2 November 2020
Penulis — drogbi
Karena sifat Denny yang sangat posesif terhadap diriku menyebabkan diriku tidak kuat lagi untuk bersamanya. Lalu dengan berat hati aku putus dengannya. Kejadian tersebut merupakan suatu hal yang buruk bagiku namun bagi para lelaki di sekolahku hal tersebut merupakan suatu kabar gembira. Sangat cepat kabar tersebut menyebar yang menyebabkan semakin banyak teman-teman cowokku yang berusaha mendekatiku dan menaklukan cintaku.
Namun, karena masih belum ingin membuat komitmen lagi, aku belum mau menerima mereka. Dengan makin banyaknya yang ingin berkenalan denganku dan ingin menjadikanku kekasihnya, aku ibaratnya seperti artis saja di sekolahku ini. Bahkan pernah suatu pagi ketika aku sampai di sekolah, dimejaku sudah ada sekuntum mawar merah dan satu buah cokelat yang ditujukan untukku.
Untuk menghibur diri karena putus dari Denny, maka aku menyibukkan diriku dengan makin rajin belajar. Namun terkadang belajar saja membuatku menjadi bosan. Lalu aku menghubungi teman-temanku untuk jalan-jalan bareng. Lalu aku semakin sering saja berkongko-kongko ria bersama teman-temanku. Ada saja yang kami bicarakan.
Semakin lama nilaiku semakin menurun. Sampai-sampai orangtuaku dipanggil oleh kepala sekolahku untuk menanyakan kenapa hal itu bisa terjadi. Dimarahilah aku oleh orangtuaku. Sebagai konsekuensinya jatah uang saku ku dipotong. Sebenarnya aku tidak bisa menerima hal tersebut, karena aku juga membutuhkan uang untuk hang-out bersama teman-temanku.
Tetapi karena aku menghargai dan menghormati kedua orangtuaku maka dengan sangat berat aku menerimanya. Untuk awalnya aku mulai rajin lagi belajar. Namun, rasa bosan kembali datang dan temanku juga mengajakku untuk kumpul-kumpul bareng. Dengan sisa tabungan yang pas-pas an aku keluar menuju tempat temanku.
Aku bilang kepada orangtuaku bahwa aku akan mengerjakan tugas kelompok dari sekolah. Maka berkumpulah aku bersama teman-temanku di sebuah cafe yang ada di kotaku. Kami bercerita dan tertawa dengan riang gembira. Untuk saat itu hilang rasanya semua masalahku. Namun diakhir pertemuan itu, aku kembali teringat dengan permasalahan yang menimpaku.
Mungkin bagi sebagian orang, masalahku tidaklah seberapa tapi bagiku hal ini begitu serius. Diusiaku yang masih muda aku masih perlu bergaul dan memerlukan uang yang cukup. Dengan berkurangnya jatah uang sakuku, aku menjadi terbatas dalam hal keinginan untuk berbelanja maupun untuk hang-out bersama teman-temanku.
Ya, mungkin ini salah satu akibat aku salah pergaulan. Aku bergaul dengan orang yang suka bermain dan jarang menghargai uang. Tapi entah kenapa malah aku menyukainya. Disiplin belajarku mulai berkurang. Namun aku tetap senang berkumpul dengan teman-temanku itu. Bersama mereka rasanya bebanku hilang.
Suatu saat, salah satu temanku yang bernama Nana melihat wajahku murung.
“Vi, kenapa murung gitu wajahmu? Tar cantiknya hilang loh. hehheeee..” katanya.
“iya nih na. Lagi ada masalah nih” jawabku.
“Ooohh. Masalah apa? Mungkin aku bisa bantu kamu”.
“Hmmm.. masalah sama keluarga sih.. Hmm.. Malu kalo diomongin.. Heheheee..”.
“ngapain malu?! kita ini kan temen. sapa tau aku bisa bantu”. katanya.
Lalu aku ceritakan apa yang menjadi masalah buatku. Nana tertawa setelah mendengarkan ceritaku.
Lalu dia menceritakan tentang dirinya. Aku sedikit kaget setelah mendengar cerita Nana tersebut. Ternyata Nana menjadi peliharaan Om-Om.. Tapi dia dengan tenang menceritakan tentang dirinya itu. Lalu dia menawarkan untuk menjadi seperti dirinya. Tapi aku menyampaikan untuk pikir-pikir dulu.
Sampainya dirumah aku berpikir tentang tawaran yang berikan Nana.
Pikirku “toh aku udah ga perawan, gapapa deh kayaknya. Lagian kan enak gituan. Hehehee..
Tapiii… Ahh.. Gapapalah.. Memang perlu pengorbanan untuk mendapatkan yang diinginkan.”
Setelah memantapkan diri untuk mencoba cara yang ditawarkan Nana, lalu aku menelponnya dan memberitahu bahwa aku mau mencoba caranya. Lalu Nana menyampaikan bahwa aku akan dikabari selanjutnya.
Tiga hari berselang lalu aku mendapat kabar dari Nana. Disuruhnya aku menuju ke sebuah penginapan. Setelah sampai, lalu aku mencari kamar yang disampaikan oleh Nana. Setelah ketemu, lalu aku mencoba mengetuk pintunya. Beberapa kali ku ketuk pintunya, lalu terdengar suara dari dalam yang menyuruhku untuk masuk saja.
Dari suaranya, perkiraanku seorang om-om. Lalu dengan hati-hati aku memasuki kamar itu. Maklum saja ini adalah pengalamanku yang pertama. Aku menutup pintu kamar itu, lalu aku disuruh sekalian mengunci pintu itu dan akhirnya aku tutup. Aku melepaskan jaketku lalu duduk di kasur sambil menunggu orang itu keluar dari kamar mandi.
Setelah beberapa saat, akhirnya orang itu keluar. Betapa kagetnya diriku, ternyata orang yang membookingku adalah papaku sendiri. Papaku pun kaget melihat diriku yang berada dalam kamar itu. Dengan wajah yang kaget akhirnya kami saling mengetahui rahasia satu sama lain. Aku mengetahui bahwa papaku senang booking cewek dan aku ketahuan sedang menjual tubuhku.
Papaku dengan wajah yang mulai tenang mulai mendekatiku, namun aku tak berani melihat wajahnya takut papaku marah. Namun yang terjadi diluar perkiraanku. Papaku dengan tenang menanyakan kenapa diriku sampai melakukan hal ini. Kujawab dengan terus terang alasanku sampai berbuat seperti ini. Sambil berbicara papaku mulai menyibakkan rambutku yang semula menutupi belahan payudaraku.
Baru kuketahui ternyata papaku ini senang dengan gadis-gadis yang berkisaran 17-19 th umurnya. Dia mengatakan bahwa sudah lama iya mengidamkan tubuh anak gadisnya ini. Namun iya masih mengingat hubungan nya sebagai orangtuanya. Dengan adanya kejadian ini, rupanya hal tersebut sudah dilupakannya. Terbukti papaku mulai berani mencium leherku.
“Pa, ini Devi pa. Anak papa” kataku, namun tak dihiraukannya.
malah papaku makin asik menciumi tubuhku. Tubuhku yang sudah lama tak dijamah merespon positif rangsangan dari papaku. Tanpa dapat ditahan libidoku mulai naik. Nafaskupun mulai semakin cepat. Hal itu disadari oleh papaku, tanpa dapat kucegah diturunkannya tanktop model kemben milikku. Saat ini payudaraku hanya ditopang oleh bra tanpa tali yang agak kekecilan itu.
“eennggghh”
Lalu papa merebahkan tubuhku dikasur, tak lupa dilepaskannya bra dari payudaraku sehingga payudaraku menjadi mainan bagi papa. Dicium, dihisap dan dijilatnya payudaraku. Aku menggeliat menahan geli dan nikmat dari rangsangan papa.
“Pa, geli pa. Jangan ahh.. Devi malu pa..” kataku.
“Kenapa musti malu vi, tubuhmu bagus gini. Ga nyangka papa dapetin kamu disini..” kata papa.
Semakin bernafsu papa menjilati tubuhku dan akupun mulai terangsang hebat. Tanpa sadar saat ini aku sudah dalam keadaan telanjang bulat. Papa semakin bernafsu melihatku seperti itu. Gundukan dibawah perutnya semakin besar dan sedikit mengintip melalui celah kolornya.
“kayaknya besar dan panjang nih punya papa” pikirku yang membuatku semakin bernafsu.
makin lama aku makin mengikuti kenikmatan yang diberikan papa. Aku semakin mengikuti permainannya. Melihatku memberikan respon positif, papa lalu menurunkan kolornya sehingga kini ia sudah telanjang bulat. Ternyata dugaanku benar penis papa gemuk dan panjang.
Aku berfikir, “kira-kira muat ga ya”.
Lalu papa mengarahkan kontolnya ke mulutku.
“Besar banget pa?!” kataku setelah melihat kontol papa dari dekat.
“Iya nikmatin aja. Emut kayak permen gitu” suruh papa.
Akhirnya aku jilat kontol papa lalu aku hisap. Ini pertama kalinya aku mengemut penis.
Papa menikmati kulumanku sambil mengelus-elus rambutku.
Lalu dibangunkan tubuhku, papa langsung menciumku. Kami berciuman sangat ganas menggambarkan betapa tingginya nafsu kami berdua seakan lupa status dari masing-masing.
Lalu ciuman papa menurut menuju payudaraku lagi, papa seperti bayi yang sangat haus. Disedotnya payudaraku membuatku semakin bernafsu. Jilatan papa turun menuju memekku. Dijilatnya sambil disodok-sodok klitorisku dengan lidahku membuat diriku semakin menggelinjang. Setelah memekku dibanjiri cairan cintaku papa mulai memposisikan dirinya untuk menusukkan senjatanya ke dalam tubuhku.
“eehhmm pelan-pelan pa” bisikku ke papa.
“iya sayangku. Punya kamu sempit banget nih” jawabnya.
“iya pa.. maasssuukkiiinn pelllaann peellaaannhh aahh..” kataku merasakan kemaluanki mulai dijejali penis papa..
dan blessss.. akhirnya masuk semua penis papa ke kemaluanku.. penuh sekali, rasanya sampai ke rahim..
setelah beberapa saat papa mulai memaju mundurkan pinggulnya. Nikmat sekali rasanya. Penuh namun nikmat.. melayang rasanya..
Sambil menggenjotku, papa mencium bibir ku lalu berpindah ke payudaraku..
“eeenggghhh. aangghhhh.. uuuhhhh.. eeennnhhh..” erangan kami berdua menuju kenikmatan.
makin lama tusukan papa semakin cepat..
“ahh papaaa.. enak banget paaa.. papa nafsu banget yahhh sama devi.?” kataku menikmati persenggamaan ini..
papa ku tidak menjawab namun terasa makin cepat tusukannya..
Lalu kami berubah posisi. Papa menyuruhku posisi doggy.
“uuuhhhh” erangku ketika papa menusukku dari belakang. Kali ini penis papa lebih dalam masuk ke memekku..
Sambil meremas payudaraku, papa menggenjotku dengan semangat..
Lalu posisi kami berubah lagi, papa duduk di kasur bersandar ke tembok lalu aku duduk di pangkuannya..
Setelah masuk, aku menggerakkan naik turun pinggulku.. Sambil berciuman aku mengejar kenikmatan bersama papa..
“ehh.. paaaa.. enakkkhh paa… kontol papa enaakkk ahhh. uuhh..” racauku..
“iya nak.. nikmatin kontol papa.. eehhhmmmm..” jawab papa..
lalu kami berubah posisi ke semula. Papa dengan cepat menggenjotku.. semakin cepat..
“pa.. devi uda mau keluar nih.. eeehhh..” kataku
“iya sayang.. papa juga uda mau nyampe nih.. samaan ya sayang..” jawab papaku.
Semakin cepat papa menggenjotku..
“aaahhhhh…” erang papa seiring dengan menyemburnya sel sperma nya di dalam kemaluanku..
“nikmaattt paaahhh..” jeritku..
hampir bersamaan kami mengeluarkan sel reproduksi kami..
Lalu kami berciuman kembali..
Dengan kontolnya yang masih berada di kemaluanku papa menghisap lagi payudaraku. Sepertinya dia sangat suka dengan payudaraku..
Lalu di cabutnya kontol papa dan melelehlah cairan cinta kami dari dalam kemaluanku.. Papa terlihat sangat puas telah berhasil mengentotku.
Lalu papa memberikan kartu ATM nya untuk aku gunakan sebebasnya dengan satu syarat aku tidak boleh menjual diriku kepada orang lain.. Cukup dengan papa saja..
Setelah kejadian itu jadilah aku anak kesayangan papa. Kami sering melakukannya dirumah saat dirumah lagi sepi. Agar tidak hamil aku selalu meminum pil kb dan mengecek masa suburku. Pernah saat mama dan kedua adikku sedang keluar kota, kami melakukan hubungan suami istri seharian full.. Papa minum obat kuat sampai-sampai kemaluanku terasa sangat panas karena terlalu sering dientot papa..
Tamat.