2 November 2020
Penulis —  Justannisa

Lanjutan cerita

Setelah kakA pergi, aku lapar dan hendak sarapan… bingung memakai apa, akhirnya aku putuskan memakai jaket parka, setidaknya bisa membuat aku menghalangi toketku yang gondal gandul bebas, meski putingnya bisa tercetak kalau retsleting aku rapatkan. Untuk bawahannya mau nekat pakai rok lilit saja atau training biasa.

Sambil sarapan aku memperhatikan tamu hotel yang lainnya.. tamu kamar sebelahku ternyata bersama orang tuanya.. aku jadi ingat R.. ada juga pasangan orang asing yang sudah berumur..

Selesai sarapan aku putuskan untuk berjalan-jalan langsung tanpa mandi, tapi akhirnya aku menukar trainingku dengan rok ikat, gak nyambung dengan jaket parka tapi biar sajalah. Sekedar mengantongi handphone dan selembar uang 50rb di casing handphone tidak lupa kacamata hitam.

Aku hanya berjalan kaki tanpa tujuan sampai akhirnya tiba di kuta, sudah ada beberapa pengunjung dan pedagang.

Aku merasa salah kostum, karena jaketku terasa gerah akibat tidak memakai pakaian dalam atau baju, keringatku juga tidak bisa diserap dengan baik.

Mau meneruskan perjalanan tapi koq gerah, aku belum nekat untuk lepas jaket di sana, topless kan jadinya 😅 walau rok lilitku memang cocok di pantai, anginnya kencang jadi berkali-kali aku harus memegang kain agar tidak tersingkap di sepanjang jalan pinggir pantai.

Sempat berpikir untuk beli celana pendek, tapi uangku sudah terpakai membayar minuman saat melewati minimarket Akhirnya aku kembali lagi ke minimarket yang tadi aku datangi dan membeli cd warna merah tua, setidaknya tidak terlalu kentara seperti dalaman biasa.

Yang malu setelah aku membayar, aku minta izin memakai toiletnya, entah apa yang ada di pikiran kasir yang melayaniku.

Di toilet, aku langsung bottomless saat melepas rok ikatku ide gila ingin membuka pintu tapi tidak jadi, aku memakai cd dan membayangkan kalau aku keluar toilet tanpa memakai rok ikatku. Tapi nanti dulu, terlalu frontal kalau aku eksib di minimarket. Jadi aku ikat kembali rokku.

Aku kembali ke pantai, dan ada angin sekalipun aku tidak masalah, meski ternyata tidak sampai cd ku terlihat, jadi sebenarnya aman saja kalau aku tidak memakai cd. Dasar lagi kumat, malah retsleting jaket aku turunkan di batas belahan, jadi yang berpapasan denganku bisa melihat kalau aku tidak memakai bh.

Di pantai suasana sudah mulai ramai, aku tambah berkeringat, sampai aku merasa ada keringat yang mengalir dari leherku sampai ke perut melewati toketku. Tanganku keduanya aku masukkan ke kantong jaket, mencegah jaketku menempel ke badan. Tapi efeknya malah semakin membuat longgar bagian atas, jadi aku biarkan saja jaketku menempel, goyagan toketku membuat gesekan puting pada bahan jaket.

Aku masuk ke wilayah pasir pantai, sudah banyak yang bermain air atau sekedar berjemur di atas pasir, beberapa orang asing santai dengan bikininya membuatku iri.

Tiba-tiba ada angin lumayan kencang membuat rokku tersingkap lebar sehingga kedua paha depanku terlihat jelas ikatannya menjadi longgar, jadi aku lepaskan saja ikatannya dan aku ikat di pinggang saja sekedarnya.

Ya, aku membiarkan bagian depan kakiku terlihat jelas meski hanya memakai cd biasa. Dimana lagi bisa jalan-jalan hanya memakai celana dalam tanpa perlu khawatir.

Asyik rasanya menjadi objek pengelihatan orang. Sengaja aku berjalan mendekati sisi jalan raya yang ramai dibanding sisi air laut.

Sesekali aku berhenti mengeluarkan hp saat berada di dekat kelompok orang. Kacamata hitamku membantu karena orang tidak melihat kalau aku sadar sedang dilihatin.

Lelah berjalan, aku mencari tempat untuka melemaskan kaki, sok-sok berjemur aku menemukan spot diantara bule yang juga berjemur.

Jadi aku lepas rokku dan aku jadikan alas berbaring. Aku berbaring telentang menghadap pantai, kakiku aku lipat dan kaki kanan aku tumpangkan di lutut kiriku. Tanganku keduanya di belakang kepala.

Tidak lama aku ganti posisi karena silau, jadi aku berbaring menyamping ke kiri kepalaku ditahan dengan tangan kiri dan tangan kananku membuka hp, kedua kakiku aku lipat jadi paha kananku terpampang jelas bagi yang melintas di pantai. Dan aku baru sadar setelah beberapa saat, kalau di posisi tersebut jaketku terdorong ke depan dan toketku terlihat jelas dari arah jalan.

Aku mengubah posisiku menjadi telungkup, kali ini giliran pantat belakangku yang terpampang jelas, ditambah belahan toketku yang harusnya nampak jelas dari depan.

Aku tidak lama ada di pantai, karena panasnya, jadi aku berdiri kembali untuk melanjutkan perjalanan, kali ini rok lilitku tidak aku pakai, hanya aku gulung dan aku masukkan ke kantong jaket.

Seharusnya aku bisa saja berjalan menyusuri pantai, tapi aku memilih jalan di trotoar saja, lebih sepi dari pejalan kaki tapi di jalanan sudah ramai motor dan mobil, aku berjalan melawan arus jadi lebih mudah berjalannya. Tanganku aku masukkan kebdalam kantong, dan retsletingnya aku naikkan sampai atas, akibatnya toketku yang basah keringatan menempel dan tercetak dari balik jaket.

Entah kenapa aku tidak tahan melawan rasa malu menjadi perhatian orang saat berjalan dengan memakai cd saja sebagai bawahan, jadi aku kembali ke pantai. Disana aku kembali memakai rok lilitku, kali ini tertutup semua. Setelah tenang, aku kembali ke jalanan dan menyebrang untuk masuk mall yang ada, aku hanya melihat-lihat saja, selain tidak ada uang lagi, apalagi yang bisa dilakukan di mall.

Di dalam mall jiwa eksibisionisku kembali muncul, mungkin karena tempatnya yang aman. Dari rok yang tertutup semua pelan-pelan mulai tersingkap bagian pahanya. Sampai aku akhirnya ke toilet untuk mengatur posisi rokku.

Agar tidak terlalu vulgar, aku membuat belahan rokku ada di depan, aku buat tinggi sebatas celana dalamku terlihat sedikit di bagian memeknya. Saat berjalan tentu akan terlihat paha bagian dalamku dan cd ku dengan lebih jelas, namun saat berdiri biasa hanya akan sedikit terlihat warna merah cd ku.

Setelah fix, aku melanjutkan cuci mataku sekaligus mencuci mata pengunjung lain. Serunya bisa memamerkan tanpa rasa was-was. Banyak yang memperhatkan aku saat berjalan, bahkan ada yang aku sadari berjalan berputar untuk kembali melihat diriku dari arah berlawanan.

Apalagi saat naik tangga berjalan, sengaja aku tunggu momen banyak pengunjung di arah berlawanan. Putingku samar-samar terlihat dari balik jaket yang aku rapatkan retlsetingnya. CD ku terlihat apabila diperhatikan.

Lelah berkeliling aku akhirnya memesan ojek online untuk pulang, saat menunggu datang, aku duduk di bangku panjang tempat menunggu, kakiku aku rapatkan, tapi rokku bahannya ringan jadi tersingkap. Aku cuekin saja sambil memakai kacamata hitam dan memegang hp dengan dua tangan. Paha atasku terlihat sebagian besar, begitu juga cdku yang lebih jelas tampak.

Banyak yang menoleh untuk melihat ke arah selangkanganku.

Saat motor ojekku datang, baru aku berdiri, sempat terlihat kaget melihat penampilanku tapi tetap profesional, yang agak kagok sewaktu aku kesulitan untuk duduk di jok. Tapi solusinya ternyata mudah, dia turun dahulu dan aku naik dari depan jok baru beringsut ke belakang, aku menahan rokku untuk tetap di atas paha, tapi tetap cdku terlihat jelas, apalagi duduknya mengangkang di atas motor. Kami kemudian berangkat menuju hotel tempatku menginap.

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu