2 November 2020
Penulis —  x-blitz

Ketahuan saat mengintip tante

Sejak tinggal dirumah tante, aku bener-bener dimanja soal sex, juga soal duit. Sampai suatu ketika rumah tante kedatangan tamu dari Manado, namanya Tante Wina. Menurut tanteku Tante Wina ini tinggalnya di desa jadi agak kolot gitu. Tapi pas pertama dikenalkan, aku tidak melihat wajah desa dari Tante Wina.

Akupun langsung akrab dengan Tante Wina karena orangnya lucu dan suka humor. Bahkan aku sering ngeledek karena dialeknya yang ngampung itu. Wajahnya keliatan agak Indo dengan tinggi kutaksir 162 cm. Pinggangnya langsing, lebih langsing dari Tante Rini, dan yang bikin pikiran kacau adalah buah dadanya yang lumayan gede.

Pikiran kotorku mulai bermain dan mengira-ngira. Apakah Tante Wina haus sex seperti kakaknya? Kalau kakaknya mau kenapa adiknya nggak dicoba? Akan merupakan sebuah pengalaman sex yang seru kalo aku bisa menidurinya. Pikiran-pikiran seperti itu berkecamuk dibenak kotorku. Apalagi dengan bisanya aku tidur dengan tanteku, (dan banyak wanita STW) rasanya semua wanita yang umurnya diatas 35 kuanggap akan lebih mudah ditiduri, hanya dengan sedikit pujian dan rayuan.

Dirumah, tante Rini sudah beberapa kali berpesan padaku jangan sampe aku perlakukan Tante Wina sama sepertinya, rupanya Tante Rini cemburu karena ngeliat kemungkinan itu ada. Sampai suatu ketika tante sedang pergi dengan om ke Surabaya selama dua hari. Sehari sebelum berangkat aku sempat melampiaskan nafsuku bersama tanteku di sebuah motel deket rumah, biar aman.

Setelah tante dan om berangkat aku mulai menyusun rencana. Dirumah tinggal aku, Tante Wina dan seorang pembantu. Hari pertama niatku belom berhasil. Beberapa kali aku menggoda Tante Wina dengan cerita-cerita menjurus porno tapi Tante nggak bergeming. Saking nggak tahan nafsu ingin menyetubuhi Tante Wina, malamnya aku coba mengintip saat dia mandi.

Hari mulai malam ketika Tante Wina masuk kamar mandi, aku memutar kebelakang dan mulai melihat aktifitas seorang wanita cantik didalam kamar mandi. Perlahan kulihat Tante Wina menanggalkan daster merah jambunya dan menggantungkan di gantungan. Ups! Ternyata Tante Wina tidak memakai apa-apa lagi dibalik daster tadi.

Putih mulus yang kuidam-idamkan kini terhampar jelas dibalik lubang fentilasi. Pertama Tante Wina membasuh wajahnya. Sejenak dia diam dan tiba-tiba tangannya mengelus-elus lehernya, lama. Perlahan tangan itu mulai merambah buah dadanya yang besar. Aku berdebar, lututku gemetaran melihat adegan sensual didalam kamar mandi.

Jemari Tante Wina menjelajah setiap jengkal tubuhnya yang indah dan berhenti diselangkangannya. Badan Tante Wina bergetar dan dengan mata menutup dia sedikit mengerang ohh! Dan tubuhnya kelihatan melemas. Dia orgasme. Begitu cepatkah? Karena Mr. Happy-ku juga sudah menggeliat-geliat, aku menuntaskan nafsuku dibelakang kamar mandi dengan mata masih memandang ke dalam.

Dalam beberapa detik aku memejamkan mata menahan sensasi kenikmatan. Ketika kubuka mata, wajah cantik Tante Wina sedang mendongak menatapku. Wah ketahuan nih. Belum sempat aku bereaksi ingin kabur, dari dalam kamar mandi Tante Wina memanggilku lirih.

Ryo, nggak baik mengintip, kata tante Wina.

Aduh mati aku ketahuan deh, gumamku dalam hati.

“Maaf, tante ga sengaja,” kataku pelan

Nggak apa-apa, dari pada disitu mendingan… kata Tante Wina lagi sambil tangannya melambai dan menunjuk arah ke dalam kamar mandi.

Aku paham maksudnya, dia memintaku masuk kedalam. Tanpa hitungan ketiga aku langsung loncat dan berlari memutar kedalam rumah dan sekejap aku sudah stand by di depan pintu kamar mandi. mataku sedikit melongok sekeliling takut ketahuan pembantu. Hampir bersamaan pintu kamar mandi terbuka dan aku bergegas masuk.

Kamu pake ngitip aku segala, ujar Tante Wina.

Aku kan nggak enak kalo mau ngomong langsung, bisa-bisa aku kena tampar, hehehe, balasku.

Tante Wina memandangku tajam dan dia kemudian menerkam mulutku. Dengan busanya dia mencumbuku. Bibir, leher, tengkuk dan dadaku nggak lepas dari sapuan lidah dan bibirnya. Melihat aksi ini nggak ada rasa kalo Tante Wina tuh orang desa. Ternyata keahlian bercinta itu tak memandang desa atau kota yah.

Sekali sentak kutarik handuknya dan wow! Pemandangan indah yang tadi masih jauh dari jangkauan kini bener-bener dekat, bahkan menempel ditubuhku. Dalam posisi masih berdiri kemudian Tante Wina membungkuk dan melahap Mr. happy yang sudah tegak kembali. Lama aku dihisapnya, nikmat sekali rasanya. Tante Wina lebih rakus dari tante Rini.

Atau mungkin disinilah letak kampungan’nya, liar dan buas. Beberapa menit kemudian setelah puas menghisap, tante Wina mengambil duduk dibibir bak mandi dan menarik wajahku. Kutau maksudnya. Segera kusibakkan rambut indah diselangkangannya dan bibir merah labia mayora menantangku untuk dijilat. Jilatanku kemudian membuat Tante Wina menggelepar.

Ryo kamu hebat, pantesan si Rini puas selalu, cerocos Tante Wina.

Emangnya Tante Wina tau? jawabku disela aktifitas menjilat.

Ya tantemu itu cerita. Dan sebelum ke Surabaya dia berpesan jangan menggodaku, dia cemburu tuh, balas Tante Wina.

Ups, rupanya rahasiaku sudah terbongkar. Kuangkat wajahku, lidahku menjalar menyapu setiap jengkal kulit putih mulus Tante Wina.

Sedari awal aku sudah tau kamu mengintip, tapi kubiarkan saja, bahkan kusengaja aja tadi pura-pura orgasme untuk memancingmu, padahal sih aku belum keluar tadi, hehehe kamu tertipu ya, tapi yo, sekarang masukin yuk, aku bener-bener nggak tahan mau keluar, kata Tante Wina lagi.

Aku sedikit malu juga ketahuan mengintip tadi.

lalu aku bilang padanya “Sebentar lagi tante belom juga apa-apa masa mau langsung sih”.

Creeep secara tiba-tiba ujung hidungku kupaksakan masuk ke dalam celah vaginanya itu.

Aaahh kamu nakaal, jeritnya cukup keras. Terus terang vaginanya adalah terindah yang pernah kucicipi, bibir vaginanya yang merah merekah dengan bentuk yang gemuk dan lebar itu membuatku semakin bernafsu saja. Bergiliran kutarik kecil kedua belah bibir vagina itu dengan mulutku. Ooohh lidahmu.. oooh nikmatnya Ryo lirih Tante Wina.

Aahh.. sayang Tante suka yang itu yaahh.. sedooot lagi dong sayang oooggghh, ia mulai banyak menggunakan kata sayang untuk memanggilku. Sebuah panggilan yang sepertinya terlalu mesra untuk tahap awal ini.

Lima menit kemudian Sayang.. Aku ingin cicipin punya kamu juga, katanya seperti memintaku menghentikan tarian lidah di vaginanya.

Ahh baiklah Tante, sekarang giliran Tante lagi yah… lanjutku kemudian berdiri mengangkang tepat di depan wajahnya. Tangannya langsung meraih Mr. Happyku dan sekejap terkejut menyadari ukurannya yang jauh di atas rata-rata.

Okh Ryo indah sekali punyamu ini.. katanya padaku, lidahnya langsung menjulur kearah kepala Mr. Happyku yang sudah sedari tadi tegang dan amat keras itu.

Mungkin ini nggak akan cukup kalau masuk di.. aah mm ngggmm, belum lagi kata-kata isengnya keluar aku sudah menghunjamkan kearah mulutnya dan, Crooop.. langsung memenuhi rongganya yang mungil itu. Matanya menatapku dengan pandangan lucu, sementara aku sedang meringis merasakan kegelian yang justru semakin membuat senjataku tegang dan keras.

Aduuuh enaak ooohh enaknya Tante ooohh.. sementara ia terus menyedot dan mengocok Mr. Happyku keluar masuk mulutnya yang kini tampak semakin sesak. Tangan kananku meraih payudara besarnya yang menggelayut bergoyang kesana kemari sembari tangan sebelah kiriku memberi rabaan di punggungnya yang halus itu.

Crop ia mengeluarkan Mr. Happyku dari mulutnya. Aku langsung menyergap pinggulnya dan lagi-lagi daerah selangkangan dengan bukit berbulu itu kuserbu dan kusedot cairan mani yang sepertinya sudah membanjir di bibir vaginanya.

Aoouuuhh Tante nggak tahan lagi sayang ampuuun Ryoooo hh masukin sekarang juga, ayooo.. pintanya sambil memegang pantatku. Segera kuarahkan Mr. Happyku ke selangkangannya yang tersibak di antara pinggangku menempatkan posisi liang vaginanya yang terbuka lebar, pelan sekali kutempelkan di bibir vaginanya dan mendorongnya perlahan, Nggg aa..

Ooohh.. aa aahh aahh mmhh geliii ooohh enaknya, Ryyooo oooh, desah Tante Wina.

Yaahh enaak juga Tante.. ooohh rasanya nikmat sekali, yaahh.. genjot yang keras Tante, nikmat sekali seperti ini, ooohh enaakk ooohh Tante ooohh.. kata-kataku yang polos itu keluar begitu saja tanpa kendali. Tanganku yang tadi berada di atas kini beralih meremas bongkahan pantatnya yang bahenol itu.

Hanya sepuluh menit setelah itu goyangan tubuh Tante Wina terasa menegang, aku mengerti kalau itu adalah gejala orgasme yang akan segera diraihnya, Ryooo aahh aku nngaak nggak kuaat aahh.. aahh.. ooohh

Taahaan Tante tunggu saya dulu nggg.. oooh enaknya Tante.. tahan dulu jangan keluarin dulu.. Tapi sia-sia saja, tubuh Tante Wina menegang kaku, tangannya mencengkeram erat di pundakku, dadanya menjauh dari wajahku hingga kedua telapak tanganku semakin leluasa memberikan remasan pada buah dadanya.

Aku sadar sulitnya menahan orgasme itu, hingga aku meremas keras payudaranya untuk memaksimalkan kenikmatan orgasme itu padanya. Ooo nggg aahh sayang sayang.. sayang.. oooh enaak.. Tante kelauaar.. ooohh.. ooohh teriaknya panjang mengakhiri babak permainan itu. Aku merasakan jepitan vaginanya disekeliling Mr.

Kemudian aku genjot lagi tanpa memberikan waktu untuk istirahat untuk Tante Wina. Selang tak berapa lama Tante Wina mengerang nikmat dan merem melek setiap kali kugenjot dengan batang kejantananku yang sudah besar dan memerah. Lama kami bertarung dalam posisi ini, sesekali dia menarik tubuhku biar lebih dalam.

Setelah puas dengan sensasi ini kami coba ganti posisi. Kali ini dalam posisi dua-duanya berdiri, kaki kanannya diangkat dan diletakkan diatas toilet. Agak sedikit menyamping kuarahkan Mr. Happy ke vaginanya. Dengan posisi ini kerasa banget gigitan vaginanya ketika kugenjot keluar masuk. Kami berpelukan dan berciuman sementara Mr.

Puas dengan gaya itu kami coba mengganti posisi. Kali ini doggie style. Sambil membungkuk, tante Wina menopangkan tangan di bak mandi dan dari belakangnya kumasukkan kemaluanku. Uhh terasa nikmatnya karena batang Mr. Happy seakan dijepit dengan daging yang kenyal. Kutepuk tepuk pantatnya yang mulus dan berisi.

Dalam beberapa menit kemudian Tante Wina memintaku untuk tiduran di lantai kamar mandi. Walaupun agak enggan, kulakuin juga maunya, tapi aku tidak bener-bener tiduran karena punggungku kusenderkan didinding sementara kakiku selonjoran. Dan dalam posisi begitu aku disergapnya dengan kaki mengangkangi tubuhku.

Lama kubiarkan dia menikmati gaya ini. Sesekali kucium bibirnya dan kumainkan pentil buah dadanya. Dia mengerang nikmat. Dan sejenak tiba-tiba raut mukanya berubah rona.

Dia meringis, mengerang dan berteriak.

Ryo, aku mau nyampe lagi nih, oh, oh, oh, ah, ah nikmatnya, erangnya.

Tangannya meraih tubuhku dan aku dipeluknya erat. Tubuhnya menggeliat-geliat panas sekali.

Ohh, ditingkah erangan itu, kemudian tubuhnya melemah dipangkuanku.

Dalam hatiku curang juga nih Tante, masak aku dibiarkan tidak tuntas. Masih dalam posisi lemas, tubuhnya kutelentangkan di lantai kamar mandi tanpa mencabut mr happy dari vaginanya. Dan perlahan mulai kugenjot lagi. Dia mengerang lagi mendapatkan sensasi susulan. Uh tante Wina memang dahsyat, baru sebentar lunglai sekarang sudah galak lagi.

Tante aku mau keluarin ya, kataku menahan gejolak, bergetar suaraku.

Sama-sama ya Ryo, aku mau lagi nih, ayo, yok keluarin, yok, ahh.

Dibalik erangannya, akupun melolong seperti megap-megap. Sejurus kemudian kami sudah berpelukan lemas dilantai kamar mandi. Persetan dengan lantai ini, bersih atau nggak, emangnya gue pikirin. Kayaknya aku tertidur sejenak dan ketika sadar aku segera mengangkat tubuh Tante Wina dan kamipun mandi bersama.

Selesai mandi, kami bingung gimana harus keluar dari kamar mandi. Takut Bi Ijah tau. Kubiarkan Tante Wina yang keluar duluan, setelah aman aku menyusul kemudian. Namun bukannya kami kekamar masing-masing, Tante Wina langsung menyusul ke kamarku setelah mengenakan daster. Aku yang masih telanjang di kamarku langsung disergapnya lagi.

Dan kami melanjutkan babak babak berikutnya. Malam itu kami habiskan dengan penuh nafsu membara. Kuhitung ada sekitar 7 kali kami keluar bersama. Aku sendiri sudah terbiasa dengan orgasme sebanyak itu. Walaupun di ronde-ronde terakhir spermaku sudah tidak keluar lagi, tapi rasa puas karena multi orgasme tetap jadi sensasi.

Selama 2 hari Tante Rini di Surabaya, aku habiskan segala kemampuan sexualku dengan Tante Wina. Sejak kejadian itu masih ada sebulan tante Wina tinggal dirumah Tante Rini. Selama itu pula aku kucing-kucingan bermain cinta. Aku harus melayani Tante Rini dan juga bermain cinta dengan Tante Wina. Semua pengalaman itu nyata kualami.

maaf klo kurang memuaskan heheheee…

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu