2 November 2020
Penulis —  warmaniac

Dilema

aku berasal dari keluarga yang sederhana (tidak kaya, tidak miskin). ayahku bekerja sebagai supir container di sebuah CV yg memang dalam 2-3 tahun terakhir ini mendapat kontrak di sebuah pelabuhan besar di Surabaya. jarang pulang Cuma sehari atau 2 hari sebulan.

Sedangkan ibuku sendiri Sinta (39 th) hanya ibu rumah tangga orangnya jga gak terlalu banyak bicara tetapi kalau diajak ngobrol sih asik juga soalnya mungkin karena udah dewasa dan bersifat ke-Ibuannya dalam segala hal. Terkadang juga sering cuek mungkin sifatnya ini yang menurun kepadaku. Aku memanggilnya mama sejak kecil

di rumahku mama memiliki usaha toko sembako yg tidak terlalu besar tapi juga memiliki usaha lain sebagai penjual baju wanita yg memang hanya dijual kesekitar lingkunganku aja.. mungkun karena itulah dia selalu berdandan rapi dan menarik seperti ABG yg berumur 20’an, celana jeans ketat dan kaos tanpa lengan, wajah manis, putih, rambut bergelombang sepundak, perawakan langsing, payudaranya juga biasa2 aja.

kembali pada cerita,

hamper setiap hari aku dijemput dan diantar pulang oleh temanku (dicky) saat berangkat sekolah.. kadang juga aku naik bis kalau tak dijemput dicky.. hal itu terjadi sejak akhir semester saat kelas 1 dikarenakan aku tak diperbolehkan mama membawa motor sendiri karna aku pernah tabrakan saat kelas 1 dan juga karena motorku yang serig kuprotol- protoli ..

nasihat dan nasihat selalu saja seperti itu kepada aku dan dicky kalau udah pulang sekolah.

tapi aku dan dicky kadang hanya menanggapinya dengan canda tawa. mungkin itu juga yang membuat mama kadang membiarkan aja kenakalan kami..

tak jarangpun aku dan dicky sering gak berangkat sekolah, membolos dan hanya nonoton TV dirumahku

namanya juga anak muda haha dalihku setiap dinasehati. dicky pun membelaku saat dinasehati

Bulan desember 2010 dicky sering bolos waktu jam2 akhir pelajaran, tak tau kenapa.. aku pun hanya naik bis saat pulang sekolah.. dan waktu sampai rumah selalu saja motornya udah ada didepan rumah

sialan kamu Dick kataku pada saat msuk rumah dan duduk di sofa sebelahnya

lah gimana toh? katanya Dicky sambil ketawa2

tadi aku dimarahin Pak Andre (guru matematika) karna dikira ngajarin kamu bolos kataku

masa? katanya.. terdiam sejenak lalu melanjutkan pembicaraan aku emg gak suka tu sama [elajaran pak Andre orangnya cerewet kya cewe yg lagi mens, katanya

mama pun dating dari arah dapur menuju ruang tamu tempat kami ngobrol dan ikut nimbung juga

Dicky klo bolos terus nanti gak naik kelas lo nanti kata mama

abis bosen tant udah gurunya cerewet, dikelas gk ada cewenya.. huuufff boring sangat, tant ktanya

tar kmu nyesel sendiri lo, dick kata mama sambil berjalan ke arah took dan membuka gorden yg membatasi toko dengan ruang tamu, lalu lalu duduk di kursi belakang etalase

Keesokan harinya dicky pun bolos lagi pada jam terakhir padahal hari itu hari jumat aku gk terlalu peduli juga sih sebenarnya males juga mikirin di Dicky.

jam 12.30 aku turun dari bis lalu berjalan kearah rumah kok sepi banget ya sepanjang jalan, kataku dalam hati

akh mungkin belum pada pulang jumant-an

aku berjalan perlahan sambil memikirkan hal itu samapai depan rumah.. aku melihat motornya Dicky ada di depan rumah saat itu aku gak begitu peduli juga saati itu. saat mau masuk kerumah aku berhenti sejenak sambil melihat kea rah toko

kok, gk ada yang jaga sih klo kemalingan gimana, kataku dalam hati sambil berjalan kearah toko

aku duduk sejenak didepan lalu mengambil sebuah Koran di atas etalase lalu membuka halaman per halaman mencari berita olahraga.

kira2 5 menit aku mebaca Koran aku mendengar seperti suara cekikikan (ketawa) dari arah ruang tamu.. aku masih belum peduli saat itu, mungkin karna konsentrasiku masih pada Koran itu

tak lama kemudian akupun berdiri sambil melepaskan tas punggungku lalu menaruhnya ke atas etalase. saat itu aku mendengar lagi suara wanita ketawa kecil, aku yakin itu suara mama karena aku hafal betul suaranya..

perhatianku pun beralih dari Koran ke suara itu sebentar.. aku pun hanya berdiri diam sambil menunggu suara itu lagi

tiba2. akhh eemmmmmhhhh itu yang kudengar

jantungku berdebar-debar kencang saat itu juga. Mulai muncul rasa curiga, was-was dan lain2nya becampur aduk

aku pun berjalan ke arah tmbok toko yang bersampingan degan ruang tamu tempat suara itu berasal.

jantungku berdebr semakin kencang, hingga aku bisa merasakn darahku mengalir ke kepala begitu cepat dan derasss sekali

ooohhhhhh suara mama.. aku agak kaget saai itu tapi tetap mencoba tenang lalu perlahan berjalan kea rah tembok.

tanganku meraih kain gorden pembatas ruang tamu dan toko sambil kubuka perlahan lalu ku intip kearan ruang tamu

aku hanya bisa terdiam dan melongo melihat apa yg baru kusaksikan

mama saat itu duduk di sofa tunggal hanya mengenakan kaos berwarna ungu sedangkan bagian bawahnya telanjang tanpa penutup apapun.. kakinya sedang mekangkang dan kulihat si Dicky sedang jongkok didepan selangkangannya dengan masih menggunakan seragam sekolah lengkap. Tangan Dicky saat itu tepat berada di tengan selangakangan milik mama.

tangan itu pun digerakan maju mundur perlahan sesekali terlihat menggosok-gosok selangkangan mama

aku hanya bis melihat dari samping terlihat agak samar2 vagina mama penuh, lebat dengan bulu

wajah mama terlihat pucat lemas matanya pun hanya terbuka setengah sesekali menutup sambil dari mulutnya mengeluarkan suara emmmhhh lalu tersenyum manis menatap dicky

aku bingung harus ngapain saat itu.. rasa kecewa, emosi juga menabah kebingunganku ingin rasanya aku masuk kesana lalu memberi pukulan ke wajah mesum dicky

kebingungan seolah mumbuatku menjadi tak punya pilihan antara masuk dan menghajar Dicky atau hanya diam dan menyetujui apa yang mereka lakukan aku berada tepat ditengah Dilema antara ikhlas dan benci pada mereka

ditengah2 pikiranku yang mulai kacau balau penuh kebimbangan aku melihat wajah mama yang manis dan seolah tak berdosa, membuatku diam kaku sesekali lenganku gemetaran, hingga tanpa sadar waktu berjalan begitu saja

SIAL, SIAL, SIALLLLl BRENGSEKKKK ANJINKKKK, kataku dalam hati

tapi waktu tetap saja tidak bisa berhenti

Pada akhirnya..

akhhhh. ahhh ahhh ahhhh.. emmmmmmmamhh mama memejamkan matanya lalu kedua pahanya merapat, menjepit tangan Dicky dan badanya bergerak kaku maju mundur lalu lemas sambil tangan kanannya menutupi mulutnya yang terbuka..

itukah yang dinamakan wanita sedang orgasme kataku dalam hati, sambil melihat mama penuh kagum dan tanda tanya besar..

Dicky hanya ketawa kecil sambil melihat wajah mama, mama hanya mebalas dengan senyum manis seperti seoanga anak kecil yg masih malu-malu. Dengan sedikit tenaga yg tersisa mama berdiri, sedang Dicky masih jongkok aja di hadapan mama. wajah dicky tepap berada di depan vagina mama, dicky tanpa malu memeluk dan mencium vagina mama sebentar

wah, kalo ini berlanjut bisa bahaya nih, kataku dalam hati

akupun berjalan perlahan keluar dari toko lalu menuju pintu luar depan ruang tamu.. dengan santai (mungkin tepatnya pura2 santai tapi masih emosi) aku mengetuk.

terdengar suara bisik2 gak jelas, lalu terbukalah pintu depan.. kulihat mama udah gak ada diruang tamu, sepertinya mama udah kabur lari ke belakang

kulihat wajah dicky agak memerah saat itu, aku tidak berkata apa2 haya masuk tanpa peduli pada Dicky lalu berjalan begitu aja kearah kamarku di tingkat 1tepat diatas kamar mama.. setelah menggati pakaian aku turun kembali ke ruang tamu, ehh.. ternyata si Dicky udah pulang.. SIALLL padahal aku baru aja mau menanyai dia.

mama datang dari arah kamarnya dengan wajah tanpa rasa berdosa dan seolah tak terjadi apa2 lalu bertanya

udah makan?

PERTANYAAN BODOH!!!!! kataku dalam hati

Semalaman itu aku tak bisa tidur karna mengingat kejadian diruang tamu tadi siang. aku mencoba menenangkan diri dulu malam itu.

mungkin saja mereka melakukan itu tanpa sengaja

mungkin juga mama yang memulai duluan, karena papa udah lama gak ngasih dia, hanya itu yang berputar dalam otaku malam itu

setelah tenang akupun tidur

keesokan harinya aku berangkat lebih awal sebelum dicky dtang kerumah. Saat istirahat dicky menghampiri aku lalu mengajak aku ngobrol. aku pun menggapi seolah tak terjadi apa2 meskipun dalam hati masih ada ras benci

siang itupun aku diantar pulang oleh dicky.. aku mulai merasa lunak kepadannya mingkin karena merasa hutang budi karena hampir setiap hari dia antar-jemput aku kesekolah dan juga karena merasa dia satu2nya seorang sahabat karibku

sesampai rumah aku, dicky dan mama pun ngobrol2 seperti biasa meskipun kadang kadang aku melihat mereka sering saling senyum… tak apalah mungkin aja mereka melakukan kemarin karena khilaf aja

Hari seninnya kemudian aku dijemput Dicky berangkat sekolah, tapi anehnya saat istirahat kok aku udah tak melihat tampangnya si Dicky saat itu. aku mulai curiga kalau dia bolos pelajaran agar biasa duluan kerumah untuk ngerjain mama lagi. Sepanjang pelajaran aku udah mulai gak konsen lagi, pikiran2 yg tidak2 mulai penuh dikepalaku semakin kupikirkan semakin aku mulai mersa resah…

Karna udah gelisah akhirnya aku meminta ijin untuk pulang duluan pada guru… meskipun awalnya gak diijinkan tpi karena gelisah terus menerus akhirnya kau pun pura2 sakit…

setelah turun dari bis dengan berjalan cepat kerumah dalam pikiranku sudah gelisah terus…

Karena sepertinya kalau aku mengintip mereka dari toko seperti kemarin mungkin aku agak kesulitan karena pintu kios harus kubuka penuh dulu agar bisa masuk…

akhirnya kuputuskan masuk lewat belakang rumah, lagian kalo lewat pintu belakang mungkin aku bisa melihat kegiatan mereka dengan lebih jelas… Cepat-cepat aku berjalan ke belakang rumah, aku beruntung saat itu karena pagar belakan rumah tidak dikunci… perlahan2 aku masuk melewati tempat jemuran sambil mataku lirik kiri dan kanan memastikan tak ada yang mengetahui, karena jika kethuan mungkin aku gak bisa menonton adegan mama dan Dicky

Sampai di pintu dapur yg terbuka aku mulai mengintip, tapi anehnya saat itu ruang tamu yang kelihatan jelas dari situ sepi tak ada orang

wah, kemana nih mereka berdua, kataku dalam hati… Aku mencoba untuk menenangkan diri dan mengambil nafas dahulu sambil memastikan tak ada yang melihat aku disini… Menunggu, menunggu lama aku mulai putus asa juga saat itu… Tapi samar2 aku mendengar suara seperti orang ngobrol dari arah kamar milik mama

Oh iya… Dikamar mama!!!!!… aduh bodohnya aku!!!. ataku dalam hati

kulepas sepatu agar tak terdengar suara… lalu berjalan ke arah kamar mama. Sial pintunya tertutup…

lalu aku coba mengintip dari lobang kunci pintu.. ternyata tak terlihat sama sekali… aku pun cepat2 mengambil kursi plastik didapur lalu mencoba ngintip dari lobang ventilasi atas pinti kamar… dengan dada yang berdebar debar aku naik perlahan

oh gila… pemandangan pertama yang kulihat.. mama sedang telanjang bulat tidur terlentang dan si Dicky disampingnya hanya mengenakan kemeja putihnya tanpa celana sedang memeluk pinggang mama

aku baru sadar payudaranya mama lumayan besar, sungguh berbeda saat dia menggunakan kaos, sedangkan vaginanya tak kelihatan sama sekali Cuma bulu2 tebalnya aja

ini pertama kalinya aku melihat mami telanjang bulat dalam hidupku, bersama seorang lelaki lagi.. jantungku berdebar kencang sekali takut ketahuan… tapi untung tempat tidur berlawanan arah dengan pintu pakam jadi kemungkinan ketahuan lebih sedikit

yang terlihat mereka bukan sedang bercinta tapi hanya peluk2an dan cium2an aja… aku nunggu agak lama tapi hanya itu aja yang mereka lakukan… wah aku telat nih, dalam hati. aku gak sempat melihat mereka berhubungan bdan

tapi saat itu penisku sempat menegang keras, aku juga gak tau kenapa… setelah kira2 10 menitan kulihat Dicky bangun lalu mengenakan celananya… Sial ternyata mereka sepertinya sudah mau udahan

Aku pun cepat2 turun lalu mangangkat kursi plastik menuju dapur sambil mencari tempat bersembunyi lagi. tak lama kemudian mereka keluar dari kamar dengan pakaian lengkap lalu berjalan menuju ruang tamu…

Diruang tamu terlihat mereka bercanda lepas seperti sepasang kekasih.. mama saat itu duduk di pangkuannya Dicky

berkali kali aku melihat tangan Dicky meraba2 tubuh mama. mama Cuma ketawa2 aja

ehh tapi tunggu… tak lama kemudian aku melihat mama berdiri lalu melorotkan celana ketat pendek dari kolor miliknya tanpa membuka kaos…

tangan dicky pun langsung hinggap divaginanya langsung digosok gosok

akhh… kulihat mata mama terpejam agak lama..

mungkin karena udah nafsu tangan mamapun menarik resliting celana abu2 milik Dicky menarik penisnya keluar lalu tiba2 langsung menduduki Dicky

Achhhhh… Masukk!!!!! samar2 kudengar

Enak, tant?

He’em enakkkk uhhhh!!! uhhhh, uhhhhh

dari belakang mereka kulihat jelas penis Dicky masuk secara mutlak kedalam vagina mama… Dicky menggerakan pantat mama naik turun berkali kali meskipun terlihat agak berat… Sedangakan mama hanya diam pasif meskipun berada diatas Dicky

ahhhh… emmhhhhh ahhhhh!!!!! lagi, lagi, lagi kata mama

penisku pun ikut berdiri saat mendengar mama yang sedang menikmati persetubuhan itu

kira2 20menit kemudian mama pun mencapai orgasmenya saat diatas Dicky. ku ketahui setelah kulihat tubuhnya mengejang

dam mulutnya terbuka tapi tak bersuara sambil memeluk dicky dengan begitu kencangnya…

belum keluar ya punyamu? kata mama

isapin yah, biar cepet keluar? sambung dicky

mama menggeleng gelengkan kepalanya tanda menolak lalu berkata jijik!!! tante belum pernah

makanya dicoba donk, tant kata dicky sambil sdikit mndorong mama agar jongkok di depannya… tiba2 aja kepala mama pun ditarik Dicky dengan cepat kearah penisnya dan langsung masuk.. awalnya seperti dipaksa tapi lama lama mama nurut aja dan ngisep penisnya dicky.. aku baru tau ternyata Dicky benar2 hebat dlm urusan wanita, mama aja dibuatnya nurut seperti itu

10 menit kemudian dicky pun melepas spermanya ke mulut mama… mama pun langsung muntah saat itu…

dicky hanya ketawa saat itu… mama pun berjalan kearah dapur sepertinya mau mencari kain lap untuk muntahannya.

karena tak ingin ketahuan aku pun segera pergi dari dapur lalu bersembunyi di luar pagar belakang rumah…

sejak saat itu Dicky sering Bolos sekolah dan kerumahku dengan alassan yang aneh2… sedangkan aku masih aja stuck dengan DILEMA antara Iya dan tidak untuk membiarkan mereka

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu