31 Oktober 2020
Penulis —  arimbisinta

Pemuja Ibu

Pov: ibu

Sejak kejadian malam itu, saat anakku Satrio menyatakan cinta kepadaku aku mencoba diam, Aku merasa terpukul kenapa bisa seorang anak bisa mencintai ibuknya sendiri, mana ada sih didunia ini seorang anak menjadikan ibunya sebagai kekasihnya, Oh Gusti apa dosaku sehingga aku dihinakan oleh anakku sendiri..

Dan aku merasa kecewa kepada anakku hanya bisa diam membisu, ya aku marah, aku kecewa namun aku tak berani menamparnya, meskipun dia salah tapi dia anakku, harta satu satunya yang aku punya, dan aku takut bila anakku pergi meninggalkanku, kalau anakku pergi aku sama siapa.

Dan hanya mendiamkan ini saja yang bisa aku lakukan, semoga saja Satrio tau kalau aku marah dan dengan mendiamkannya semoga menjadi baik baik saja.

Pernah anakku mencoba minta maaf padaku tapi aku tak mengubrisnya malahan aku cuma diam saja, dan ternyata diamku malah menjadi bumerangku, dan aku ingin mulai mencairkan suasana namun aku tak bisa, mau memanggil namanya saja lidahku terasa kelu dan ternyata mendiamkan anakku malah terbalik menjadi cambuk bagiku..

Hari berganti hari aku masih mendiamkan anakku, sebenarnya aku sudah tak kuat lagi, dan ingin seperti dulu lagi namun aku bingung memulainya dan ini salahku ya salahku..

Malam ini selepas aku nutup toko aku ingin tidur, akupun melangkahkan kakiku kekamarku namun didepam pintu kamarku ada Satrio, ah mau apa dia apa yang harus aku lakukan, jarak kami sangat dekat sehingga aku merasa kikuk, kemudian aku mau menuju keruang tv tiba tiba Satrio mencegahku, lalu aku menghadap ke anakku tiba tiba anakku Satrio menggores nadinya pake silet, dan dia bilang benci kalo aku diemin dia, dan anakku mau mati bila aku masih saja diam, Hati nurani seoarang ibu mana sanggup bila melihat anaknya mau bunuh diri dan akhirnya kucegah dia dan aku maafkan dia dan akhirnya kekakuan ini, dan pura pura diamku berakhir..

Setelah aku mengobati tangnnya aku pamit tidur, ya aku merasa ngantuk, sesampainya dikamar aku tersenyum bahagia.. bagaimana tidak akhirnya aku dan anakku bisa bercakap cakap lagi..

Pagi benar aku sudah bangun, dam aku inget Satrio paling suka sama opor ayam jadinya aku mau masakin opor ayam.

Saat aku sibuk didapur tiba tiba saja anakku Satrio sudah ada disampingku, kulirik dia ah ternyata dia melihatku, memang sengaja aku pake daster selutut pengen tau reaksi anakku, dan ternyata anakku masih menatapku bahkan bilang kalo aku cantik melambunglah hatiku begitu bahagianya hatiku, gimana tidak aku yang sudah tua masih dibilang cantik lebih lebih itu yang mengatakan anakku jadi wajar saja aku bahagia, tapi tunggu2 kenapa anakku Satrio tak menyatakan cinta lagi hnya merayu saja,""Ah nak ayo katakan cinta lagi nak, pasti ibu akan menerimamu”’ bathinku…

Namun tak keluar kata cinta darinya malah dia mau pergi ke kamar mandi,""” ah kenapa nak kenapa kamu mempermainkan ibukmu""kesalku..

Ya sadar gak sadar aku mulai mencintai anakku, dan aku ingin menjadi kekasihnya bahkan dijadikan istrinya pun aku mau..

Aku tak tau mungkin aku sudah gila, gimana tidak aku malah mencintai anakku sendiri, dan dimataku dia bukan hanya anakku tapi seorang remaja yang gagah.

Setelah selesai aku masak aku menuju ketoko tapi sebelumnya aku ganti bajuku ya pake rok panjang aku gak mau kalo tetangga melihatku pake daster pendek dan yang boleh lihat ya Satrio anakku.

Sesampainya aku ditoko ternyata anakku sudah ada disana dan kusuruh dia sarapan tapi tak mau dia katanya juga mau bolos, ya gapapa sih sekali kali kalo keseringan janganlah ntar gak naik kelas rugilah mana biaya nya cukup mahal, sering banget kalo hnya berduan anakku menggodaku, bahkan sesekali bilang aku cantik wah berdebar debar hatiku, bahkan dulu sama alm.

Dan akhir2 ini aku mencoba memperhatikan penampilanku, aku sering sisir rambutku, wajahku aku bedakin meskipun tipis, dan aku juga lipstikan tapi gak mencolok tapi itu hanya kalo didalam rumah, ini kukalakukan biar anakku Satrio betah dirumah, ya memang Satrio selalu dirumah tak pernahpun main ditempat temannya, kalo pergi cuma sekolah saja tapi selalu tepat waktu pulang dari sekolah..

Tapi aku merasa aneh kenapa Satrio anakku tak pernah lagi bilang cinta padaku, ya hanya menggoda dan merayu saja, padahak kata cinta darinya yang aku harapkan..

Sebenarnya apa sih mau dia, apa Satrio mau mempermainkan aku saja, apa mungkin dia takut kalo aku diamin aku lagi.. tapi aku dah janji takkan diamin dia lagi ah aku benar benar bosan menunggu kata cinta darinya..

Pernah ingin sekali aku menyatakan cinta padanya tapi aku merasa malu, aku kan ibunya dan aku seorang perempuan, masa sih seorang ibu juga seorang perempuan menyatakan cinta.. ahh aku benar benar tak berdaya..

Dan aku merasa jengkel, kesal ketika anakku menggoda para janda janda, atau seorang istri muda yang ditinggal kerja suaminya,, kenapa sih nak pake merayu orang lain apa kamu tidak tau kalo aku cemburu..

Dan ini lebih parah lagi anakku malah membawa teman sekolahnya kerumah pake duduk berduaan pula dan terlihat mesra membuatku hancur dan cemburu ini tak tertahankan..

Sebenarnya aku senang bila anakku punya kekasih seumurannya lebih lebih aku tau selama ini anakku belum punya pacar tapi aku sudah terlanjur cinta ke anakku dan itu membuat aku sedih..

Dan malam itu aku diam dan anakku menegurku dan aku tanya dia apa gadis itu pacarnya dan dia bilang bukan, aku merasa senang..

Tapi sekarang aku bahagia akhirnya anakku menyatakan cinta padaku dan aku menerimanya bahkan bukan hanya sebagai kekasih aku dijadikan istrinya pun aku mau, bahkan aku sudah anggap anakku sebagai suamiku dan aku sudah merelakan bila tubuhku ini digauli..

Dan sekarang aku berada digendongannya hanya pasrah dibawa kedalam kamarku dan dikamar itulah akan aku serahkan tubuhku padanya… kutatap wajahnya yang tampan dan anakku menatapku lalu dia tersenyum dan mencium kening dan bibirku..

Oh anakku ibu bahagia…

Sekian dulu!!!

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu