3 November 2020
Penulis —  darkus

Aku, Suami, Anak dan Menantuku

Perkenalkan namaku Azizah 42th namun tubuhku masih terlihat seperti baru 35th, suamiku Rahmat 50th. Aku dan suamiku mempunyai usaha distributor sembako yang kini telah tumbuh pesat. Aku mempunyai 3 orang anak yang telah dewasa, 2 yang paling besar adalah anak tiriku. Yang pertama Irwan 30th yang telah dikaruniai 2 orang anak perempuan yang masih kelas 3 SD dan TK nol besar dari pernikahannya dengan Wiwit 27th, kembang desa tetangga.

Irwan tinggal didekat sini, paling jarak 300 meter dari rumahku. Anak tiriku yang kedua Sinta 27th, mempunyai seorang anak yang masih 4th dari pernikahannya dengan Riko 30th. Seorang pemuda dari kota sebelah. Dan anaku yang ketiga Anisa 20th, anak kandungku buah cinta dengan mas Rahmat yang masih kuliah di Bandung.

Dua anaku yang pertama juga berprofesi tidak jauh seperti aku, Irwan sebagai distributor alat rumahtangga dan Sinta mempunyai toko sembako. Sedangkan suami Sinta mempunyai sebuah kafe yang cukup maju. Hingga tak jarang mereka sering ketempatku, selain untuk silaturahmi juga untuk kulakan barang dagangan dariku.

Owya, sejak anak-anaku berkeluarga dan sibungsu kuliah di luar kota, aktivitas sex kami semakin membara. Mungkin karena rumah lebih sepi, karena anak-anak sudah tinggal terpisah denganku. Mas Rahmat juga semakin beringas diranjang. Kadang juga tak peduli di dapur, kamar mandi, bahkan dihalaman.

Seperti biasa setiap hari minggu tokoku libur, sehngga kuhabiskan waktuku untuk melepas penat atau sekedar jalan-jalan dengan suami. Namun berbeda dengan hari ini, cuaca dari pagi gerimis membuat aku dan suami memutuskan untuk tidak kemana-mana. Setelah sarapana pagi, kami berdua bersantai nonton TV di ruang keluarga.

Ditengah suasana yang mendukung ini, mendadak birahiku naik.

“mas, mmmhhhhh…” aku lumat bibir mas Rahmat. Mas Rahmat pun membalas pagutanku hingga kami berpeluk dan berguling dikarpet lantai.

Tangan Mas Rahmat mulai masuk ke tanktopku dan meremas-remas toketku yang saat itu tak memakai bra. Dilepasnya tanktopku hingga hanya tersisa celana dalam. Diremas-remas toketku yang tidak terlalu besar namun putih bersih terawat. Aku menggelinjang hebat ketika Mas Rahmat mulai mengulum putingku. Terus terang aku paling tidak tahan jika dikerjai puting susuku.

“aaaahhhhhh… mmmmmhhh… geli paaaah…” erangku menahan nikmat.

“aku udah basah banget… aaah… aku ga kuat… cepet masukin paaaah…”

“Mah… sepongin dulu punya papah..” pinta Mas Rahmat. Segera kupelorotkan celana kolor dan CDnya. Menyembullah kontol Mas Rahmat yang berukuran cuma 17cm. Segera kulumat dan kujilat bagai eskrim.

Sekitar lima menit kukerjai kontol Mas Rahmat, aku sudah tak tahan lagi. Segera kukangkangi kontolnya yang sudah tegak, kumasukan pelan-pelan ke vaginaku yang sudah basah.

“Aaaaahhhh… Paaaaaaaaahhhhh” erangku menikmati penisnya centi demi centi.

Kubenamkan dalam-dalam dan kuresapi nikmat ini.

“clap… clap… clap…” mulai kugoyang dengan tempo meningkat. Diremasnya bokongku oleh Mas Rahmat sambil ditarik maju mundur. Baru kugoyang 5 menit, terasa seperti ada gejolak yang akan meledak dari dalam vaginaku.

“OOOOOOHHHHH… AAAAAAAAHHHHHH… PAAAAAAHH…” erangku kencang disertai lengkungan badan kebelakang menyambut orgasme yang sangat nikmat. Orgasme ini menjadi lebih dahsyat karena Mas Rahmat juga meremas kencang toket sekalku. Selepas kedutan-kedutan nikmat ini badanku terhempas ke dada mas rahmat.

“Mah… Nungging ya…” kuturuti permintaannya.

“Sleeeep… aaaah…” penis mas rahmat kembali masuk ke vaginaku. Langsung dipompa kencang vagina ini tanpa ampun.

“Plak… pla… plak…” nyaring suara benturan bokongku dengan pinggul mas rahmat.

“Ah… maaah… papah ga kuat lagi..” ditariknya kedua tanganku ke belakang seraya lebih brutal lagi mas rahmat menggenjotku.

“Cret… cret… AAAAHHHH.. papah keluar mah…”

“Aaaaahhhh… papah jahaaaat aaaaaahhhhh” aku orgasme lagi yang kedua kalinya.

Setelah pertempuran yang melelahkan itu kami berdua terkulai lemas. Dikecupnya keningku dengan mesra.

“Mah, semakin hari nafsumu semakin gede aja”

“iya nih pah, mungkin ini yang namanya puber kedua kali ya hehe”

“Owya mah, kamu sebenernya puas ga sih dengan genjotan papah?”

“Hmmmm… puas sih pah, tapi…”

“Tapi apa mah?”

“Tapi papah janji jangan marah ya…!”

“Mamah kadang punya fantasi dientot beberapa penis…”

“Hmmmm… terus mamah pengen direalisasikan?”

“Kalo papah boleh siiiih” Pancingku.

“Emang pengen banget ya mah?” mas rahmat mulai penasaran.

“Iya pah pengen banget, kadang mamah sampe orgasme sendiri kalo pas fantasi”

“Iya deh boleh” jawaban yang sudah aku tebak karena aku tau mas rahmat sangat sayang kepadaku dan tak pernah menolak permintaanku.

“Tapi dengen siapa mah? Papah ga mau sembarang orang”

“Mamah sih pengennya Irwan atau Riko gitu”

“Apa? Anak dan mantu kita mah?”

“Iya pah, daripada nyari orang yang ga jelas asal usulnya”

“Oke deh papah setuju, nanti kita rencanakan saja”

“Makasih papah sayang, emmmmuah” ciumanku mendarat di bibirnya. Dan akhirnya berlanjut dengan persetubuhan lagi.

2 minggu setelah pergumulan itu.

Seperti biasa 3 minggu sekali Riko datang ke rumahku untuk mengambil beberapa barang dagangan.

“Mana Sinta dan anakmu, Rik? Tumben ga ikut”

“Lagi ada piknik di sekolah, mah.” Jawab Riko.

Ya, Riko adalah menantuku. Wajahnya ganteng, dan perawakannya tidak terlalu tinggi tapi postur tubuhnya kekar mirip Alexis Sanchez pemain Manchester United.

“Rik, dipanggil papah tuh” panggilku.

“Sini duduk” Kata mas rahmat ke Riko serius.

“Serius amat pah, ada apa?”

“Udah duduk dulu” kata mas rahmat. Tak lama mas rahmat menelpon Irwan.

“Halo, wan! Lagi dimana?”

“Halo, pah. Ini lagi sama wiwit dan anak-anak di rumah ibunya wiwit. Nanti sore dapet jatah PKK jadi wiwit ikut bantu-bantu”

“Yasudah, kamu kesini segera ya. Ada yang mau papah omongin penting”

Tak sampai 10 menit Irwan sudah sampai kerumah.

Aku, mas rahmat, Riko dan Irwan sudah berkumpul diruang sofa.

“Irwan, Riko kalian sudah pada dewasa. Papah mau ngomong sesuatu”

“Irwan”

“Ya, pah”

“Papah tau apa yang kamu lakukan ketika papah baru menikah lagi dengan mamah Azizah” tembak mas rahmat.

“Hah? Apaan pah?” bingung Irwan.

“Papah tau kamu sering onani pake celana dalam mamahmu kan?”

“Mmmm… nganu pah…” Muka Irwan mendadak merah.

“Nah lo, ketauan kan lu” sergap Riko ke Irwan.

“Irwan, mamah juga tau waktu kamu dan istrimu masih tinggal disini kamu suka curi-curi pandang ke toket mamah!” tembakku ke Irwan.

“Eh itu mah anu… habisnya tubuh mamah menggoda banget” jawab Riko.

Kaget aku mendengar jawaban Riko. Langsung melayang aku dipuji seperti itu. Gawatnya lagi vaginaku ikut berkedut.

“Ya sih pah, tapi itu kan dulu waktu aku masih remaja” jawab Irwan.

“Irwan betul tuh pah!” sambung Riko.

“Kalo sekarang, apa kalian masih nafsu dengan mamah Azizah?”

“Mmmm… maaf ya pah. Kalo jawab jujur sih iya pah. Habisnya mamah Zizah menggoda sekali” jawab Irwan.

“Iya pah irwan betul, papah pinter cari mamah baru. Walaupun sudah 42 tahun tapi bodynya masih kaya Sinta. Cantik, putih, mempesona, toketnya gede lagi” sambung Riko.

“Papah ga marah kan?” Tanyaku mencairkan suasana.

“Ga sih mah, emang betul ko mamah masih mempesona”

“Yeeaaaaaaay!” teriak Irwan dan Riko kompak.

“Dasar kalian ini yah, anak dan mantu sama aja” jawabku sambil mencubit mereka.

“Yasudah mamah, Irwan dan Riko ikut papah” ajak mas rahmat sambil berlalu ke kamarku yang luas diikuti kami bertiga.

Riko dan Irwan duduk disamping ranjang, mereka masih bingung apa yang selanjutnya terjadi.

“Oke mah, sampai disini terserah mamah” ucap mas rahmat.

Aku melepas mantel hingga menyisakan tanktop pendekku dan duduk ditengah-tengah mereka lalu kuraba paha mereka.

“Aku mau kalian berdua setubuhi mamah!”

POV MAS RAHMAT

Jantungku berdegup kencang ketika Azizah melepas mantelnya dan duduk diantara Irwan dan Riko.

“Aku mau kalian setubuhi mamah!” Kata istriku manja.

Riko dan Irwan yang aku yakin sudah terangsang memandang kepadaku. Kuanggukan kepala tanda persetujuanku.

“Tapi pah…” sergah istriku.

“Kenapa mah?”

“Aku malu dilihat kamu. Papah tunggu diluar saja yaaa” rajuk Azizah.

Segera kulangkahkan kaki keluar ruangan ini, dan tak lama terdengar suara pintu dikunci dari dalam.

Aku hanya duduk termenung diruang keluarga yang berada tepat didepan kamarku.

“Emmhhhh… aaahh… terus sayang”

Terdengar suara desahan tertahan dari dalam kamar. Selang beberapa menit tak ada suara desahan lagi dari istriku. Karena penasaran aku mengintip dari lubang ventilasi. Apa yang ada didepan mataku sungguh membuat dadaku sesak, bercampur antara cemburu dan nafsu.

Istriku terlihat sedang bergantian mengulum kedua penis anak muda itu bergantian. Rambut istriku terlihat acak-acakan dengan tali tanktop terputus sebelah. Tak berapa lama mereka berganti posisi, istriku ditelentangkan. Riko melepas CD dan menyingkap tanktop istriku keatas. Terlihat vagina istriku yang telah dicukur sudah sangat basah.

“Aaaaaaah… Rikoooooo… terus sayaaang” lenguh istriku tak terkendali. Diatas, Irwan memelorotkan tanktop istriku sehingga tersembulah payudara indah yang biasa aku remas. Langsung dilahapnya toket yang kanan dan dipilin-pilin puting kirinya oleh Irwan.

“Aaaaaahhhh… Oooohhhh… Mmmmmmmhhhhh” terdengar desahan istriku yang dikerjai anak dan menantunya yang sungguh erotis. 5 menit setelah itu, kulihat tubuh istriku menekuk keatas dan teriakannya sungguh dahsyat. Aku yakin itu adalah salah satu orgasme terdahsyatnya selama ini. Riko tampak mengelap mulutnya yang basah oleh cairan kewanitaan istriku.

Irwan yang tak lain adalah anak tirinya mulai mengangkangi vagina istriku dan menggesek-gesekan penisnya ke klitoris istriku. Sedangkan Riko menyodorkan penisnya kemulut azizah.

“mmmmhhhhhh… aaah… masukan wan… jangan siksa mamah!”

Tapi irwan tampaknya masih mau mengerjai ibunya. Digesek-gesekan penisnya ke klitorisnya semakin kencang. Hingga dadanya terangkat tinggi sampai sepongan penis Riko terlepas. Azizah telah mencapai orgasmenya yang kedua. Tampak nafasnya terengah-engah.

“Irwan! Jahat kamu! Mmmmmmhhhhhh…”

Irwan hanya tersenyum kecil.

“Sleeeeeeepppppppp…” penis Irwan yang panjangnya 19cm mulai dibenamkan ke vagina azizah.

“Aaaaahhhhhhhhh…” teriak istriku melepaskan kenikmatan yang ditunggu-tunggu.

“genjot sayang… aaah… genjot yang kencang…” racau istriku sambil mengulum penis Riko yang kulihat lebih besar dan lebih panjang dari punyaku dan irwan.

“ceplak… ceplak… ceplak…” suara peraduan penis dan vagina yang terdengar jelas.

“Aaaaah… maaaah aku mau keluar… aaaaaahh… crot crot crot” Irwan menyemprotkan spremanya diperut azizah. Ternyata daya tahannya tak sebanding dengan ukuran penisnya.

Irwan menyodorkan penisnya kemulut istriku. Dijilatnya dengan lahap sisa-sisa sperma dipenis Irwan. Dikulum dan dijilat sampai tak bersisa.

“Mah… nungging ya… aku mau doggy” ucap Riko.

Terlihat istriku mengikuti permintaan menantunya.

Riko bersiap memasukan penis raksasanya ke vagina istriku. Didorongnya perlahan penis itu memasuki liang senggama azizah hingga akhirnya masuk semua. Sejujurnya aku khawatir kalau penis Riko akan menyakiti istriku. Terlihat dari ekspresi wajah azizah kalau dia meringis dan memejamkan matanya.

“Aaaaaaakhhhhh… sakit ooooooohhhhhhh…”erang istriku.

Riko tampaknya sadar apa yang terjadi, didiamkannya penis itu beberapa saat. Hingga Riko perlahan mulai memaju mundurkan penisnya ke vagina istriku. Didepan, penis Irwan yang telah lunglai mulai dihisap dan dijilati oleh istriku.

“Plak… plak… plak…” irwan tiba-tiba saja mempercepat genjotannya sambil meremas-remas toketnya dengan gemas. Istriku terlihat merem melek berusaha jangan sampai sepongannya pada Irwan terlepas. Ditariknya kedua tangan istriku ke belakang oleh Riko. Semakin kencang genjotannya, semakin liar pompaannya.

“Aaaakh… aaaakh… ooowh yeeesss… aaaaakh… lebih kenceng…” racau istriku tanpa sadar penis irwan terabaikan. Tak berapa lama terlihat istriku mengejang hebat dan teriak tertahan. Dia mendapatkan orgasenya entah yang keberapa kalinya. Dan tak sadar, aku pun mengocok penisku sendiri hingga ejakulasiu membasahi pintu.

Aku terbangun setelah Irwan membangunkanku, dia berkata mamah ingin papah masuk. Kumelangkahkan kaki sambil melirik jam sudah jam 11 siang. Berarti hampir 2 jam aku tertidur dan tak tau apa yang terjadi dengan istriku didalam. Yang aku tau, saat aku masuk mukanya penuh dengan sperma.

“Papah sayang… aku mau ditemenin. Aku mau nyoba sesuatu yang baru”

“Papah diam aja disebelahku ya”

Kemudian dia telentang menaiki tubuh Irwan. Dari bawah Irwan mencoba memasukan penisnya ke anus azizah.

“Aaaaaakhhhh… pelan-pelan wan. Sakit… aaaaahhhhh” erang istriku.

Setelah semua penis irwan masuk, Riko mulai mendekatkan penisnya ke vagina istriku. Owh tidak, istriku akan disandwich. Kupegangi tangan istriku saat penis Riko mulai masuk ke vaginanya.

“Aaaaagggghhhhhh… Ooooooooghhhhhh…” teriak istriku sambil meremas kencang tanganku. Matanya terlihat berkaca-kaca menahan sakit dan kenikmatan yang bertubi-tubi.

“clep… clep… clep…”kedua anak dan mantuku mulai menggenjot ibunya. Eskpresi azizah sudah lebih santai sekarang meskipun tanganku masih erat digenggamnya.

“aaah… aaaah… lebih dalam… kencengein…” istriku mulai menikmatinya.

Ada lebih dari 10 menit istriku digenjot depan belakang. Hingga akhinya naas istriku mulai memburu dan tertahan. Tubuh Riko dipeluk kencang. Mereka berciuman sangat panas, hingga akhirnya…

“UAAAAAAAAGGGGGHHHH…”

Istriku mengalami orgasme terdahsyat selama hidupnya. hampir bersamaan, Riko dan Irwan juga menyemprotkan spermanya ke vagina dan anus istriku. Sejenak mereka berdiam diposisi itu sampai Riko menjatuhkan diri disusul istriku. Aku mundur dan duduk dikursi rias istriku.

“Makasih ya mah” ucap Riko sambil mengecup bibir istriku.

“Makasih juga ya mah, mamah luar biasa” sambung Irwan mengecup keningnya. Istriku hanya tersenyum dan membalas ciumannya.

“Ko cuma sama mamah makasihnya” celoteh istriku.

“Makasih ya pah udah boleh make mamah” sambung Irwan sambil nyengir.

Minggu-minggu selanjutnya peristiwa ini masih berulang. Baik bersama Irwan, riko atau salah satu dari mereka. Pernah suatu hari minggu aku sedang menyervis mobil dibengkel langgananku, iseng aku telepon istriku dirumah.

“Halo… udah bangun sayang?”

“ah.. Ha… lo… mmmmhhh… iya sudaaaah…” jawab istriku.

“Lagi apa sih? Ko suaranya berat gitu?” tanyaku.

“Ah… Aaaaah… AAAAAAGGGGHH… mamah baru aja orgasme pah, ini lagi dientot Irwan. Maap ya pah”

“Hmmmm… yasudah papah lanjut servis mobil dulu”

Begitulah hari-hari selanjutnya berlalu. Bagiku, lebih baik Azizah bersetubuh dengan anak dan menantuku terang-terangan daripada selingkuh dengan pria lain seperti mantan istriku yang dulu.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu