2 November 2020
Penulis —  memekibustw

Budhe Anah janda desa bertubuh ibukota

Sesuatu yang belum kuceritakan pada Budi adalah apa yang terjadi antara aku dan Hesti saat kami bertemu di suite room Hotel Hilton kemarin, sengaja kurahasiakan ini pada Budi agar menjadi surprise pada acara threesome besok. Cerita ini ditulis Budi tentu setelah semua kejadian-kejadian tersebut berlangsung 2-3 hari. Jadwal kuliahnya yang cukup padat ditambah rutinitas pemuasan birahi kami sehari-hari plus ia harus melayani kebutuhan seks Hesti membuat Budi tak lagi dapat segera menuliskan cerita ini secepat dulu saat ia masih cuma melayani aku saja. Jadilah aku dan Hesti juga ikut-ikutan menuliskan cerita kami ini… Lumayan untuk menjaga gelora birahiku agar tetap selalu horny di usia yang mulai memasuki senja… Memang, setiap kali menuangkan apa yang kualami bersama Budi dan Hesti, nafsuku selalu terbakar! Dan seperti biasa, selesai menuliskan beberapa puluh alenia saja aku langsung meminta pemuasan dari anak angkatku itu…

2 hari sebelum kami melakukan threesome perdana di villa ku, Hesti mengajak aku ke Hilton, ia sudah memesan suiteroom di hotel mewah itu khusus untuk kami. Tadinya kupikir ia akan mengajakku bicara santai di restorant saja, tak berpikir sampai harus memesan kamar mewah di hotel itu.

Sopir mengantar aku sampai depan lobby hotel, dan setelah menelpon ternyata Hesti sudah menunggu di kamar, aku bertanya-tanya, kejutan apa yang akan diberikannya padaku sampai harus memesan kamar suite ini? Ah Hesti…

Selembar electronic key card diberikan receptionist padaku sembari memberitahu nomor kamar suite tempat Hesti menunggu, aku menolak untuk diantar pegawai hotel menuju kesana. Sesaat kemudian, setelah membuka pintu kamar itu aku terkejut!

“Welcome to the ladies world Sis!” ujarnya sambil membuka pahanya lebar sekali!

“What the hell…???” tanyaku bengong menyaksikan aksi Hesti yang mencolok-colok memeknya dengan sebuah alat bantu seks bernama dildo alias kontol karet! Sudah banjir dan amat becek pula daerah pangkal pahanya.

“Yaaak ampuuunnn Hestiiiiiiii…!!!” jeritku keras sambil menatap tajam kearah vaginanya yang kini becceeeeeekkkk amat!

“Apa-apaan ini sayaaang??? Ngapain pake dildo segala?? Kan ada kontol si Budiiiiiiiihhhhh…”

“Heheheeeeee Siskaaaaa, bilahari lu bilang canggung mau maen bertiga, sekarang yuk kita latihan dulu…” ajaknya dengan santai sambil terus mulai mengocok memeknya dengan dildo itu.

Sejenak aku terdiam mematung, bengong, kutatapi aksi Hesti, sahabat sejatiku itu, yang dengan asiknya menikmati colokan-colokan lembut kontol karet berukuran persis sebesar kontol anak angkatku. Tampak bibir vaginanya ikut keluar masuk seiring gerakan dildo tadi. Ah, aku jadi terangsang melihat ekspresi wajah Hesti yang begitu sensual, tangan kirinya memegang dildo yang mencolok memek basah itu, sementara tangan kanan meremasi sendiri payudaranya yang berukuran lebih kecil dari susuku namun berbentuk memanjang seperti pepaya itu.

Meski masih canggung karena baru pertama kali akan melakukannya dengan sesama wanita, aku tak tahan juga dan jadi ikutan horni, tanpa sadar jemariku sudah berada dibalik celana dalam dan mengorek-orek bibir vaginaku, aahhh… basah, becek juga secepat insting binatang yang kini menguasai birahiku akibat pertunjukan self service Hesti di hadapanku!

Tanpa banyak tanya lagi segera kuloloskan gaun panjang yang kukenakan, celana dalam dan bh yang kukenakan melayang sudah terlempar entah kemana. Aku bugil sekarang! Hesti memejamkan mata saat aku mendekatinya yang sedang berbaring sambil terus memainkan dildo di vaginanya.

Secara serentak kukangkangi wajah sahabat sejatiku yang sedang asik mencolok memeknya, membentuk formasi 69 seperti yang paling sering kulakukan dengan Budi dimana ia menjilat dan menyedot memekku, sementara aku memainkan kontol besarnya dengan penuh nafsu. Tapi kali ini, kami sesama wanita, jadi aku menduduki wajah Hesti dengan vaginaku yang sudah basah sembari merebut dildo dari tangan Hesti, bersamaan dengan itu aku langsung menyerbu kemaluannya yang juga sama-sama berbulu lebat itu dengan mulutku, langsung menyedot clitorisnya yang tampak tegang memerah!

“Mmmmm phhhhhhh Siiiisss aauufff nymmmmm!” jerit Hesti saat menyadari vaginaku sudah menempel ketat di wajahnya, bibirnya langsung tertutup pangkal selangkanganku, menghentikan jeritan kagetnya pada aksiku. Kutekan keras dan menggeol wajah cantik sahabatku itu dengan memek yang sudah membanjir, dan aku sendiri menyedoti memeknya yang tak kalah basah mengeluarkan cairan lendir kenikmatan dari kontol karet yang ia pakai mencoloknya dari tadi.

“Lu pikir gue ga bisa sebinal elu ya Hes…” kataku mendesah ditengah adegan saling sedot memek itu, Hesti menggeol pinggul dan pantatnya, otomatis vaginanya semakin menempel di mulutku.

“Hhhhh iya Sis! Gue tau lu dari dulu jugak binal! Auhhh… Gue bisa bayangin gimana kelonjotannya si Budi lu service pake gaya 69 giniiiihh aahhh” balas Hesti sambil menyedot keras klitorisku.

“Ouuuhhhhhh ennaaakkkk aaahhhhhh!” Jeritku keras menahan nikmatnya sedotan Hesti. Jemarinya terasa ikut mencolok-colok celah memekku.

“Hhhhhh… oouuhhhh… yeaahhh… kitaahhh beduaahh jaddiih lonte nyaaahhhh si Buddiiihhh Sisssss aaaaooooohhhhhhh sedooot clitttoriskuu sayaaang aaaahhhhhhhh Siskaaaaahhhhhhh ennaaakkkkk” Hesti berteriak keras saat dengan kencang kujepit kelentit memeknya dengan bibirku. Kusedot keras sekali, dia sampai menggeliatkan punggungnya menahan kenikmatan itu.

“Anjiiiiing settaaannnnn ennaaknyaaaaaahhhhhh” balasku berteriak ketika Hesti tak kalah keras menyedot klitorisku.

15 menit kemudian kami sama-sama terkapar! Beberapa kali aku mengalami orgasme, menyemprotkan cairan kental yang meluber keluar rahim dan memekku, begitu pula Hesti, tak kuhitung berapa kali ia mengejan dan menumpahkan cairan kelamin yang langsung kutelan! Kuminum! Kubersihkan vagina Hesti sampai kesat dari sisa sisa lendir vaginanya.

“Susu lu gede Sis, jauh lebih gede dari toket gueh, si Budi pasti doyan netek, makanya sekarang jadi tambah brutal aja ukurannya… hihihi” canda Hesti sambil terus membelai dan sesekali meremas payudaraku.

“Punya lu panjang, kata si Budi dia doyan juga ama susu lu, enak juga pakai jepitin kontol…”

“Penis…” Hesti memotong

“Kontol…” Kataku tak mau kalah.

“Gak sopan lu… penis lah”

“Euleuh! Kontol lebih asik! Apaan ngewwek kok pake sopan-sopanan segala? Emang pidato? Hahahahaha!”

“Hehehe iya iya iya, gue kalau nyebut kontol langsung horny siiih… jadi pengen cepet-cepet diewek si Budi… hihiihii”

“Makanya gue kalau ngewek mah gak bakal ada kata penis, vagina, anu, barangmu, atau barang gue… mending langsung aja teriak memekkuuu, entooottt ibuuuuh, jilatin susu ibu, masukin kontolmuuuh! Hahahahaha” jawabku senang…

“Eh Sis… trus gimana nih rencana detilnya, tugas gue apa, tugas lu apa, trus kapan gue gabungnya, apa nunggu lu orgasme dulu atau suka-suka gue?” Tanya Hesti setelah nafas kami sama-sama tenang.

“Terserah lu aja say, paling juga gue ga bakal tahan, ngebayangin mau main bertiga aja gue langsung naik nih pengen dientot Budi… kalau lu ngerasa ga tahan liatin gue lagi ngewe mending lu langsung gabung aja…”

“Hmmm… gimana besok aja deh, gue yakin ga bakalan tahan ngintipin lu nge… nge… diewek ama Budi…”

“Yak elah, lu susah banget bilang ngewek… ngentoooottttt!!” tegasku sambil mencubit puting susunya.

“Auuuhhh iyaah iyaah nngentot kontol si Budi! Hahahahah! Gue mau Budi ewek memek gue sampe ngecroooottttt!!! Hmmm puasss puasss?!”

“Iya, lu jangan tanggung-tanggung ngomongnya, tar kalau lu canggung, si Budi jadi ikutan canggung… hehehe…”

Jadilah hari itu kami berbicara tentang semua yang akan kami lakukan saat pertama kali 3some dengan anak angkatku.

Permainan lesbong antara aku dan Hesti hari itu berlangsung 2 jam, kami benar-benar menikmatinya, tentu sambil membayangkan kontol Budi yang akan kami nikmati keesokan harinya. Di sela-sela permainan itu aku dan Hesti mengatur bagaimana mengimbangi keperkasaan Budi besok. Aku dan Hesti sama-sama punya pengalaman ngentot dengan si perkasa itu dan terbukti selama ini kami berdua rasanya masih jauh dari stamina super si Budi.

Kalau aku biasanya orgasme hingga 6 kali dalam 1 ronde permainan, Hesti ternyata lebih sering lagi, ia bilang Budi sanggup membuatnya orgasme sampai 10 kali tiap ronde, dengan jeda istirahat tak lebih dari 5 menit saja. Kalau denganku Budi biasa main hingga 2 jam, maka dengan Hesti ia sanggup sampai 3 atau bahkan 4 jam nonstop!

Ah, aku dan Hesti benar-benar tak sabar ingin segera dientot kontol besar si Budi! Dan hari itu kami mempraktekkan semua gaya dan pola ngentot yang akan kami pakai untuk melawan kebuasan birahi Budi!

Semua yang aku dan Hesti lakukan hari itu akan kami praktikkan pada acara 3some besok, Hesti berharap Budi benar-benar terkejut dengan aksi-aksi kami dalam melayani kebuasan nafsu seksualnya. Hingga sesampai di rumahpun memekku terus mengeluarkan cairan akibat membayangkan apa yang baru saja kulakukan bersama Hesti, ia juga sama, beberapa kali Hesti mengirim teks ke hp ku, mengatakan betapa ia sudah tak tahan ingin segera menelan mentah-mentah kontol Budi dalam memeknya!

End of Logi 3 Part 4…

Bersambung ke Logi 3 Part 5

First 3Some!!

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu