1 November 2020
Penulis —  c00l9uy

Mertuaku kesepian Remake

Kenalkan namu Johny.. aka John.. Sekarang aku tinggal bareng istriku cantikku Sofie di rumah tinggal ibunya… Dikawasan kota hujan Bog** atas..

Disini awal kisah aku dengan mertuaku Mama Fetty keturunan Indo-Turki, meski aku sendiri punya rumah tinggal sendiri.. tapi sebab menurut cerita dari istriku, ibunya tidak sering sendiri dan kesepian maka akupun lalu tinggalah di “Pondok Mertua Indah”.

Aku yang sibuk sekali dengan bisnisku onlineku, sedangkan Mama Fetty pun sibuk, kami jadi kurang tidak sedikit berkomunikasi tapi semenjak istriku jadi bintang sinetron 6 bulan lalu, aku dan Mama Fetty jadi semakin akrab malahan kami kini sering mengerjakan hubungan suami istri, begini kisah ceritanya.

Sejak istriku sibuk syuting sinetron, dia sering pergi terbang keluar kota, otomatis aku dan mertuaku sering berdua di rumah, sebab memang kami tidak punya pembantu sejak 3 bulan lalu. Suatu saat istriku akan pergi ke Jogja, otomatis akupun segera mengantarkan istriku ke stasiun kereta api.

Aku mampir ke lokasi rumahku dan baru pulang ke lokasi “Pondok Mertua Indah” kira-kira jam 11.00 malam. Ketika aku masuk ke lokasi tinggal aku kaget, rupanya mertuaku belum tidur. Dia sedang menyaksikan TV seperti nonton sinetron.. di ruang keluarga.

“Eh, Mama. belum tidur…”

“Belum, John… saya fobia tidur bila di lokasi tinggal belum terdapat orang…”

“Oh, Maaf Ma, saya tadi mampir rumaku dulu. jadi agak telat…”

“Nadia… pulangnya kapan?”

“Ya… kira-kira hari Rabu ato Kamis, Ma… Oh. Udah malam Ma, saya istirahat dulu…”

“Ok… John, selamat tidur…”

Kutinggal Mama Fetty yang masih nonton TV, aku masuk ke kamarku, kemudian tidur.

Keesokannya, Sabtu Pagi saat aku terbangun dan mengarah ke ke ruang makan kulihat Mama Fetty telah menyiapkan sarapan.. yang rupanya nasi goreng, makanan favoritku.

“Selamat Pagi, John…”

“Pagi… Ma, wah Mama tau aja masakan kesenangan saya.”

“Kamu hari ini inginkan kemana John?”

“Tidak kemana-mana, Ma… sangat cuci mobil…”

“Bisa antar Mama, Mama inginkan antar pesanan berlian.”

“Ok. Ma…”

Hari tersebut aku mendampingi Mama pergi antar pesanan dimana kami pergi dari jam 09.00 hingga jam 07.00 malam.

Selama perjalanan, Mama mengisahkan bahwa dia merasa kesepian. Semenjak Nadia sibuk dengan kegiatan shooting senetronnya. Sementara dimana suami sudah pergi enga tau kapan pulangnya. Untungnya aku ada malamnya. Sejak itulah aku jadi akrab dengan Mama Fetty.

Sampai di “rumah mertua indah” setelah berpergian seharian lalu masing-masing kami mandi, setelah itu aku dan Mama nonton TV bersama-sama, dia mengenakan baju istirahat modelnya baju handuk sementara aku melulu mengenakan kaus dan celana pendek.

Tiba-tiba Mama menyuruhku untuk memijit mama. “John, kamu capek nggak, bantuin mama.. pijitin.. leher Mama yach… ini leher mama pegal banget nih…”

“Dimana Ma?” “Sini. Leher sama punggung Mama…”

Aku kemudian berdiri sedangkan Mama Fetty duduk di sofa, aku mulai memijat lehernya, pelan aku pijit leher dan punggungnya.. awalnya biasa namun lama-lama aku terangsang. Kulit lehernya yang putih bersih dan mulus. Kupijat lembut terutama saat kerah baju tidurnya diturunkan ke bawah… wah… rupanya Mama Fetty tidak mengenakan BH dan payudaranya yang lumayan menantang ngintip dari punggungnya dan harum wangi tubuhnya yang paling menusuk hidungku…

“Maaf, Ma… punggung Mama aku pijat…”

“Iya… di situ pegal… juga”

Pelan-pelan tangangku mulai pijit punggungnya sampai-sampai nafsu enga tahan.. lihat lehernya yang putih, bersih dan mulus serta berbulu halus. Tiba-tiba Mama berpaling ke arahku dan menghirup bibirku dengan bibirnya yang mungil nan lembut, rupanya Mama Fetty pun sudah mulai terangsang.

“John, Mama kesepian… Mama membutuhkanmu…” Aku enga jawab.. Mendadak.. Mama memasukkan lidahnya ke mulutku dan lidah kami bertautan. Tanganku yang masih di punggungnya ditarik ke arah payudaranya lalu putingnya aku plintir… payudaranya begitu kenyal ketika aku sentuh.

Ini membuatku semakin terangsang, dan aku kemudian merubah posisiku, dari belakang sofa, aku kini berhadapan dengan Mama Fetty yang sudah melepaskan bajunya. Kini penampakan payudaranya terlihat jelas olehku. Aku terpesona, rupanya tubuh Mama Fetty lebih bagus dari kepunyaan anaknya sendiri, istriku.

“John, koq bengong, khan Mama udah bilang, Mama kesepian…”

“iya… iya. iya Mah,”

Ditariknya tanganku sampai-sampai aku terjatuh di atas tubuhnya, kemudian bibirku dikecupnya kembali. Aku yang terangsang membalasnya dengan memasukkan lidahku ke mulutnya… lidahku disedotnya.

Tanganku mulai bergerilya pada payudaranya. Payudaranya yang berukuran 36B kuremas-remas, putingnya kupelintir yang membuat Mama Fetty menggoyangkan tubuhnya karena keenakan. Tangannya yang mungil memegang penisku yang masih di balik celana pendekku. Diusap-usapnya sampai penisku mulai mengeras… lalu celana pendekku mulai kuturunkan.

Mulailah tangan mama Fetty mulai mengocok di balik celana dalamku sampai menyentuh kepala penisku dengan tangannya yang lembut yang membuatku gelisah. Keringat kami mulai bercucuran, payudaranya tidak terpegang lagi oleh tanganku.. mulutku.. mulai menjilat-jilat di payudaranya, putingnya kugigit, kuhisap dan kukenyot membuat..

Mama Fetty kelojotan, sedangkan penisku dikocoknya sehingga kian mengeras. Tanganku mulai meraba-raba celana dalamnya yang transparan, dari sela-sela cd dan pahanya yang putih mulus kuraba memeknya yang berbulu lebat. Sesekali kumasukan jariku pada liang memeknya yang membuat mama Fetty mengelinjang, mama mepercepat kocokan tangannya dipenisku.

Hampir 10 menit lamanya kami saling mengocok.. terasa memeknya sudah basah oleh cairan tercium bau harum.. merangsang, kulepaskan tanganku dari memeknya dan Mama Fetty melepas tangannya dari penisku.

Mama Fetty kemudian berdiri di hadapanku aduh bau badannya merangsang banget, lalu dilepaskannya baju tidurnya dan celana dalamnya akhirnya aku dapat melihat dengan jelas tubuh Mama Fetty yang bugil… tubuhnya sangat estetis dengan tubuh tinggi 167 cm, payudara berukuran 36B dan memek yang berbentuk huruf V dengan berbulu lebat, membuatku menelan ludah saat melihatnya.

“John, ayo… puasin Mama…”

Aku kagum banget lihat body mama Fetty…

“Ma… tubuh Mama bagus sekali, lebih bagus dari tubuhnya Nadia…”

“Ah… masa sih.” “ Iya, Ma. Kalo tau gitu 2 tahun yang lalu, barangkali Mamalah yang saya nikahi…”

“Ah. kamu bisa aja…”

“Iya. Ma. bener deh.”

“Iya sekarang aja.. puasin Mama dulu. yang senang khan kamu dapat menikmati Mama sekarang…”

“Kalau Mama dapat memuaskan saya, saya bakal kawini Mama…”

Mama kemudian duduk lagi, celana dalamku diturunkan lalu penisku digenggamannya, meski tidak terpegang semua sebab penisku yang besar namun tangannya yang lembut paling mengasyikan… pelan-pelan dikocok.

“John, kontolmu besar sekali, tentu Nadia puas yach.”

“Ah. nggak. Nadia. biasa aja Ma…”

“Ya. bila gitu kamu harus puasin Mama yach…”

“Ok… Mah…”

Mulut mungil Mama Fetty telah menyentuh kepala penisku, dijilatnya dengan lembut, rasa lidahnya membuat kelojotan, kepala penisku diusap dengan lembut. Penisku mulai dijilatnya hingga biji pelirku.

Mama Fetty berusaha memasukkan penisku yang besar ke dalam mulutnya yang mungil namun tidak bisa, yang hanya dapat masuk kepala penisku saja dalam mulutnya.

Oooo.. ini membuatku kelojotan, begitu nikmat.. lidah Mama Fetty menjilat penisku dengan lembut. Hampir 15 menit lamanya penisku dihisap membuatnya agak basah oleh ludahnya. Mama Fetty telah tampak keletihan karena menjilat penisku dan membuatku semakin merinding gemeteran karena keenakan.

Lalu.. Mama Fetty duduk di Sofa lalu aku yang jongkok di hadapannya. Kedua kakinya kuangkat dan kuletakkan di bahuku. Sungguh mempersona Memek Mama Fetty dengan berbulu lebat.. terpampang di hadapanku dengan jarak selama 50 cm dari wajahku, namun mengeluarkan bau harum menyegarkan memeknya menusuk hidungku.

“Ma, memek Mama wangi sekali, tentu rasanya enak sekali yach.”

“Ah, masa sih John, wangi mana dibanding punya Nadia dari punya Mama.”

“Jelas lebih wangi punya mama dong… dan merangsang”

“Aaakkhh…”

Memek Mama Fetty sudah kusentuh dengan lidahku. Kujilat lembut liang memek Mama Fetty, memek Mama Fetty rasanya paling menyegarkan dan manis membuatku kian menjadi-jadi memberi jilatan pada memeknya.

“Ma, memek… Mama sedap sekali. rasanya segar…”

“Iyaaaah… John terus… John… Mama baru kali ini memeknya dijilatin… ohhh. terus… sayang…”

Memek tersebut makin kutusuk dengan lidahku diantara jembut lebatnya dan sampai ke klitorisnya yang rasanya pun sangat legit dan menyegarkan. Lidahku kuputar dalam memeknya ku sapu juga bulu jembutnya, biji klitorisnya kujepit bibir dan di lidahku.

Kuhisap sarinya yang menciptakan Mama Fetty menjerit keasyikan dan tubuhnya menggelepar ke kanan ke kiri di atas sofa laksana cacing kepanasan…

“Ahh… ahh. oghh oghh… awww. argh. arghh. lidahmu John… agh, eena… enakkkhh. aahh… trus. trus…”

Klitoris Mama Fetty yang manis sudah berakhir kusedot hingga berulang-ulang, tubuh Mama Fetty hingga terpelintir di atas sofa, urusan tersebut kulakukan nyaris 30 menit dan dari memeknya sudah mengeluarkan cairan putih jernih kental dan rasanya manis juga, cairan itupun dengan cepat kuhisap dan kujilat sampai bersih di memek dan jembutnya..

Memek Mama Fetty akhir aku trobos sama penisku yang diameternya 4 cm dan panjangnya 17 cm, sesudah 6 kali coblos. Pinggulku kugerakan maju-mundur mengurangi memek Mama Fetty yang telah tertusuk oleh penisku, Mama Fetty hanya dapat menahan rasa sakit yang enak dengan memejamkan mata dan melenguh kenikmatan, badannya digoyangkan membuatku semakin motivasi menggenjotnya sampai sampai seluruh penisku masuk ke memeknya.

“John. nggehhh. ngghhh. Kontolmu menusuk hingga ke perut. nich. agggghhh. agghhh. aahhh. eenaakkhh…”

Aku juga merasa keheranan sebab pada ketika masukkan penisku ke memeknya Mama Fetty terasa sempit, namun sekarang dapat sampai tembus ke perutnya. Payudara Mama Fetty yang ranum dan terbungkus kulit yang putih bersih dihiasi puting kecil kemerahan telah kuterkam dengan mulutku.

Payudara tersebut sudah kuhisap, kujilat, kugigit dan kukenyot hingga putingnya mengeras laksana batu kerikil dan Mama Fetty belingsatan, “Arrrgghhhh. argghhh. aakkkhh. Mama… terbit nich John… kamu belum ngecrot yach.?”

Aku tidak menjawab sebab tubuhnya kuputar dari posisi terlentang dan kini posisi menungging dimana penisku masih tertancap dengan kerasnya di dalam memek Mama Fetty, sementara dia telah lemas tak berdaya. Kuhujam memek Mama Fetty berkali-kali sedangkan Mama Fetty yang telah lemas seakan tidak bergerak menerima hujaman penisku, Payudaranya kupegang dari belakang dan kuremas-remas, punggungnya kujilat.

“Akhh. akh. Ma, memek Mama rapet sekali…”

Akhirnya aku ambruk juga setelah nyaris 2, 5 jam menikmati.. akhir aku ngecrot di dalam… sungguh nikmat memek berjembut lebat mertuaku, karena cape aku tidur diatas tubuh Mama Fetty yang telah lemas lebih dulu.

Aku dan Mama Fetty terbangun selama jam 12.30 malam dan kami pindah istirahat ke kamar Mama, sesudah berbaring di sebelah Mama dimana kami masih sama-sama bugil sebab baju kami terdapat di sofa, Mama Fetty memelukku dan mencium pipiku.. lalu mama bilang., “Nanti ngentot.. lagi ya”… Pinta mama Fetty…

Demikian pengalaman ku… Semoga berkenan

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu