengan posisi kemaluan saya masih ada di dalam jepitan memek Watik. Setelah kami selesai, saya buru-buru memungut sarung, mematikan televisi dan berdua berjalan kearah belakang, Watik langsung berbelok kekamarnya. Tapi sebelumnya dia masuk kekamarnya dia berkata kepada saya.

” terima kasih yaa… pak” dan sambil tersenyum nakal ia meremas kemaluan saya.

Sayapun langsung mandi lagi untuk membersihkan keringat yang mengalir begitu banyak, agar tidak ketahuan istri saya. setelah itu saya masuk kekamar dan berbaring sambil memeluk isteri saya lalu tertidur lelap dengan puas. Dipagi hari saya tersentak bangun karena merasakan sepasang tangan yang mengelus-elus kemaluan saya, secara refleks saya melihat jam dinding dan melihat jam sudah menunjukan pukul sembilan pagi.

” looo ..”, pikir saya” kok isteri saya tidak bekerja hari ini”

Langsung saya mengangkat kepala melihat kebawah, Upzzz… ternyata bukan isteri saya yang sedang mengelus-elus kemaluan saya, tetapi Watik yang sedang menunduk untuk mencium kemaluan saya, yang sudah keras dan tegang.

“saya kira istri saya kamu tik, eh ternyata pagi-pagi kamu udah mulai lagi, yaudah sini ayo naik kesini”, kata saya kepadanya, sambil bangun terduduk saya menarik badannya dan mulai membuka dasternya.

Ketika saya membuka dasternya ternyata diapun sudah tidak memakai apa-apa dibalik dasternya. Langsunglah saya balikkan badannya dan mulai mencium memeknya yang wangi, sedangkan watik langsung juga mengulum kemaluan saya dimulutnya yang kecil. Wahhh.. rupanya Watik langsung cepat belajar dari tontonan film tadi malam rupanya.

“Uhhhhhhhhh… uhhhh… enakkk pakkkk” desahnya.

Mengalirlah cairan hangat bening kental dari lubang memeknya, langsung saja cairan kental itu saya jilat… mmmh… enaknya… (batin saya). Setelah itu saya tarik Watik untuk jongkok di atas badan saya, sedangkan saya tetap terlentang dan Watik mulai menurunkan badannya dengan lubang memeknya yang sempit itu tepat kearah batang kemaluan saya yang sudah sangat tegang sekali.

“Zlebbbbbbb…” masuklah batang kemaluan saya kedalam lubang memeknya dan terbenam sampai keujung biji saya.

“Ahhhh… enak banget tik memek kamu” kata saya.

Watikpun sudah tidak menjawab lagi, dia menaikkan pantatnya dan kemudian dengan cepat menurunkannya dan memutar-mutar pinggulnya dengan cepat sekali berkali-kali, sambil terpejam dia mendesah-desah panjang terus menerus karena keenakkan. Batang kemalua saya terasa mau putus karena enaknya memek Watik.

“huhhhhhh… ahhhhhh… ennaaaak” desah saya keenakan.

Lalu Watikpun berhenti sebentar dan memutarkan badannya sehingga pantatnya menghadap wajah saya, sambil terus menaik-turunkan pantatnya, memeknya tetap menjepit batang kemaluan saya dengan jepitan yang keras dan berdenyut-denyut. akhirnya saya tidak tahan lagi, sambil memeluk pinggangnya saya berusaha menekan batang kemaluan saya sedalam-dalamnya dilubang memek Watik.

“Crotttttttt… Crotttttttt… Crotttttttt… ahhhh… “.

badan kamipun mengejang dan bersama-sama kita mencapai orgasme, akhirnya keluarlah cairan kental kenikmatan kami berdua. Pagi hari itu saya dan Watik bermain sampai jam 13:00 siang, berkali-kali dan berbagai-bagai gaya dengan tidak bosan-bosannya. Sejak pagi itu, saya selalu dibangunkan oleh isapan lembut dari mulut mungil Watik, kecuali bila hari libur dimana isteri saya berada di rumah.

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu