2 November 2020
Penulis —  thealfonso

Dosaku

Begtiu aku meneguk minumanku, tanganku menelusup pula ke dalam celana trainingnya. Dan… Duh.

betapa kerasnya burung Jonson.

Aku mengelusnya.

“Sayang, besar sekali dan keras,” kataku bermanja.

“Ya.. itu milikmu Mama sayang,” katanya.

“Jangan panggil aku Mama sayang…” “Lalu…?” “Jika kita berdua seperti ini, panggil saja namaku…” “OK.. Linda ku tercinta…” Aku terasa seperti terbang melayang, namaku dipanggil dengan lembut oleh Joinson. Telingaku senang m endengarnya.

“Panggil namaku sekali lagi sayang,” kataku.

“Oh… my Linda, may darling, my honey…” bisiknya.

Aku terbuai dan melayang serta aku demikian bahagia. Aku melapaskan pelukanku dan aku menurunkan celana traningnya.

Kemudian aku berjungkon di antara ke dua kakinya. Kutangkap burungnya, kuelus, kemudian kujilat. Burungnya aku masukkan ke dalam mulutku dean aku menjilatinya, bagaikan aku sedang menjilati es krim.

“Nikmat sekali Lindaku tersayang,” katanya. Saat itu juga aku melapaskan celana dalamku dan aku naik ke pangkuannya, KUkangkangi kedua kakinya, seperti apa yang kulakukan di kolam renang tadi. Perlahan kutuntun burungnya memasuki vaginaku dan burung yuang keras itu bersembunyi di dalam vaginaku. Kukeluarkan tetekku dan kusodorkan ke dalam mulutnya.

“Habisi dia sayang. Isap dan jilat.

Aku istrimu kan?” bisikku. Jonson berdiri memelukku dan membawaku ke dalam kamar.

Walau dalam pelukannya, burungnya tetap bersembunyi di dalam vaginaku. Kamui demikian menikmati keindahan kami berdua. Dalamkeadaan berpakaian kami bersetubuh dan di kamar aku tidak ditelentangkan di atas tempat tidur, tapi tetap dipanguannya. Leherku diciuminya dan telingaku terus menerus mendengarkan suara pujiannya. “Kamu cantik sekali Linda. Aku mencintaimu.” “Aku juga mencintaimu Jonson. Aku suka kontolmu yang besar ini.” “Aku juga suka memekmu yang padat ini.” “Ya… Dia milikmu sayang.” “Aku ingin kita terus menerus seperti ini, Sayang,” “Ya Jonson. Aku juga kita bisa terus menerus seperti ini.” Aku takut, kamu bisa hamil,” katanya.

“Jangan takut sayang. Aku sudah tidak bisa hamuil lagi. Kami dulu punhjya program dua nak saja,”: kataku. Dia tersenyum dan aku juga tersenyum. “Kamu tidak mabuk lagi, kan sayang?” bisiknya.

“Aku hanya berpura-pura mabuk saja sayang,” kataku. Dia kembali tersenyumd ana aku juga tersenyum.. Lidah kami salit bertautan dan kami saling mengelus denga penuh kasi sayang kami.

Cinta kamui berdua demikian indah.

Idah sekali.. Angi erus menerus menusuk-nusuk masuk melalui pintu. Rasa dingin mulai menjalar di tubuh kami. Kami berpelukan menghangatkan t7ubuh kami dan kami saling menjilat dan mencium. “Hayo sayang, kita tuntaskan,” bisikku.

“Ya… kita tuntaskan,” jawabnya. Dia pun memelukku dan memutar- mutar tubuhku dan aku mengikuti irama putarannya. Kami saling merespons dan kami terus berayun- ayun ditaman surga yang kami ciptakan sendiri. “Linda.. aku sudah mau sampai,” katanya.

“Ya sayang, aku juga. Teruslah…” kataku.

Kami terus berpelukan. Semakin lama semkian kencang dan suara ranjang berdenyit-denyit, seakan menjerit tak mampu menahankan nuansa birahi kami. Akhirnya aku sampai juga, bersamaan dengan beberaopa kali tembakan sperma dari Jonson. pelukan kami semakin kuat dan aku mengggigit bahunya, sembari mencengkram tengkuknya.

Aku sampai… kataku histeri. Kami berdua pun dian dan kami masihy saling berpelukan.

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu