31 Oktober 2020
Penulis — watta
Selesai cuci muka, bersih-bersih dan berpakaian, aku keluar dari kamar mandi buat bukain pintu pagar dan sekalian liat siapa yang datang. Ternyata mbak via yang datang di anterin pacarnya.
kok lama banget sih bukain pintu pagarnya…? kata mbak via
abis dari kamar mandi mbak… jawab ku.
Kemudian mbak via masuk rumah dan duduk di ruang tamu sama pacarnya, aku langsung kamarku, dan berpapasan sama silvi yang sudah berpakaian dan bawa handuk mau ke kamar mandi, dia berjalan menunduk sewaktu berpapasan dengan aku seolah ngga terjadi apa-apa.
Setelah dua hari sejak kejadian itu silvi masih bersikap biasa-biasa aja, aku yang jadi nya ngga enak hati, mau nanya ke silvi takutnya nanti dia marah sama aku, tapi aku tahu silvi sering curi-curi pandang ke aku, tapi begitu aku balas ngeliatin, dia langsung nunduk atau ngelihat ke arah lain.
Terus terang aja aku juga penasaran sekaligus pingin ngulangin kerjain kemarin itu, kebetulan aku lagi ngga ada kuliah siang ini dan di rumah lagi sepi pak de masih di kantor sedangkankan bu de juga pergi ke rumah temennya, dan mbak via lagi kuliah dan serba kebetulan mereka semua pulang sore. Aku sengaja nungguin silvi pulang sekolah sambil nonton acara tv, sekitarjam satuan terdengar bunyi bel rumah, aku liat keluar ternyata silvi yang dateng langsung aku bukain pintu pagar, silvi langsung nunduk begitu ngelihat aku, dia langsung masuk rumah setelah menyapaku, setelah menutup pintu pagar aku bergegas menyusulnya, ternyata dia sedang minum di ruang makan, begitu ngelihat aku dia langsung mau masuk ke kamarnya, aku panggil dia
Silvi… kataku
dia tetap berjalan ke tangga ke arah kamarnya kebetulan kamarnya ada di lantai atas, aku setengah berlari menyusulnya, begitu dia hampir masuk ke kamar tangannya aku pegang, tapi dia ngga mau berhenti, setelah aku paksa dia mau berhenti juga tetap di depan kamarnya.
Silvi kamu… belum selesai aku bicara dia sudah menjawab…
kakak silvi bingung, silvi takut… katanya sambil nunduk.
Setelah aku lepasin tangannya dia langusng masuk ke kamarnya, sebelum pintu ditutup aku sudah menahannya dengan tanganku kemudian aku ikut masuk ke kamarnya, silvi knampak kaget dia ngga berani ngelihat kearah ku dia berdiri membelakangiku.
maksud kamu bingung, dan takut apa…? kataku
mmm… ngga… tahu… silvi bingung kak… jawab silvi
silvi marah sama kakak… tanya ku
silvi diam saja ngga menjawab, dia tetap membelakangiku sambil nunduk menghadap meja belajarnya, aku langsung punya pikiran sebenernya silvi ngga marah sama aku, ini kesempatanku pikirku, ngga lama kemudian silvi menaruh tasnya ke atas meja belajarnya sambil tetap diam ngga bicara sama sekali, aku peluk dia dari belakang dengan lembut, silvi ngga menolak di diam saja, aku pun mulai menciumi tengkuknya aku belai-belai rambutnya, aku mulai mencumbui silvi lehernya silvi aku ciumi, aku gigit-gigit kecil, tanganku mulai merabai tubuhnya, nafas silvi mulai tersenggal-senggal, aku mulai merabai payudaranya silvi, mehanan tanganku tapi aku ngga peduli lagi.
Aku sandarkan tubuh silvi menghadap kearah tembok sedangkan aku tetap di belakangnya, aku mulai membukai kancing baju seragam sekolahnya, silvi ngga bisa berbuat apa apa, setelah terbuka semua aku susupkan ke dua tanganku menyentuh payudara silvi yang masih tertutup bra, aku mulai meremas-remas dan memainkan kedua putingnya bergantian, sementara tubuhku tetap menekan silvi arah tembok, dan tangan ku yang satunya mulai merabai dan mengusap paha silvi terus naik keatas selangkangannya hingga menyentuh vaginanya.
Kakak… jangan kak.. mmmmhhp… ssstt…
kak… oough… silvi takut… ssshh… sssshhh…
anuku yang sudah mengeras kutekan ke belahan pantat silvi hingga kadang menyentuh bagian bawah vagina silvi, ku tanggalkan rok silvi sehingga tinggal cd nya saja ku mainkan jariku di vagina silvi, dan tampaknya silvi sudah pasrah ku lucuti seragam sekolahnya dan kulepas branya, kemudian ku rebahkan dia di tempat tidur.
Ooogh… ssshhh… ssssshhh… ooough…
kemudian aku tarik kakinya ke tepi tempat tidur sehingga posisi badannya di atas tempat tidur sedangkan ke dua kakinya menggantung di tepi tempat tidur, kemudian aku turunin cdnya sampai terlepas silvi diam saja bahkan mempermudah aku melepaskan cdnya, aku langsung menjilati vagina silvi menghisap semua cairan silvi sementara tanganku meremas-remas payudaranya dam memilin-milin putingnya dan silvi pun mengerang-erang ke enakan, ke dua kakinya di silangkan kepundakku sementara tangannya mengelus-elus rambut ku, eranganya membuatku semakin bernafsu.
Ooh… kak… eeggh… sssshhh…
oogh… aaaahhh… sssh hhh… shhh… ka… kaak… s shh…
aku semakin bernafsu mendengar suara silvi, anuku semakin menngeras, setelah aku rasa silvi sudah semakin terangsang aku pun mulai melepas kaos dan celana dan cd ku sekalian terasa lega sekali burungku dan langsung menegang mengeras begitu cd ku terlepas karena tadi terhimpit celana dan cd ku.
Kemudian aku lebarkan ke dua kaki silvi dan aku tempelkan batang penisku ke vagina silvi terasa basah di sana tapi hangat dan berdenyut-denyut aku gesek-gesekkan kepala penisku di belahan vagina silvi. Silvi memejamkan matanya sambil mengikuti gerakanku pantatnya naik turun dan dia mulai menikmatinya.
Mmmhh… mmmhhh… sssshhh…
mmmm… ooogghhh… shhhh…
kakinya di silangkan ke pinggulku, terasa nikmat sekali, tapi niat ku kali ini ingin merasakan persetubuhan yang sebenarnya karena aku sudah tidak tahan lagi, kaki silvi aku lepasin dari pinggul ku dan semakin aku lebarkan kemudian kepala penisku aku tekan ke lobang kenikmatan silvi dengan hati-hati ngga aku paksain sih cuman ujungnya aja ternyata reaksi silvi sungguh luar biasa dia semakin menggelinjang-gelinjang, badannya bergetar dan payudaranya bergoyang-goyang mengikuti gerakan tubuhnya, ke dua tangganya meremas-remas seprei tempat tidur
eeemmhhh… sssshhh…
ooogghhh… kaak… ooogghhhh h…
setiap kali kutekan kepala penis ku ke vagina silvi meskipun hanya ujung kepalanya saja itu pun tidak semuanya aku ingin membiasakan silvi dulu biar ngga kaget nantinya, pantan silvi naik turun mengikuti gerakanku.
Terasa berdenyut-denyut vagina silvi dan makin basah, nikmat sekali aku angkat pantat silvi agak ke atas tubuh ku agak kurebahkan ke tubuh silvi kemudian aku tekan penis ku lebih dalam lagi ke vagina silvi, terasa agak sulit masuk aku paksain dengan bantuaan tanganku aku tuntun penis ku untuk membobol pertahanan terakhir silvi aku dorong agak keras, silvi memekik kaget.
Aaagh… kakak… sakit… rintih silvi
matanya berair dan berkaca-kaca, aku diam sebentar aku cium bibir silvi supaya dia tenang, dan silvi membalas ciumanku tangannya memeluk tubuhku yang agak membungkuk, agak lama baru kemudian aku tekan penis ku supaya bisa lebih masuk lagi silvi semakin melebarkan kakinya, kali ini sudah masuk separuh aku diamkan lagi sambil tetap berciuman dan silvi tampaknya lebih tenang sekarang aku rebahkan tubuhku diatas tubuh silvi sambil tetap berciuman, sementara silvi semakin erat memelukku, teasa hangat kepala penisku setelah agak lama baru aku tekan sekerasnya dan krek, krek…
Eemmmphhh… terdengar suara silvi tertahan karena bibirnya masih aku ciumi, tangan nya memeluk erat tubuhku badannya bergetar. Terasa hangat dan sempit vagina silvi maklum masih perawan seperti dipijat-pijat lembut penis ku di vagina silvi terasa sekali berdenyut-denyut seperti di hisap-hisap.
Setelah agak lama dan vagina silvi sudah terbiasa aku mulai mengerakkan penisku maju mundur dengan perlahan-lahan rasanya luar biasa, dan silvi yang sudah tenang mulai menikmatinya dari mulut nya mulai lagi terdengar suara-suara yang menggairahkan.
Ooooohh… sssshhh… mmmh hh… sssshhh…
oooggghhh… oooooghhh… kakakkk…
ooooghhhh kak… bramm… sssshhh…
silvi semakin mendesah-desah pelukannya semakin erat, sekali-sekali membelai punggung dan rambutku dan tubuhnya basah oleh keringat, pantat silvi juga ikut bergerak mengikuti gerakanku memang rasanya jauh lebih nikmat dari apa yang aku lakukan sebelumnya kadan aku percepat kocokan peenisku di vagina silvi sehingga silvi semakin berguncang-guncang.
Sssshhh… sshhh… oooogg ghhhhhh… kak bram…
oooghhhh… ssshhhh…
semakin percepat kocokan penisku rasanya sudah berdenyut-denyut di ujungnya…
ngga lama kemudian silvi seperti menjerit tertahan…
eeemphhh… sshh… ooghh…, tubuhnya mengejang-ngejang… sudah sampai rupanya dia, sementara aku juga hampir klimaks, begitu mau keluar aku langsung cabut penisku dan rebahkan tubuhku di atas tubuh silvi, langsung aku ciumi bibir silvi aku peluk mesra silvi pun membalas ciumanku dan memelukku, akhirnya aku tuntaskan di atas perut silvi terasa cairan hangat keluar dari penis ku yang himpitkan di perut silvi kami berpelukan silvi melingkarkan kakinya ke tubuhku aku pandangi wajah silvi yang masih tampak kelelahan aku kecup keningnya dan aku bisikan rayuanku ke telinganya, silvi tersenyum, aku ciumi bibirnya.
Tampak ada sebercak darah di sekitar kemaluan silvi tanda keperawanannya telah aku rengut, tapi tidak nampak kekecewaan di wajah silvi
Silvi kakak sayang sama kamu… kataku sambil memeluk erat tubuh silvi.
silvi juga kak bram… sebenernya sejak dari dulu silvi suka sama kakak tapi silvi malu…
setelah itu kita mandi bareng dan melakukannya sekali lagi di kamar mandi. sejak kejadian saat itu sikap silvi makin manja kepadaku, tetapi dia bersikap normal dan biasa-biasa saja kalo ada orang di rumah.
Oh sungguh beruntungnya aku…