2 November 2020
Penulis —  Ahnduk

Guru Ngaji Ryan

GAIRAH PADA PASAR

Suasana di dalam mobil begitu membisu. Mbah wakil presiden sedang menurunkan sandaran punggung jok mobil sampai maksimum agar dia bisa menghadap belakang. Dina hanya berharap untuk tidak dipermalukan lebih jauh. Ia ingin segera sampai kampus. Jadi ia malah melebarkan selangkangannya. Tanba, menteri agama dan musisi tersebut juga berharap pada hasil pertandingan tersebut.

Agar mudah mbah wakil presiden melepas surban di lehernya agar tidak mengganggu. Sekilas ia kaget melihat sempak putihku. Dia menggeleng gelengkan kepala karena terpukau dengan memek dina yang samar dari sempak. Kalau bukan karena dia adalah orang yang dihormati, dina ingin sekali menampar wajah mesum tersebut.

Udah tongos, jelek hidup pula. Namun ini memang kondisi tidak normal. Semua nasibnya tergantung pada mbah wakil presiden. Apa sih yang menarik pada tubuhnya? Padahal usianya sudah mau 50 tetapi banyak lelaki nafsu kepadanya. Sayangnya bukan pria baik ataupun tampan melainkan lelaki jelek dengan akhlak jelek pula

“Sepertinya bapak harus cepat pak, jangan dipelototin terus” kata dina agar tak ketahuan

“Sabar toh lonte, baca doa dulu” kata mbah wakil presiden

Dengan gerakan menutup muka mbah wakil presiden menyelesaikan doanya. Kedua tangan mbah wakil presiden lalu hinggap ke memek dina.

“Ahhhhummmhhhhh” desah dina

3 mobil lagi

Desiran panas birahi langsung menyerang dina. Bulu kuduknya merinding. Dina berusaha menahan erangan agar tidak dikata murahan. Tapi tepukan tangan mbah wakil presiden enak sekali. Terasa keriputnya menjorok dan memberi tekstur ke memek dina.

Mbah wakil presiden menaik turunkan kedua jempol tangannya untuk memberi rangsang. Nafsu dina malah makin naik. Naik-turun sesuai celah lubang memek dina. Tentunya tujuan mbah wakil presiden agar dina rileks

“Ahhh ummmhhh” desah dina sambil memejamkan mata dan melipat mulut

Dina bisa menahan semua ini yakin dirinya. Pernah suatu ketika ia mengetes kekuatan ranjang suaminya, ia tahan tahan nafsunya dan pada akhirnya dia yang menang. Walau memalukan dina harus tetap bertahan.

Gerakan tangan mbah wakil presiden makin cepat. Karena menganggu akhirnya dilepaskan sempak dina. Sempat terpukau karena sedikitnya bulu. Mbah wakil presiden lalu mencabuti rambu rambut itu pelan agar rangsangan naik.

Benar saja. Cubitan tersebut memberikan dampak sensitif besar pada memeknya. Makin blingsatan dina masih bisa bertahan karena tutup mulut.

“Ahmmm ahmmm ahmmm” desahnya

2 mobil

Kesal karena bisa bertahan. Mbah wakil presiden lalu langsung saja menjilat memek dina.

“Akkhhhh” jerit dina keluar

Lidah tersebut benar benar panas bertekstur dan seperti ada runcing di ujungnya. Dina semakin kelojotan terbukti dengan gerakan kakinya yang bergerak gerak. Dina sekarang sudah tidak bisa menahan erangannya lagi.

“Ahhhh uahhh ahhhh hmm ahh”

Dina kagum ternyata mbah wakil presiden pandai mencari weakspot dina. Lidahnya hanya berpusat di daerah tertentu saja agar optimal. Tapi dina masih yakin. Sebisa mungkin ia menutup memeknya agar tertutup.

Naas mbah wakil presiden mengetahui hal itu karena dia tidak terikat dia membuka memek dina dengan jari. Lalu dengan gerakan cepat lidah tersebut menjilat bagian dalam memek dina

“Uahhhh ahhh ahhh ahh jangan pakk”

“Uahhh ahhh satu mobil lagi” desah dina luar biasa

1 mobil

Tinggal 1 mobil lagi. Dina yakin pasti bisa. Dina yakin bisa menahannya walaupun sebenarnya ini sudah sangat enakk dan dekat dengan klimaks. Karena bulir bulir lidah itu seperti menusuk memek dina dengan tegas namun tak kasar membuat dina keenakan.

Orang orang di dalam mobil dari tadi ramai tidak karuan karena melihat pertandingan yang seru tentu saja mereka mendukung mbah wakil presiden. Cuman entah mengapa rangsangan dina malah makin bertambah ketika disoraki seperti itu. Kesal juga dina sama musisk dan menteri. Pada perjanjiannya yang boleh ikut merangsang hanya mbah wakil presiden tapi malah asyik mengenyot susu dina dan menjilat jilat keteknya.

Namun tampaknya dewi mesum berpihak pada mbah wakil presiden. Di saat lidahnya menjorok agak dalam, dina malah menutup memeknya sehingga lidah tersebut terkunci disana. Mbah wakil presiden langsung menjejalkan lidahnya ke segala arah. Slurpp slurpp slurpp slopp. Mbah wakil presiden juga sengaja mengendus memeknya agar nafas hangatnya membuat memek dina makin enak

Uahhhhjhhhh

Dina hampir sampai, tapi dia sekuat tenaga menahan karena sebentar lagi polisi akan datang dan menolongnya. Dengan kekuatan ia tahan saja lidah enak tersebut sampai ia berkeringat banyak.

Mobil berhenti di depan polisi. Dina senang dia akan ditolong. Dia bisa melihat wajah tanba yang kesal karena akan kalah. Dibukanya kaca mobil, diserahkan surat berharga mobil itu.

Dan polisi tersebut melihat. Dina senang sekali karena polisi tersebut adalah pangkat kapolda, pasti juga tidak ikut-ikutan disuap pak war. Dina menang.

“Woahhh ini lagi main enthu enthuan yaa, kebetulan saya baru pesen tadi, eh langsung nyampai, boleh gabung” kata polisi dengan wajah mesum

Seketika tanba, polisi, rhoma dan lukman tertawa terbahak bahak. Mbah wakil presiden langsung menyodokkan lidahnya sampai mentok. Karena merasa kaget dan emang gak kuat. Akhirnya dina orgasme

Cruttttt

Crutt cairan dina keluar banyakk sekali

Cairan tersebut bahkan sampai muncrat karena memang dina menahannya kuat. Ia lemas dan tak berdaya. Karena walaupun dia menang, dia akan tetap melayani pria hidung belang.

---

Mobil lalu berhenti di suatu tempat. Lokasi itu penuh dengan sampah plastik dan genangan air dimana-mana. Tempat ini ternyata adalah pasar tradisional. Mungkin sudah siang makanya sangat sepi. Dina lalu dibopong keluar oleh musisi dan menteri dengan nakal mereka menuntun dina seperti anak balita yang tidak bisa berjalan bahkan sesekali mengambil kesempatan meremas bokong dina.

Dina lalu di lempar di kubangan lumpur. Dina merasa sangat jijik dan kotor karena telanjang di depan orang orang mesum dengan keadaan penuh air kotor khas pasar. Begitu bau dan basah. Dina semakin merasa konyol karena dia hanya memakai jilbab saja. Dina hanya menunduk dengan menekuk kakinya agar setidaknya vagina tidak terlihat

Kelima orang tersebut lalu mengambil kursi di sekitar mereka dan duduk. Jumlah yang kebetulan pas membuat dina bisa mengambil kesimpulan bahwa ini adalah tema pasar. Dari letak kios kiosnya dina seperti bisa mengenali.

Benar saja ini adalah tempat dina belanja kebutuhan sehari hari. Dina berharap tidak ada orang kasar seperti penjual ikan, tukang becak ataupun tukang sapu yang ikut “bermain” tentunya dina akan sangat malu.

“Ga usah sedih gitu bu dina, kita kan gak tahu kalau pak polisi ini ikut pesen hehe. Kan di perjanjiannya kalau ada polisi yang mau nolong ya ditolong. Nah kan ini beda hehehe” tawa tanba seram

“Betul sekali dina, sekarang adalah waktu kita bersenang senang” tambah musisi

“Cuman saya heran pasar kok sepi sekali ya, padahal di deskripsinya kita bisa ngewe nih lonte di tengah-tengah keramaian, rugi dong bayar, pengennya ngerasain ngewe dilihatin rame rame” kata menteri

“Mohon maaf bapak-bapak, memang saya rekues demikian. Saya benar benar sumpek pekerjaan dan istri saya marah marah mulu di rumah jadi saya kebetulan tertarik dengan UG-FR ini. Kan gak enak juga kalau saya masih pakaian polisi terus ngentot bebas di jalan, saya masih harus jaga kewibawaan saya. Dan saya sudah transfer 100 juta tambahan untuk itu.

“Sudah-sudah yang berlalu biarlah berlalu yang penting kita bisa ngentot dina dengan suasana pasar itu sudah bagus. Jangan sampai persatuan negara ini hancur lebur karena kita bertengkar” kata mbah wakil presiden penuh kebijaksanaan

Dina jijik dengan omongan orang-orang tersebut. Mereka benar benar menganggap tubuhnya adalah seonggok daging pemuas. Dengan sedikit keberanian dia mencoba membujuk untuk terakhir kali

“Pakk saya mohonn saya ingin pulang” kata dina berkaca kaca

“Hee lonte waktunya kamu kerja” kata pak kapolda galak.

Nyali dina pun hilang

“Daripada kamu bengong, sini sepong kontol kita satu-satu” kata tanba supir

Tidak ada jalan lain. Dina harus melayani mereka sampai puas. Mau lapor polisi kepala polisi saja disini. Dengan penuh kepasrahan dina mencoba merangkak menuju mereka. Karena lantai pasar sangat kotor dan bau dina berhenti merangkak. Dalam posisi berlutut dan menutupi payudara dengan kedua tangan, dia melanjutkan perjalanan.

Jarak dina dan kursi sebenarnya dekat tapi bagi dina sangat terasa jauh karena dia melakukan hal memalukan yang tidak sepatutnya dilakukan ibu alim

Sampai dia pada orang pertama yaitu pak menteri. Sekilas Dina bisa melihat wajah mupeng pak lukman tapi ia hiraukan. Langsung saja ia lucuti celananya. Pak sange berat. Benar benar beda. Memang suasana terbuka pasar sangat mendukung. Dilucuti wanita secantik dina di ruang terbuka memang sangat menyenangkan.

Penis pak menteri telah keluar

dan…

Sorry hu ane kentangin. Kuota mau abis

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu