3 November 2020
Penulis —  Antingmama

Akibat Merusak Gagang Pintu

Satu Bulan Kemudian

POV Ambar

Ambar Tjokrowardoyo

Sudah beberapa bulan ini aku menjalin hubungan dengan Andi. Walaupun dari luar dia terlihat misterius dan agak tertutup namun pada dasarnya dia adalah anak yang ramah dan cerdas. Aku pun mulai jatuh hati padanya. Namun sebagai perempuan aku masih menunggu apakah dia benar-benar menyukaiku atau hanya ingin menganggapku sebagai temannya.

Malam minggu di bulan Desember, Andi mengajakku makan malam. Aku pun mengiyakan ajakannya dengan senang hati. Setelah berdandan pada rapi tepat pada pukul 7 malam Andi pun datang dengan motornya untuk menjemputmu makan malam.

“Ma, aku pergi dulu ya”. Pintaku pada Mama sambil berdiri di depan pintu yang sudah terbuka.

“Mau kemana malem Minggu begini Cah Ayu?” Tanya Mamaku.

“Aku mau jalan dulu sama Andi”. Jawabku pada Mama.

“Aduh aduh, anak Mama lagi kasmaran ya ceritanya hihihi!” Tawa Mamaku pelan.

“Udah Mama nih godain aku terus deh. Aku pergi dulu ya sekarang”. Ujarku sambil tersipu malu.

Tak lama kemudian Andi pun turun dari motornya lalu menghampiri Mamaku.

“Assalamualaikum Tante”. Ujar Andi sambil mencium tangan Mama.

“Waalakumsalam, eh nak Andi mau kemana malem Minggu gini sama Ambar?” Tanya Mamaku pada Andi.

“Ini kita mau makan bareng Tante”. Jawab Andi pada Mama.

“Yaudah boleh tapi nanti pulangnya jangan malem-malem ya, soalnya lagi musim begal sekarang”. Terang Mamaku memberi izin sambil mengingatkan pada kami soal banyaknya musim begal akhir-akhir ini di Kota Solo.

“Iya Ma, tenang aja kita gak malem-malem banget kok pulangnya”. Kataku padanya. Setelah mendapatkan izin aku dan Andi pun mencium tangan Mama lalu pergi makan malam dengan motor Andi.

Setelah berjalan setengah jam akhirnya kami sampai di sebuah restoran steak yang cukup terkenal di Kota Solo. Setelah mendapat tempat duduk kami berdua pun memesan makanan. Selesai memesan sembari menunggu makanan datang kami berdua pun mengobrol satu sama lain. Ya kebanyakan sih soal nostalgia masa SMA.

Tak lama kemudian pesanan makanan kami pun datang. Karena sudah sama-sama lapar akhirnya kami pun menyantap hidangan steak daging itu dengan lahap.

Setelah hampir menyelesaikan makanan kami tiba-tiba Andi pun berkata.

“Mbar, aku mau ngomong sama kamu”.

“Iya Ndi kamu mau ngomong apa?” Tanyaku pada Andi.

“Aku pengen kita lebih serius Mbar”. Andi pun mulai mengutarakan perasaannya padaku.

“Maksudnya?” Tanyaku tetap berusaha tenang walau hatiku sudah mulai deg-degan.

“Aku mau kita jadian”. Kata Andi sambil memegang tanganku.

“Deg”. aku pun terdiam sejenak. Walaupun aku sudah menduga hal ini akan terjadi, namun tetap saja aku merasa deg-degan. Aku pun menjawab tembakannya padaku.

“Iya Ndi, aku mau jadian sama kamu”. Kataku pelan sambil agak tertunduk karena malu-malu.

“Makasih ya sayang”. Kata Andi sambil mengusap pipiku dengan lembut.

Setelah selesai makan, kami pun tidak langsung pulang dulu, tapi kami bermain-main dulu di taman kota. Saat duduk di taman aku pun mulai membuka percakapan.

“Enak ya malem-malem gini main ke taman. Aku jadi inget dulu suka main kesini bareng temen-temen SMA dulu”. Kataku padanya. Memang semasa SMA dulu aku suka main kesini bersama teman-temanku. Namun hari ini suasananya beda. Aku main kesini bersama seorang laki-laki yang sangat kucintai dan baru saja menyatakan perasaannya satu jam yang lalu.

“Tapi sekarang kamu main kesini barengan sama aku, pasti suasananya beda kan”. Ujar Andi padaku sambil tersenyum. Aku pun hanya menjawabnya dengan senyuman. Tak lama kemudian wajah kami semakin lama semakin dekat dan akhirnya “CUPP CUPP” kedua bibir kami pun saling bertemu dan berpelukan tubuh satu sama lain.

POV Ratna

Malam Minggu ini aku hanya berdua saja dengan anak bungsuku Sekar yang sudah tidur. Widya yang sudah beranjak SMA tadi izin pergi bersama teman-temannya sementara Andi izin pergi dengan Ambar anak dari Jeung Riana sahabatku sesama pengusaha jamu. Suamiku sendiri sedang keluar kota meninjau proyek. Saat sedang mencuci piring di dapur tiba-tiba aku merasa mual lalu muntah-muntah di wastafel dapur.

“Hoek Hoek Hoek Hoek Hoek!” Kukeluarkan isi perutku di wastafel dapur

“Ah kenapa aku ini? Kenapa rasanya badanku pusing dan mual-mual ya?”

“Oh Aku sudah telat datang bulan 2 minggu, apa aku hamil ya?” Tanyaku pada diri sendiri dengan gusar.

Akhirnya kuberanikan diri untuk mengambil test pack yang ada di laci kamarku. Aku pun coba mengetes urineku di toilet. Setelah mengetes urineku dengan 3 test pack yang aku punya, aku pun kaget setengah mati. AKU POSITIF HAMIL! Semua test pack yang aku coba menunjukkan tanda plus alias positif.

“Ya ampun siapa ayah dari anak ini?” Suamiku walaupun belakangan ini hubungan kami agak mendingin, tapi dia masih menyetubuhiku walaupun frekuensinya sudah mulai jarang, sedangkan dengan Andi aku sudah seperti kecanduan melakukan seks dengannya. Terakhir yang paling berkesan saat kami merayakan ulang tahunnya di pantai Parangtritis sebulan yang lalu.

Aku pun menangis terisak-isak mengetahui aku hamil anaknya Andi. Aku ingat bahwa dulu aku ada kesempatan untuk bertaubat untuk mengakhiri semua ini dengan mengikuti pengajian dan mulai memakai jilbab. Namun bujuk rayu Andi membuat aku lupa dengan keinginanku untuk bertaubat dan kembali terlena dengan permainan incest ini.

Akibatnya aku harus menanggung anak hasil hubunganku dengan Andi. “Ya Allah maafkan hambamu yang penuh dosa ini Hiks hiks hiks”. Kataku sambil menangis tersedu-sedu. Setelah selesai menangis di kamar mandi aku pun keluar dari situ lalu pergi menuju ranjangku. Sebelum tidur aku pun merenung sejenak. “Mungkin saat ini aku harus merelakan diri untuk jadi pemuas nafsu anakku.

Namun aku bertekad setelah dia menikah aku tidak ingin hal ini terulang lagi karena aku memikirkan perasaan istri Andi kelak bagaimana jika dia tahu bahwa suaminya pernah melakukan incest dengan Ibu kandungnya sendiri. Anak yang sudah terlanjur ada di kandunganku saat ini akan aku rawat sebaik mungkin.

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu