2 November 2020
Penulis —  endonsidukuncabul

Budhe Iis Partner Seksku

Namaku Yans umur 22 tahun. Aku, anak pertama dari 3 bersaudara, sejak SMA aku memang ikut Budhe karena Suaminya sudah meninggal, dan kedua orang tuaku bercerai karena Papaku punya WIL.

Budheku sama Mamaku usianya lumayan jauh selisih hampir 10tahun. Kalo soal body, ma toket masih yahud punya budheku, TB 165cm, BB 75kg, ukuran bra 36B, Rambut sebahu tetapi berjilbab saat keluar, bekerja, dll..

Ceritanya, begini saat budhe mencuci baju seragamnya hanya memakai bra, ma cd aja. Akupun di panggil:

“Le ambilin rinso di lemari.”

“Nggeh budhe.” Ku ambilkan rinso itu.

“Ini budhe.” Ujarku.

Dengan tatapan nakal budhe melihat kontiku yang berdiri.

“Le nyapo karo manukmu??” Kata budhe.

“Haduh sepurane budhe.” Ujarku.

“Kamu apa pengen ngempeng budhe?” Tanya budhe.

Saya cuman manguk” saja.

“Yo, wes sebentar nyelesaikan cuciannya dulu.” Kata bude.

Dalam hatiku “yess dolanan empeng ki”

Setelah, cucian selesai budhepun nyusul ke kamarku hanya dengan mengenakan bra, dan cd. Lalu melucuti celana boxerku sekaligus cdku.

“Wow, manukmu gede yo. Bude oleh ngemut??”

“Nggeh budhe monggo mawon. Tapi kula ngemut pentil’e yo.”

Kontiku memang lumayan gede & panjang. Lalu di emut oleh budheku.

“Ohhh ohhh.” Akupun mendesah.

Setelah itu giliran aku meremas - remas payudaranya. Putingnyapun blm berwarna hitam maklum gak punya anak, bahkan baru saya yang mengemut putingnya budhe.

“Le, buka cd budhe saiki.” Kata budhe sambil ngos-ngosan.

“Nggo opo budhe??”

“Wes, lebokno manukmu nang bawuk’e budhe.”

Kubuka cdnya, jembutnya pun lumayan lebat. Lubang vaginanya pun masih lumayan rapat.

Slep, slep, slep. Gesekan kontiku masuk ke vaginanya budheku sendiri. Kulakukan hal tersebut selama hampir 30menit.

“Budhe, spermaku mau keluar.” Ujarku.

“Sudah keluarkan di dalam saja.” Kata budhe.

Surrrrrr akhirnya spermaku keluar di dalam rahim budheku.

“Makasih, ya le sudah memuaskan budhe mu ini.” Katanya sambil malu”.

“Iya budhe sama sama. Apa gak hamil nanti?” Tanyaku.

“Gak tenang saja.” Kata budhe.

Setelah itu aku sering melakukan hubungan seks setiap saat. Bahkan budheku sudah menganggap aku sebagai anak sekaligus partner seksnya.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu