1 November 2020
Penulis —  kontoculai

Melayani Bu Dosen Berhijab di Kampus

Ane adalah seorang karyawan sebuah bank BUMN, tetapi juga punya pekerjaan sampingan ‘melayani’ wanita. Bukan sembarang wanita, tetapi khusus yang sudah setengah baya saja. Dan bukan sembarang setengah baya, tetapi khusus yang memakai hijab dalam kehidupannya sehari-hari. Untuk membuktikannya ane minta calon klien ane mengirimkan foto mereka berhijab ketika sedang bekerja, ditengah keramaian, dan semacamnya.

Cerita ini terjadi ketika ane menerima kiriman foto dari seorang calon klien, dan ane sangat kaget ketika dia ternyata adalah bu IS, dosen ane dulu waktu kuliah. Ane ingat dia memang selalu berhijab dan mengenakan jubah panjang yang menutupi tubuhnya yang langsing. Pantatnya yang terlihat menyeplak di balik jubah dan melebihi ukuran standar juga selalu jadi bahan cuci mata ane tiap menghadiri kelasnya.

Ane menemui dia di gedung kampus almamater ane sesuai dengan pesannya, ketika kami bertemu kagetlah dia ketika mengenali mantan mahasiswanya. Dia bicara macam-macam, yang intinya “Ibu berharap semua mahasiswa Ibu bisa memiliki karir yang sukses, tapi kenapa begini… Setelah ane berusaha meyakinkan dia bahwa ini hanya kerja sampingan, akhirnya dia setuju saja untuk melanjutkan.

Dia minta dilayani di kantornya (sebagai ketua jurusan, dia punya kantor pribadi). Minta dilayani 2 jam saja, karena setelah itu dia harus mengajar. Pintu dikunci, dia langsung menelanjangi dirinya bulat-bulat. Namun tentunya langsung ane minta supaya jilbabnya dipakai saja. Tubuhnya memang sudah gemuk bergelambir, teteknya juga sudah kendor.

Awalnya dia agak malu setelah bugil begitu, langsung ane tenangkan dan minta dia duduk di sofa. Langsung ane mainkan teknik lidah ane di selangkangannya, pertama-tama melingkar di luar memek lalu perlahan-lahan lidah ane bergerak spiral ke dalam sampai ke bibir memek (pada saat ini ibu IS mendesah-desah sambil sesekali meremas tetek kendornya itu) lalu diakhiri dengan lidah ane menusuk klitorisnya.

Lalu ane meminta dia menungging dengan tetap bersandar di sofa. Dan terlihatlah pantat bulat besar yang sudah jadi impian ane sejak bertahun-tahun lampau. Pantat itu sudah bergelambir dan agak keriput. Pada waktu ane pandangi saat masih mahasiswa pasti masih lebih mulus. Tapi seperti ane tuliskan tadi, justru yang seperti inilah yang ane suka.

Ane meremas-remas pantat itu, lalu dengan jari kelingking mengorek anusnya. Dia memekik lagi. Ane tahu apa yang perlu dilakukan, langsung ane keluarkan anal vibrator yang langsung dihidupkan namun tidak ane masukkan, melainkan digerakkan melingkar di lingkaran keriput seputar anus itu. Sementara tangan kiri ane bermain di memeknya, dan tangan kanan meremas—bahkan kadang menampar—bongkahan pantat itu.

Ibu IS sang dosen setengah baya berjilbab mencapai orgasme berkali-kali setelah berbagai teknik ane mainkan. Namun ketika ane bersiap untuk pergi dia mencegah. “Eh.. masih ada waktu sekitar 20 menit lagi. Boleh kan ibu minta satu hal lagi.. ibu pengen coba menghisap kemaluan kamu. Ibu belum pernah gitu tapi kata bu Rayna enak, ibu pengen coba juga”.

Lalu sambil ane berdiri, dia bersimpuh dan menghisap kontol ane. Ane sangat menikmatinya. Bukan karena cara dia menghisap, soalnya masih terlalu lambat dan kaku karena dia masih pemula. Melainkan karena kenyataan bahwa seorang dosen yang dulu mengajar ane, menilai dan memberi kritik pada makalah yang ane buat dan sangat ane segani, kini telanjang bulat dengan kontol ane dalam mulutnya.

Setelah kami berdua berpakaian lagi kami sempat mengobrol sedikit mengenai pekerjaan ane sekarang juga mengenai beberapa teman seangkatan ane, lalu kami keluar. Dia menuju ruang kuliah yang dekat dengan kantornya sedangkan ane menuju ke tempat parkir. Namun tentunya dia tidak menyadari satu keisengan ane…

Begitu dua masuk ruang kuliah ane diam-diam mendekat ke pintunya lalu menguping. Terdengar banyak mahasiswa berbisik dan sesekali tawa tertahan beberapa mahasiswa pria. Hingga seorang mahasiswi bertanya, “Bu, yang putih-putih di muka ibu itu apa?”.”Eh.. mana? Ini… ini.. bukan..” Bu Is gelagapan.

Yup.. setelah kami selesai tadi dia lupa mengelap wajahnya yang berlumuran air mani. Dan ane juga sengaja tidak memberitahunya. Dengan senyum di wajah, ane meninggalkan ruang kuliah itu, berjalan santai ke tempat parkir.

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu